Jenis Kata

ranggaku 4 Juni 2023

Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kamu sering membaca, mendengar, atau mengucapkan kalimat.

Untuk membuat kalimat itu menjadi sempurna, kamu bisa memilih kata yang sesuai dengan maksud dari kalimat tersebut.

Tapi, apakah kamu tau apa itu kata? Jadi,

Kata merupakan kumpulan dari beberapa huruf yang membentuk sebuah makna tertentu.

Jenis-jenis kata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan bentuk dan kategorinya. Ingin tahu? Yuk simak!


Jenis Kata Berdasarkan Bentuknya

Jenis Kata Berdasarkan Bentuknya

Kata berdasarkan bentuknya ini dibagi lagi menjadi 4 jenis, diantaranya yaitu:

1. Kata Dasar

Kata dasar yaitu kata yang belum memiliki imbuhan, jadi belum mengalami perubahan bentuk dan makna.

Contoh kata dasar:

Makan, tidur, baca tulis masak

Dalam hal ini, sebuah kata dasar akan mengalami perubahan bentuk, fungsi, dan makna saat mendapat imbuhan, seperti:

  • makan + an = makanan

Kata dasar “makan” kalo mendapatkan imbuhan -an, akan menjadi “makanan”. Fungsinya berubah dari verba menjadi nomina.

Sedangkan, maknanya berubah dari kegiatan makan menjadi benda atau sesuatu yang dimakan.

 

2. Kata Ulang

Kata ulang yaitu kata yang mengalami pengulangan, bisa dalam bentuk asli atau perubahan suku kata dan imbuhan yang mengubah makna kata sebelumnya.

Berdasarkan bentuknya, kata ulang ini dibagi lagi menjadi beberapa yaitu:

  • Dwilingga (kata ulang penuh). Contohnya: rumah-rumah, bunga-bunga, buku-buku.
  • Dwipurwa (kata ulang sebagian/suku awal). Contohnya: lelaki, tetangga, leluhur.
  • Dwilingga salin suara (kata ulang berubah bunyi). Contohnya: bolak-balik, mondar-mandir, corat-coret.
  • Dwiwasana (kata ulang bagian belakang). Contohnya: pertama-tama, sekali-kali, berubah-ubah.
  • Trilingga (kata ulang tiga kali variasi). Contohnya: dag-dig-dug, cas-cis-cus, dar-der-dor.

Kata ulang berimbun dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

  • Kata ulang progresif. Contohnya: pukul-pukulan, tarik-tarikan.
  • Kata ulang regresif. Contohnya: pukul-memukul, tarik-menarik.
  • Kata ulang semu (keseluruhan dan tidak bisa dipisahkan). Contohnya: kupu-kupu, pura-pura, laba-laba.

Kata ulang kemudian menghasilkan atau merubah makna kata, yaitu:

  • Kata ulang bermakna mirip/sama. Contohnya: kemerah-merahan, kebapak-bapakan.
  • Kata ulang bermakna saling. Contohnya: tukar-menukar, tolong-menolong.
  • Kata ulang bermakna intensitas (tingkatan). Contohnya: bertahun-tahun, jalan-jalan.
  • Kata ulang bermakna bilangan. Contohnya: satu-satu, dua-dua.
  • Kata ulang bermakna jamak/situasi. Contohnya: buah-buahan, mobil-mobil.
  • Kata ulang bermakna keadaan/situasi. Contohnya: hidup-hidup, pendek-pendek.
  • Kata ulang bermakna tindakan. Contohnya: terus-menerus, lagi-lagi.
  • Kata ulang bermakna kegiatan. Contohnya: jahit-menjahit, masak-memasak.

3. Kata Majemuk

Kata majemuk merupakan gabungan dua kata yang kemudian membentuk makna baru.

Kalo kata majemuk dipisahkan, maka kata tersebut akan kembali dengan makna aslinya.

Ciri-ciri kata majemuk, yaitu:

  • Tidak bisa disisipkan kata lain. Contoh: Mata Air, tidak bisa disisipi mata pada air atau mata untuk air. Keduanya punya makna yang berbeda.
  • Tidak bisa ditukar posisi katanya. Contoh: Kereta Api, tidak bisa ditukar posisi menjadi api kereta. Keduanya punya makna yang berbeda.
  • Tidak bisa diperluas atau diberi imbuhan. Contoh: Kambing Hitam, tidak bisa diberi imbuhan jadi meng-kambing hitam. Tapi, bisa diimbuhi dengan awalan dan akhiran jadi meng-kambing hitam-kan.

Kata majemuk ini, dibedakan sesuai dengan bentuk penulisan dan maknanya, yaitu:

Jenis kata majemuk sesuai bentuk penulisannya, yaitu:

  • Kata majemuk senyawa, yaitu kalo tiap unsur kata digabung. Contoh: Matahari, kacamata, segitiga.
  • Kata majemuk tidak senyawa, yaitu kalo tiap unsur kata dipisah. Contoh: Mata air, harga diri, kereta api.

Jenis mata majemuk sesuai bentuk maknanya, yaitu:

  • Kata majemuk beridiom, yaitu kata majemuk yang punya makna baru yang berbeda atau melenceng dari makna kata dasarnya. Contoh: Buah hati, angkat kaki.
  • Kata majemuk semi idiom, yaitu kata majemuk yang masih bisa ditemukan makna asli dari kata dasarnya. Contoh: Rumah sakit, orang tua.

4. Kata Serapan

Kata serapan yaitu kata yang berasal bukan dari Bahasa Indonesia (Bahasa Daerah/Asing) yang diintegrasikan dalam Bahasa Indonesia buat menambah kosa kata.

Tata cara penulisan kata serapan ini ada panduannya tersendiri yang udah diatur oleh Badan Bahasa.

Berikut ini, ada beberapa cara masuk atau serapan bahasa asing kedalam Bahasa Indonesia, yaitu:

  • Adopsi, yaitu penyerapan bahasa asing secara menyeluruh. Contoh: Supermarket, bus, radio, film.
  • Adaptasi, yaitu penyerapan bahasa asing dimana ejaan dan cara penulisan disesuaikan dengan aturan Bahasa Indonesia. Contoh: Organisasi, abstrak, diskon, foto.
  • Pungutan, yaitu penyerapan bahasa asing dengan mengambil konsep dasar yang kemudian dicari padanan katanya (diterjemahkan). Contoh: Background, whiteboard, reschedule.

Kata-kata serapan ini, biasanya diambil dari berbagai bahasa, diantaranya seperti berikut ini:

  • Bahasa Inggris, seperti book = buku atau coffee = kopi
  • Bahasa Jawa Kuno atau Sansekerta, seperti duraka = durhaka atau sahaya = saya
  • Bahasa Arab, seperti abad = abad atau halal = halal
  • Bahasa Belanda, seperti akte = akte atau kaartjes = karcis
  • Bahasa Latin, seperti eror = eror atau familia = keluarga
  • Bahasa China, seperti cincau = cincau atau encing = tante
  • Bahasa Portugis, seperti banco = bangku atau armada = armada

Jenis Kata Berdasarkan Kategorinya

Jenis Kata Berdasarkan Kategorinya

Kata berdasarkan kategorinya ini dibagi lagi menjadi 11 jenis, diantaranya sepeti berikut ini:

1. Kata Keterangan

Kata keterangan merupakan kata yang menjelaskan kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan lainnya.

Perlu dipahami, kalo kata keterangan pernah tidak menerangkan kata benda dan kata ganti nama.

Kata keterangan ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Kata keterangan waktu = Pagi, siang, sore, malam, besok, lusa, kemarin, nanti.
    Contohnya: Saya membeli baju itu kemarin.
  • Kata keterangan tempat = (Diawali dengan kata depan, di ke, dari, pada) taman, rumah, pasar, sekolah, halaman.
    Contohnya: Ayah mengantarkan adik ke sekolah.
  • Kata keterangan alat = Dengan, menggunakan.
    Contohnya: Ibu memasak sayur bayam menggunakan panci baru.
  • Kata keterangan syarat = Jikalau, seandainya, misalkan, asalkan.
    Contohnya: Lala akan sangat bahagia seandainya dia menang lomba.
  • Kata keterangan sebab = Sebab, karena
    Contohnya: Taylor jatuh karena Ronald mendorongnya dari belakang.

2. Kata Sifat

Kata sifat atau adjektiva merupakan kata yang menerangkan kata benda dan kata ganti nama.

Kata sifat terbagi menjadi dua jenis, yaitu kata sifat bertaraf dan kata sifat tak bertaraf yang didalamnya terbagi lagi jadi beberapa kategori.

Tidak cuma sebagai keterangan, kata sifat juga bisa digunakan sebagai predikat.

A. Adjektiva Bertaraf

Kata adjektiva bertaraf merupakan kata sifat yang mempunyai tingkatan atau urutan atau ukuran.

Dalam hal ini, seperti halnya kata “dekat”, bertaraf = dekat, cukup dekat, sangat dekat, dekat sekali.

Adjektiva bertaraf ini, dibagi dalam beberapa kategori diantaranya sebagai berikut:

  • Pemberi sifat = Bersih, indah, panas, dingin, aman, cocok
  • Sikap atau perilaku = Bahagia, bangga, lembut, iba, kagum, rindu, sedih, yakin
  • Ukuran = Berat, ringan, tinggi, rendah, panjang, pendek, besar, kecil, tebal, luas
  • Waktu dan usia = Lama, lambat, singkat, sering, jarang, larut, mendadak
  • Warna = Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
  • Kuasa tenaga = Kuat, lemah, segar, lesu, tegar
  • Jarak = Jauh, dekat, akrab
  • Kesan = Cantik, manis, tampan, wangi, bau, kasar, halus, lembut, manis, pahit, lezat, merdu.

B. Adjektiva Tidak Bertaraf

Adjektiva tidak bertaraf merupakan kata sifat yang tidak mempunyai tingkatan atau urutan atau ukuran.

Adjektiva tidak bertaraf = buntu, mutlak, sah, tunggal, ganda, bulat, lonjong, lurus, bengkok, abadi

Contoh kata sifat dalam sebuah kalimat, yaitu:

  • Asmara memiliki paras yang cantik, dia juga memiliki sifat yang lembut.
  • Ibu membelikan baju kuning dan celana hitam untuk hadiah ulang tahun Sandi.
  • Thoriq dan Bilqis telah sah menjadi sepasang suami dan istri.

3. Kata Sambung

Kata sambung yaitu kata yang menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf agar saling berkaitan.

Berikut ini, ada beberapa jenis-jenis kondungsi, diantaranya yaitu:

A. Konjungsi Koordinatif (Setara)

  • Penggabungan = dan, serta
  • Pemilihan = atau
  • Pembatasan = kecuali, hanya
  • Pertentangan = tetapi
  • Pembetulan = hanya, melainkan,sedangkan
  • Penegasan = bahkan, malah, apalagi, itupun, padahal, jangankan, lagipula
  • Persamaan = adalah, ialah
  • Urutan = lalu, kemudian, selanjutnya
  • Kesimpulan = jadi, karena itu, oleh sebab itu

B. Konjungsi Subordinatif (Bertingkat)

  • Waktu = besok, dulu, sudah, telah, sedang, akan, sejak, selama
  • Syarat = jika, kalau, apabila, asalkan, bilamana
  • Sebab = sebab, karena, lantaran, berkat
  • Akibat =maka, sehingga
  • Alat atau cara = dengan, tanpa
  • Tujuan = untuk, agar, supaya
  • Penjelasan = yang, bahwa
  • Perbandingan = seperti, bagaikan, sebagaimana, daripada
  • Pengandaian = seandainya, andaikan, seumpama
  • Perlawanan = walaupun, meskipun, kendatipun, sekalipun, biarpun

C. Konjungsi Korelatif (Berpasangan)

  • Baik – maupun
  • Bukan – melainkan
  • Tidak – tetapi.

D. Konjungsi Antarkalimat

  • Oleh sebab itu
  • Dengan demikian
  • Oleh karena itu
  • Begitu
  • Kecuali itu
  • Sebaliknya
  • Sesungguhnya
  • Bahwasannya
  • Akan tetapi
  • Dan
  • Bahkan
  • Tetapi
  • Namun
  • Maka
  • Sedangkan
  • Sesudah
  • Setelah
  • Meskipun.

4. Kata Ganti

Kata ganti atau pronomina merupakan kata yang digunakan untuk mengacu kepada kata benda lain.

Kata ini sering dipakai buat menggantikan nomina yang udah diketahui agar gak disebutkan berulang-ulang. Kata ganti biasanya, ada pada subjek atau objek.

Berikut dibawah ini, ada beberapa jenis-jenis kata ganti atau pronomina, yaitu:

A. Kata ganti persona

Kata ganti persona ini dibagi lagi menjadi 2 jenis, diantaranya sebagai berikut ini:

  • Kata ganti persona tunggal, adalah:
    • Pertama = saya, aku
    • Kedua = kamu, Anda, engkau
    • Ketiga = dia, ia, beliau
  • Kata ganti persona jamak, adalah:
    • Pertama = kami, kita
    • Kedua = kalian
    • Ketiga = mereka.

B. Kata ganti petunjuk

Kata ganti petunjuk ini dibagi menjadi 2 jenis, diantaranya sebagai berikut ini:

  • Kata ganti petunjuk umum = ini, itu
  • Kata ganti petunjuk tempat = di, dari, ke, pada.

C. Kata ganti penanya = apa, siapa, kapan, dimana, kenapa, bagaimana, berapa.

D. Kata ganti penghubung = yang.

E. Kata ganti pemilik = -ku, -mu, -nya, kami, mereka.

F. Kata ganti tak tentu = para, seseorang, barang siapa, sesuatu, masing-masing.

Contoh kata ganti dalam sebuah kalimat, diantaranya yaitu:

  • Mereka adalah saudara perempuan dari ayahku.
  • Paman Sam berasal dari Amerika.
  • Kapan rumah itu selesai dibangun?
  • Perempuan itu adalah kekasihku.

Pronomina atau kata ganti digunakan supaya sebuah kalimat atau paragraf menjadi lebih efektif dan efisien.

Hal ini agar penulis gak menuliskan subjek, nama orang atau benda, terus-menerus. Dengan begitu, kalimatnya jadi lebih lugas dan gak bertele-tele.

 

5. Kata Depan

Kata depan adalah kata yang berada sebelum kata benda, kata kerja dan kata keterangan lain yang memiliki hubungan makna.

Kata depan mempunyai beragam fungsi yang berhubungan dengan makna dari kata yang mengikutinya.

Fungsi dari kata depan dalam hal ini, diantaranya seperti berikut:

  • Kata depan sebagai arah asal.
  • Kata depan sebagai arah tujuan.
  • Kata depan sebagai tempat keberadaan.
  • Kata depan sebagai pelaku.
  • Kata depan sebagai alat atau cara.
  • Kata depan sebagai hal atau masalah.
  • Kata depan sebagai perbandingan.
  • Kata depan sebagai sebab akibat.
  • Kata depan sebagai tujuan atau maksud.
  • Kata depan sebagai demi atau alasan.

Jenis-jenis kata depan, yaitu:

  • Kata dasar = dari, di, dengan, ke, oleh, pada, sejak, sampai, seperti, untuk, buat, bagi, akan, antara, demi, hingga, kecuali, tentang, seperti, serta, tanpa.
  • Kata berafiks = bersama, beserta, menuju, menurut, sekitar, selama, seluruh, bagaikan, terhadap, melalui, mengenai.
  • Preposisi gabungan = kepada, daripada, oleh karena itu, antara – dengan, sejak – sampai.

Contoh kata depan dalam sebuah kalimat, yaitu:

  • Pak Dadang bekerja banting tulang demi menghidupi keluarganya.
  • Gabrielle bersama keluarganya merayakan hari lebaran di desa.
  • Sejak 2014 sampai 2019 Bapak Jokowi telah memimpin Indonesia.

6. Kata Bilangan

Kata bilangan yaitu kata yang dipakai buat menghitung jumlah wujud (orang, binatang, barang), urutan dalam suatu rangkaian angka atau konsep jumlah.

Kata bilangan sering ditulis sebelum kata benda atau nomina buat memberikan keterangan yang berhubungan dengan jumlah atau urutan.

Berikut ini, ada beberapa jenis-jenis dari kata bilangan, diantaranya yaitu:

  • Kolektif (prefiks ke-, ber-) = kedua, ketiga, berempat, berlima
  • Distributif (mengulang kata bilangan) = masing-masing, tiap-tiap, satu-satu
  • Klitika = eka-, dwi-, tri-, dan seterusnya
  • Tak tentu = banyak, beberapa, semua, berbagai, seluruh, segenap
  • Ukuran = gram, liter, meter, kilo, lusin, kodi
  • Tingkat = pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya
  • Pecahan = seperdua, empat perdelapan

Contoh kata bilangan dalam sebuah kalimat, diantaranya seperti berikut ini:

  • Masing-masing siswa mendapatkan kesempatan untuk meminjam buku di sekolah.
  • Ibu membeli satu lusin gelas kaca.
  • Ketiga gadis itu adalah penjual rokok.

7. Kata Benda

Kata benda yaitu kata yang menyatakan wujud atau kebendaan yang bisa dibagi menjadi kata benda umum dan kata benda khusus.

Jenis kata benda ini sangat penting dalam struktur kalimat, karena nomina sering dipakai sebagai subjek dalam kalimat.

Ciri-ciri kata benda, diantaranya sebagai berikut ini:

  • Cenderung menduduki fungsi subjek, objek, dan pelengkap apabila predikatnya adalah kata kerja.
  • Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, pengingkarnya adalah kata bukan.
  • Biasanya diikuti oleh kata sifat, baik langsung maupun dengan kata hubung yang.

Jenis-jenis kata kerja, diantaranya adalah:

A. Kata Benda Dasar

Kata benda dasar diantaranya yaitu orang, institusi, binatang, tumbuhan, buah-buahan, bunga-bungaan, peralatan, bahan baku, geografi, makanan dan minuman.

Kata benda dasar orang kemudian diklasifikasikan jadi nama diri, nama perkerabatan, nama ganti, nama jabatan, nama gelar dan pangkat.

B. Kata Benda Turunan

Kata benda turunan ditandai dengan afiks seperti dibawah ini:

  • ke- = kekasih, ketakutan (ke- + -an)
  • ter- = tersangka, terduga
  • pe- = petinju, penulis
  • per- = perawat, perkantoran (per- + -an)
  • peng- = pengadilan (pe- + -an)
  • -an = makanan, pikiran

Contoh kata benda dalam sebuah kalimat, yaitu:

  • Saya membeli satu kilo mangga di pasar.
  • Arman memiliki kekasih yang sangat cantik dan pintar.
  • Bakso berbentuk bulat, dan memiliki rasa yang sangat lezat.

8. Kata Sandang

Kata sandang merupakan kata yang membatasi kata benda yang tidak memiliki makna.

Kata sandang sendiri cuma dipakai sebagai penjelas kata-kata yang ada di depannya.

Kata sandang mempunyai fungsi sebagai pembeda kata atau frase, selain itu juga buat membentuk kata ganti orang atau kata benda.

Jenis-jenis kata sandang, diantaranya sebagai berikut dibawah ini:

  • Kata sandang sebagai kata ganti orang atau benda, yaitu kata “Si” dan “Yang”.
  • Kata sandang buat menyatakan jumlah tunggal, yaitu kata Yang, Sang, Hyang, Sri, Dang, dan Hang.
  • Kata sandang buat menyatakan kelompok, yaitu kata Para, Kaum, dan Umat.

Contoh kata sandang dalam sebuah kalimat, yaitu:

  • Si Kancil adalah tokoh utama dalam cerita tersebut.
  • Sang raja dari Arab sedang melakukan kunjungan ke Indonesia.
  • Para warga RT. 01 Sokaraja Wetan sedang melakukan pemungutan suara.

Kata sandang seringnya gak bisa berdiri sendiri tanpa adanya nomina atau kata benda yang lain.

Karena, kata sandang merupakan pelengkap atau penjelas dari kata yang muncul setelahnya.

 

9. Kata Seru

Kata seru merupakan kata yang mengungkapkan rasa hati atau ekspresi dari pembicara.

Kata seru ini kadang berupa kata tunggal atau frasa yang menunjukkan emosi seseorang.

Ungkapan emosi yang ditampakkan adalah seperti rasa marah, senang, sedih, heran, kagum, terkejut, dan sebagainya.

Ciri-ciri kata seru, diantaranya sebagai berikut ini:

  • Memiliki intonasi yang menggambarkan perasaan;
  • Biasanya menggunakan tanda seru (!).

Jenis-jenis kata seru, diantaranya adalah:

A. Kata Seru Berdasarkan Bentuknya:

  • Kata seru asli = ah, wow, hey, oh, duh
  • Kata seru biasa = aduh, idih, astaga, ayo, masa
  • Kata seru gabungan = masa sih, tidak mungkin, yang benar
  • Kata seru ungkapan = astaghfirullah, puji Tuhan, alhamdulillah, syukurlah
  • Kata seru tiruan bunyi = dor, plak, bum, kring, brak.

B. Kata Seru Berdasarkan Fungsinya:

  • Kata seru panggilan = hey, halo, woy
  • Kata seru ajakan = ayo, mari, yok
  • Kata seru keheranan = aduh, amboi, masa
  • Kata seru kekagetan = astaga, gila, alamak
  • Kata seru kekesalan = sial, ah, idih, ih
  • Kata seru pengharapan = semoga, mudah-mudahan, insya Allah
  • Kata seru syukur = untung, alhamdulillah.

10. Kata Kerja

Kata kerja adalah kata yang menjelaskan tentang suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang.

Kata kerja juga bisa dibuat dengan imbuhan, seperti imbuhan me-, di-, ter-, ber-, me-kan, di-kan, memper-an, memper-i, dan ber-an.

Ciri-ciri kata kerja, diantaranya yaitu:

  • Memiliki fungsi utama sebagai predikat.
  • Bermakna perbuatan, proses, atau keadaan.
  • Bermakna keadaan.
  • Tidak dapat bergabung dengan kata yang bermakna kesangatan (adverbia).

Jenis-jenis kata kerja, diantaranya adalah:

  • Kata kerja transitif

Merupakan kata kerja yang memerlukan objek buat menjelaskan predikat.

Contohnya: Belqis bernyanyi.

Subjek dalam kalimat diatas adalah Bilqis. Sedangkan, Predikatnya adalah bernyanyi. Predikat dalam kalimat ini gak memerlukan Objek.

  • Kata kerja intransitif

Merupakan kata kerja yang tidak memerlukan objek.

Contohnya: Raffi membeli motor.

Subjek dalam kalimat diatas adalah Raffi. Sedangkan, Predikatnya adalah membeli. Predikat dalam kalimat ini memerlukan Objek motor agar kalimatnya logis.

 

11. Kata Berimbunan

Kata berimbuhan merupakan kata dasar yang udah mendapat imbuhan.

Makanya, kata berimbuhan ini akan mengalami perubahan bentuk, fungsi dan juga makna.

Bentuk, fungsi dan makna kata dasar akan berubah sesuai dengan imbuhan yang diberikan, baik di depan, akhir, tengah atau campuran dari ketiganya.

Jenis-jenis kata berimbuhan, diantaranya sebagai berikut ini:

A. Awalan (Prefiks)

Imbuhan-imbuhan yang merupakan awalan diantaranya meng-, ber-, ter-, pe-, di-, dan ke-.

Contohnya:

  • Meng- + ucap (kata benda) = menyapu (kata kerja).
  • Ber- + bicara (kata benda) = berbicara (kata kerja).
  • Ter- + jatuh (kata kerja) = terjatuh (kata kerja).
  • Pe- + sayang (kata sifat) = penyayang (kata benda).
  • Di- + lempar (kata kerja) = dilempar (kata benda).
  • Ke- + kasih (kata benda) = kekasih (kata benda).

B. Akhiran (Sufiks)

Imbuhan-imbuhan yang merupakan akhiran diantaranya -an, -kan, dan -i.

Contohnya:

  • Makan (kata kerja) + -an = makanan (kata benda).
  • Dengar (kata kerja) + -kan = dengarkan (kata kerja).
  • Hormat (kata sifat) + -i = hormati (kata sifat).

C. Sisipan (Infiks)

Imbuhan-imbuhan yang merupakan sisipan diantaranya -el-, -em-, dan -er-.

Contohnya:

  • Maju (kata kerja) + -el- = melaju (kata kerja).
  • Tali (kata benda) + em- = temali (kata benda).
  • Suling (kata benda) + er = seruling (kata benda).

D. Awalan dan Akhiran (Konfiks)

Imbuhan-imbuhan yang merupakan awalan dan akhiran diantaranya ke-an, ber-an, pe-an, per-an, dan se-nya.

Contohnya:

  • Ke- + keras (kata sifat) + -an = kekerasan (kata benda).
  • Ber- + dua (kata bilangan) + -an = berduaan (kata kerja).
  • Pe- + kerja (kata benda) + -an = pekerjaan (kata benda).
  • Per- + kata (kata benda) + -an = perkataan (kata benda).
  • Se- + cepat (kata sifat) + -nya = secepatnya (kata keterangan).

Itulah beberapa penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis kata beserta beberapa contohnya.

Gimana? Mudah dipahami kan pembahasan diatas tadi? Semoga bisa membantu dan bermanfaat 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Artikel Terkait

Rangkuman Materi Indeks Buku


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Vira
6 Agustus 2023

Teks Deskripsi


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Vira
6 Agustus 2023