Pada awal perkembangan ilmu kimia sebagai suatu ilmu pengetahuan, berlaku klasifikasi senyawa organik dan senyawa anorganik berdasarkan asal – usul senyawa.
Semua senyawa yang berasal dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organik, sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik.
Nah, senyawa organik dan senyawa anorganik ini mempunyai beberapa perbedaan lho! Apa aja perbedaannya?
Jadi, perbedaan senyawa organik dan anorganik ini meliputi asal, unsur-unsur yang terkandung, struktur, dan sifat pada kedua senyawa.
Ingin tahu lebih lengkap dan jelas? Makanya, yuk kita ulas bersama mengenai perbendaan senyawa organik dan anorganik dibawah ini.
Pengertian Senyawa Organik dan Anorganik
1. Senyawa Organik
Senyawa organik merupakan golongan besar senyawa kimia, dimana molekulnya mengandung karbon kecuali oksida karbon, karbonat, dan juga karbida.
Bahan senyawa organik ini dihasilkan melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan berklorofil.
Jadi, penyusun utama dari bahan organik yaitu unsur karbon dalam bentuk senyawa polisacharida seperti pati, sellulosa, hemi-sellulosa, bahan pektin, dan juga lignin.
Selain itu, ada beberapa bahan organik tanah mengandung protein dan senyawa nitrogen lainnya.
Bahan organik secara umum, dibedakan atas bahan organik yang relatif sulit didekomposisi. Karena, disusun oleh senyawa siklik yang sulit diputus dan dirombak jadi senyawa yang lebih sederhana.
Contoh Senyawa Organik, yaitu:
- Padatan: Batu bara, berlian, grafit, asam (asam asetat), gula, lemak, dan lain sebagainya.
- Cairan: Piridina, benzena, asetilena, etanol, dan lain sebagainya.
- Zat volatil: Naftalena.
- Gas: Asetilena, metana, dan lainnya
2. Senyawa Anorganik
Senyawa Anorganik merupakan senyawa yang gak mempunyai atom karbon. Senyawa anorganik bisa dibentuk oleh unsur logam dan logam, non-logam dan logam, dan lain sebagainya.
Selain itu, senyawa anorganik diartikan sebagai senyawa pada alam (di tabel periodik) yang pada biasanya akan menyusun material atau benda yang gak hidup.
Ada 2 jenis senyawa anorganik, diantaranya yaitu:
- Binner
Binner merupakan senyawa yang terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur logam dan unsur non-logam.
- Poliatimok
Poliatimok merupakan senyawa yang mempunyai lebih dari 3 jenis unsur.
Contoh Senyawa Anorganik, yaitu:
- Air [ H2O ]
- Garam [ NaCl ]
- Asam Sulfat [ H2SO4 ]
- Kalsium Karbonat [ CaCO3 ]
- Natrium Hidroksida [ NaOH ]
- Silika [ SiO4 ]
- Natrium Hipoklorit [ NaClO ]
- Silikon Dioksida [ SiO2 ]
- Magnesium Hidroksida [ Mg(OH)2 ]
- Boraks [ Na2B4O7.10H2O ].
Perbedaan Senyawa Organik dan Anorganik
1. Berdasarkan Asalnya
Pada senyawa organik, kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis.
Sedangkan,
Pada senyawa anorganik, kebanyakan berasal dari sumber daya alam mineral (bukan berasal dari makhluk hidup).
2. Berdasarkan Strukturnya
Pada senyawa organik, strukturnya ini lebih rumit daripada senyawa anorganik.
Sedangkan, kalo
Senyawa anorganik, strukturnya ini lebih sederhana dan gak rumit seperti senyawa organik.
3. Berdasarkan Unsur Karbonnya
Semua senyawa organik ini mengandung atau mempunyai unsur karbon didalamnya.
Sedangkan, berbeda dengan senyawa anorganik
Gak semua senyawa anorganik ini mengandung atau mempunyai unsur karbon didalamnya.
4. Berdasarkan Unsur Atom Logamnya
Unsur atom logam pada senyawa organik ini ada. Sedangkan, unsur atom logam pada senyawa anorganik ini gak ada.
5. Berdasarkan Terbakarnya
Pada senyawa organik ini, lebih mudah sekali terbakar.
Sedangkan, kalo
Pada senyawa anorganik ini, tidak mudah terbakar.
6. Berdasarkan Larutnya
Pada senyawa organik ini bisa larut cuma dalam pelarut organik.
Sedangkan,
Pada senyawa anorganik ini bisa larut dalam pelarut organik ataupun dalam pelarut air.
7. Berdasarkan Reaksinya
Pada senyawa organik ini reaksinya sangat lambat. Sedangkan, pada senyawa anorganik ini reaksinya sangat cepat.
8. Berdasarkan Sifatnya
Senyawa organik ini, pada umumnya bersifat non-elektrolit.
Sedangkan,
Senyawa anorganik ini, pada umumnya bersifat elektrolit (konduktor listrik dalam larutannya).
9. Berdasarkan Titik Didih dan Titik Lebur
Pada senyawa organik, titik didih dan titik leburnya sangat rendah.
Sedangkan,
Pada senyawa anorganik, titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
10. Berdasarkan Penyusunya
Perbedaan pada senyawa organik dan anorganik selanjutnya adalah berdasarkan penyusunnya.
Penyusun senyawa organik ini seperti C, H, O, N, S, P, F, CI, dan lain sebagainya.
Sedangkan,
Penyusun senyawa anorganik ini hampir semua unsur termasuk kedalam senyawa anorganik.
11. Berdasarkan Ikatan Kimia
Berdasarkan ikatan kimia, pada senyawa organik ini mempunyai ikatan kimia Covalent.
Sedangkan, kalo
Pada senyawa anorganik ini mempunyai ikatan kimia Ionik dan juga Covalent Polar.
12. Berdasarkan Isomernya
Berdasarkan isomernya, pada senyawa organik ini isomernya ada. Sedangkan, pada senyawa anorganik ini isomernya gak ada.
13. Berdasarkan Contohnya
Contoh senyawa organik ini meliputi protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, asam format, vitamin, polimer, dan lain sebagainya.
Sedangkan,
Contoh senyawa anorganik ini meliputi garam, asam kakodilat, asam karbonat, kalsium kloridina, amoniak, dan lain sebagainya.
NOTE:
-
Sifat non-elektrolit tadi, yang dimiliki senyawa organik artinya senyawa organik (tidak) mampu terionisasi, jadi gak bisa menghasilkan gelembung gas.
-
Sedangkan, sifat elektrolit yang dimiliki senyawa anorganik artinya senyawa anorganik mampu terionisasi, jadi gak bisa menghasilkan gelembung gas.
Itulah tadi, ulasan lengkap mengenai perbedaan senyawa organik dan anorganik beserta pengertian dan contohnya masing – masing.
Semoga pembahasan diatas mudah dipahami dan bisa menambah wawasan serta pengetahuan kalian semua dalam belajar 😀