Homo Wajakensis

ranggaku 24 Maret 2023

Manusia purba dari genus Homo yaitu termasuk diantara manusia purba yang usianya paling muda.

Diperkirakan, kalo fosil orang kuno udah ada sekitar 15.000 sampai 40.000 tahun sebelum Kristus.

Ada salah satu manusia dari genus Homo, yaitu Homo Wajakensis. Apa sih itu Homo Wajakensis? Kapan ditemukannya? Gimana sih ciri – cirinya?

Penasaran? Yuk kita langsung aja simak pembahasannya tentang Homo Wajakensis pada artikel berikut ini.


Apa Itu Homo Wajakensis?

Pengertian Homo Wajakensis

Homo Wajakensis atau Manusia Wajak merupakan manusia purba yang tinggal di Negara Indonesia.

Fosil homo wajakensis ini pernah ditemukan di tahun 1889 oleh Van Riestchoten, di sebuah ceruk di lereng gunung karst bagian barat laut Campurdarat dekat dengan Tulungagung, Jawa Timur.

Kemudian, pada tahun 1890 seseorang bernama Eugene Dubois menemukan lagi di sebuah tempat yang sama pada penemuan sebelumnya.

Manusia wajak yaitu bisa dibandingkan dengan perkembangan pada periode modern awal dari akhir Plestocene.

Hasil Wajak bisa menunjukkan kalo adanya manusia jenis Homo Sapiens yang udah hidup di wilayah Indonesia dengan sekitar 40.000 tahun yang lampau, yang rasnya gak bisa dibandingkan terhadap ras utama yang ada saat ini.

Jadi, wajak manusia bisa dianggap dalam sebuah ras yang mandiri. Diperkirakan, kalo lelaki Wajak udah berkembang jadi sub-breed Melayu Indonesia dan sekarang jadi sebuah Austromelanesoid.


Sejarah Penemuan Homo Wajakensis

Sejarah Penemuan Homo Wajakensis

Fosil dalam manusia jenis Homo Wajakensis yaitu udah ditemukan dalam tahun 1890 oleh E. Debois di daerah Wajak, tepatnya di Jawa Timur.

Sebuah pencarian buat sisa – sisa wajak manusia bisa menyimpulkan dengan adanya struktur tengkorak berbeda dari struktur tengkorak masyarakat negara Indonesia.

Homo Wajakensis ini mirip sekali dengan orang Australia tua dari Australia.

Karena itu, Eugene Dubois curiga kalo Homo Wajakensis adalah ras Australoide atau leluhur yang mempunyai suatu silsilah dalam keluarga langsung dengan penduduk asli Australia.

Manusia Wajakensis mulai menyebar ke wilayah barat dan timur benua Australia. Rahang bawah dan rahang atas manusia purba ini sangat mirip terhadap manusia purba ras Australia.

Fosil ini yaitu bisa ditemukan di daerah Talgai dan Keilor, yang udah lama hidup di wilayah Australia dan juga Irlandia.

Menurut para ahli, Homo Wajakensis yaitu sebenarnya sama dengan Homo Soloensis, dalam jenis kedua spesies ini, yaitu berasal dari sebuah Plestocene yang udah dikelompokkan.

Karena adanya sebuah sifat fisik yang dekat dengan manusia saat ini. Dalam jenis manusia purba ini, yang tinggal di Indonesia.

Fosil Homo wajakensis itu udah ditemukan tahun 1889 oleh van Riestchoten, termasuk di antara manusia purba dengan usia termuda.


Ciri – Ciri Homo Wajakensis

Ciri - Ciri Homo Wajakensis

Ada beberapa ciri – ciri dari manusia purba jenis Homo Wajakensis yang harus diketahui, yaitu:

  1. Mempunyai suatu tinggi sekitar 1,30 sampai 2,10 meter.
  2. Ada tulang dahi yang panjang.
  3. Terdapat bentuk pipi yang menonjol ke samping.
  4. Mempunyai kapasitas volume otak sekitar 1350 cm³ sampai 1450 cm³ dan otak sekitar +1.300 cm³.
  5. Mempunyai bentuk tulang yang besar dan otot yang kuat.
  6. Mempunyai bentuk wajah yang horizontal dan lebar.
  7. Mempunyai bentuk dahi yang menonjol ke bagian dalam.
  8. Mempunyai berat sekitar 30 kg sampai 150 kg.
  9. Makan makanan yang udah dimasak.
  10. Dalam hidung tersebut yaitu diantara mulut adalah jarak yang begitu cukup jauh.

Kebudayaan dari Homo Wajakensis

Berikut ini ada beberapa kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia wajak atau homo wajakensis didalam kehidupannya, yaitu:

1. Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan ngandong merupakan salah satu kebudayaan yang dihasilkan oleh kehidupan manusia purba jenis Homo Wajakensis.

Kemudian, ada beberapa alat dari kebudayaan Ngandong ini yang ditemukan di daerah Ngandong, Jawa Timur.

Alat tersebut terdiri dari kapak genggam yang terbuat dari batu dan alat-alat yang berukuran kecil atau disebut juga dengan serpih (flake).

Tapi gak cuma itu aja, pada kebudayaan Ngandong ini juga dijumpai sebuah alat yang terbuat dari tulang dan tanduk hewan.

2. Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan

Ada beberapa perkakas yang dipakai dalam kehidupan manusia purba genus wajak yang berasal dari kebudayaan Pacitan ini.

Perkakas itu yang dijumpai oleh seorang ahli arkeologi bernama Von Koenigswald sekitar tahun 1935 di pesisir danau Baksoko, Desa Punung, Pacitan, Jawa Timur.

Alat – alat tersebut terdiri dari kapak genggam, yaitu sebuah kapak yang gak punya gagang dan dipakai dengan cara digenggam.

Gak cuma itu aja, masih ada beberapa alat dari kebudayaan Pacitan ini yaitu Kapak perimbas (chooper), kapak penetak, pahat genggam, dan lain sebagainya.

Nah, itulah pembahasan lengkap tentang Homo Wajakensis pada artikel diatas ini. Semoga, bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan baru buat kalian semua 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

2 pemikiran pada “Homo Wajakensis”

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait

Zaman Mesolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
6 Agustus 2023

Kebudayaan Pacitan


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
5 Agustus 2023

Kebudayaan Ngandong


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
4 Agustus 2023

Kapak Genggam


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Kapak Perimbas


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023