Homo Soloensis

ranggaku 23 Maret 2023

Di Indonesia ada banyak sekali jenis – jenis manusia purba dan salah satunya yang akan aku bahas pada artikel dibawah yaitu manusia purba berjenis Homo Soloensis.

Pernah mendenger apa itu Homo Soloensis? Iya,

Homo soloensis merupakan salah satu manusia purba yang termasuk kedalam genus (Homo) dan spesies dari homo erectus.

Homo erectus soloensis ini adalah nama ilmiah (subspesies) manusia purba yang berasal dari solo.

Yuk! Simak pembahasan secara lengkapnya pada artikel yang ada dibawah ini!


Sejarah Homo Soloensis

Sejarah Homo Soloensis

Sekitar tahun 1931 sampai dengan 1933, ada seorang ahli purbakala yang bernama G.H.R Von Koenigswald, Oppenoorth, dan juga Ter Haar menemukan sebuah fosil manusia purba di suatu Lembah Sungai Bengawan Solo, Desa Ngandong, Daerah Blora dan Sragen, Jawa Tengah.

Manusia purba jenis ini awalnya, berasal dari sebuah Lembah yang ada di wilayah Bengawan Solo.

Makanya, manusia purba jenis ini dinamakan dengan Homo Soloensis atau manusia purba yang berasal dari Solo.

Fosil – fosil yang ditemukan pertama kalinya adalah berupa sebuah gigi, tengkorak, dan juga tulang bagian rahang.


Ciri – Ciri Homo Soloensis

Ciri - Ciri Homo Soloensis

Ada beberapa ciri – ciri dari manusia purba jenis homo soloensis ini, diantaranya sebagai berikut:

  1. Mempunyai volume otak antara 1000 sampai dengan 1200 cc
  2. Otak kecil dari homo soloensis berukuran lebih besar dibanding otak kecil pada manusia Pithecanthropus Erectus
  3. Tengkorak kepaka berukuran lebih besar, kalo dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus
  4. Mempunyai tinggi badan sekitar 130 sampai 210 cm
  5. Otot pada tengkuk yang mengalami penyusutan
  6. Bentuk muka gak menonjol ke depan
  7. Tonjolan pada kening agak terputus di tengah tepatnya di atas hidung
  8. Sudah bisa berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
  9. Bentuk fisiknya hampir seperti manusia saat ini
  10. Berat badannya sekitar 30 sampai 150 kg
  11. Hidup sekitar 40.000 sampai 25.000 tahun yang lalu.

Dari ciri-ciri Homo Soloensis di atas, bisa disimpulkan kalo sifat morfologis dari jenis Homo Soloensis ini udah sangat mirip dengan manusia modern.

Bentuk dari struktur wajah Soloensis ini akan terus berubah dari waktu ke waktu, khususnya dengan menyusut dan juga melebar.

Banyak perubahan yang terjadi, pada warna mata dan juga pada hidung yang udah berkurang dan juga menurun ke bawah.

Jadi, ada perubahan yang terjadi pada dahi, dimana dahi dari Soloensis ini melebar. Penurunan tonjolan di sisi alis atau pelipis udah diamati menyerupai orang yang hidup saat ini.


Kepercayaan Homo Soloensis

Kepercayaan Homo Soloensis

Jadi, manusia purba jenis Homo Soloensis ini termasuk ke dalam keluarga Homo Erectus, mereka punya sistem kepercayaan yang mengatur kehidupan mereka.

Kepercayaan ini muncul dan kemudian berkembang diantara aspek kehidupan mereka.

Mereka percaya, kalo ada seseorang yang lebih besar di dunia ini dari pada diri mereka sendiri yaitu Tuhan YME sang pencipta, penguasa semua langit dan juga bumi.

Mereka sebelumnya pengikut monoteisme kuno yang percaya pada dewa dan kemudian mereka beralih ke Tuhan yang menciptakan makhluk dan juga alam semesta ini.

Dalam kepercayaan ini, ada simbolisme agama yang memanifestasikan dirinya dalam bentuk – bentuk seperti lukisan di gua – gua tersembunyi, teras Punden, kuil, batu berdiri, dan lain sebagainya.


Hasil Kebudayaan Homo Soloensis

Hasil Kebudayaan Homo Soloensis

Ada beberapa hasil kebudayaan dari manusia purba homo soloensis, yaitu:

1. Kapak Perimbas

Kapak perimbas merupakan alat yang dipakai buat menimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata buat berburu.

Alat ini bisa kalian temukan di daerah Gombong (Jawa Tengah), Lahat (Sumatera Selatan), Sukabumi (Jawa Barat), dan juga Goa Choukoutien (Beijing).

2. Perkakas dari Tulang

Alat perkakas dari tulang ini biasanya digunakan sebagai alat buat menusuk, pengorek bahkan dipakai sebagai mata tombak.

Perkakas atau alat yang terbuat dari tulang ini bisa kalian temukan di wilayah Ngandong dekat Ngawi, Jawa Timur.

3. Kapak Genggam

Kapak Genggam yaitu alat yang dipakai sebagai media buat memotong, mencetak bahan habis pakai harian, penggalian umbi, memotong dan juga menguliti hewan.

Cara memakai kapak genggam ini dengan cara kamu menggenggam gagang dari kapak tersebut.

4. Alat Serpih

Alat Serpih merupakan sebuah alat perkakas yang dibuat dari bahan pecahan batu kecil.

Media atau alat serpih ini dipakai sebagai alat buat penusuk, pemotong daging, dan juga pisau.

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

2 pemikiran pada “Homo Soloensis”

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait

Zaman Mesolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
6 Agustus 2023

Kebudayaan Pacitan


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
5 Agustus 2023

Kebudayaan Ngandong


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
4 Agustus 2023

Kapak Genggam


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Kapak Perimbas


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023