Zaman Megalitikum

ranggaku 23 Maret 2023

Tahu engga sih kamu, sebelum ke zaman modern seperti sekarang, dulu manusia pernah mengalami zaman praaksara atau zaman batu.

Kenapa sih, kok bisa disebut dengan zaman batu?

Karena, pada zaman dulu hampir semua peralatan yang dipakai buat kegiatan sehari-hari semuanya terbuat dari batu.

Selain dari batu, ada juga peralatan yang terbuat dari kayu, bambu, ataupun tulang.

Karena terbuat dari kayu atau bambu, maka jarang ditemukan fosil yang terbuat dari kedua benda tersebut.

Ingin tahu lebih lengkap dan jauh lagi tentang zaman megalitikum? Yuk simak penjelasan sedikit tentang zaman megalitikum berikut ini.


Pengertian Zaman Megalitikum

Pengertian Zaman Megalitikum

Zaman megalitikum merupakan zaman batu besar.

Kenapa disebut zaman batu besar, karena waktu itu manusia masih hidup memakai batu yang berukuran besar sebagai peralatan sehari-hari.

Menurut hasil analisis dari para ahli arkeolog, menyebutkan bahwa:

Ciri – ciri zaman atau masa megalitikum ini terletak pada fosil yang ditemukan.

Dimana, pada zaman itu ada banyak sekali peninggalan berupa kapak batu, rumah batu, dan perlengkapan lain yang terbuat dari batu.


Sejarah Kebudayaan Megalitikum

Sejarah Kebudayaan Megalitikum

Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan megalitikum ini menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang, yaitu:

1. Megalitikum Tua

Megalitikum tua ini menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum sekitar (2500 sampai 1500 SM) yang dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu).

Contoh bangunan Megalitikum: Arca-arca, Statis, Menhir, Punden berundak-undak.

2. Megalitikum Muda

Megalitikum muda ini menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu sekitar (1000 sampai 100 SM) yang dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu).

Contoh bangunan megalitikum: Dolmen, Arca-arca dinamis, Peti kubur batu, dan Waruga Sarkofagus.

Manusia pada zaman megalitikum udah mempunyai kepercayaan sendiri. Meski, kepercayaan yang diantara bukan kepercayaan terhadap Tuhan, tapi kepercayaan terhadap roh nenek moyang.

Bahkan sampai pada masa sekarang, kepercayaan terhadap roh nenek moyang ini masih dipercayai oleh beberapa kebudayaan.


Ciri – Ciri Zaman Megalitikum

Ada beberapa ciri – ciri mendasar pada zaman megalitikum ini, diantaranya sebagai berikut:

  1. Telah mengetahui system pembagian kerja.
  2. Telah ada pemimpin atau kepala suku.
  3. Sudah memanfaatkan logam buat dijadikan peralatan sehari – hari.
  4. Sudah menerapkan sistem food producing atau bercocok tanam.
  5. Sudah ada norma – norma yang berlaku.
  6. Menggunakan sistem hukum rimba (primus interpercis) yaitu memilih yang terkuat dari yang terkuat.

Kehidupan Zaman Megalitikum

1. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial ini udah ada sejak zaman neolitikum sampai dengan zaman perunggu.

Manusia pada zaman megalitikum ini udah bisa membuat dan meninggalkan kebudayaan di zaman batu besar.

2. Kehidupan Kebudayaan

Megalitikum meninggalkan kebudayaan yang cukup unik dan menarik. Bahkan di zaman modern sekarang ini, kita masih bisa menemui kebudayaan tersebut.

Hal terebut disebabkan adanya suku di Indonesia yang masih tetap melestarikan kebudayaan yang ada di masa atau zaman megalitikum.

Contohnya: Bangunan dengan batu yang berundak, hal tersebut sama dengan peninggalan yang ada di zaman ini yang disebut pundek berundak.

Ada beberapa temuan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut ini:

  • Kapak persegi
  • Kapak lonjong
  • Menhir
  • Dolmen
  • Kubur batu
  • Waruga
  • Sarkobagus
  • Puden berudak-undak
  • Arca – arca.

3. Kehidupan Ekonomi

Pada kehidupan ekonomi ini, alat – alat yang dipakai pada zaman megalitikum yaitu berbahan dasar dari batu.

4. Kehidupan Kepercayaan

Pada kehidupan kepercayaan ini, mulai berinisiatif buat mendirikan bangunan batu yang berukuran besar atau megalitik sebagai tempat beribadah.

Budaya megalitik inilah yang menjadi ciri khas asli dari nenek moyang Indonesia, sebelum menerima pengaruh dari Hindu, Islam, serta Kolonial.


Manusia Pendukung Zaman Megalitikum

Manusia Pendukung Zaman Megalitikum

Ada beberapa jenis manusia pendukung yang hidup pada zaman megalitikum, diantaranya yaitu:

  • Meganthropus paleojavanicus (Manusia berukuran besar dan jalannya tegak)
  • Pithecanthropus (Manusia kera) dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
    • Pithecanthropus erectus (Manusia kera yang jelannya tegak atau tegap)
    • Pithecanthropus mojokertensis (Manusia kera yang berasal dari Mojokerto)
    • Pithecanthropus soloensis (Manusia kera yang berasal dari Solo).

Peninggalan Zaman Megalitikum

1. Kubur Batu

Kubur Batu

Kubur batu merupakan sebuah peti mati yang terbuat dari batu besar. Dan, kubur batu ini dipakai buat menyimpan mayat jenazah.

Di Indonesia, banyak sekali peninggalan kubur batu sampai saat ini yang terdapat di Yogyakarta, Cirebon, Cepu, Sulawesi Selatan, dan juga Bali.

2. Sarkofagus

Sarkofagus

Sarkofagus merupakan batu besar yang berupa peti dan dipakai buat menyimpan mayat atau jenazah.

Peninggalan sarkofagus yang ditemukan ini mempunyai bentuk seperti sebuah patung atau lesung yang terbuat dari batu besar.

Batu tersebut berupa batu yang masih utuh, dan kemudian diatasnya di beri penutup.

Sarkofagus ini banyak ditemukan di Bali dan juga Bondowoso Jawa Timur.

3. Dolmen

Dolmen

Dolmen merupakan meja besar yang dipakai sebagai tempat sesaji dan juga buat pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Peninggalan berupa dolmen ini mempunyai fungsi sebagai penutup sarkofagus.

Dolmen ini banyak sekali ditemukan di daerah Besuki, Jawa Timur dan juga dikenal sebagai pandhusa.

4. Menhir

Menhir

Menhir merupakan batu besar yang cuma satu dan berbentuk seperti tugu atau tiang yang diletakkan dengan posisi berdiri di atas tanah.

Menhir ini mempunyai fungsi sebagai tanda peringatan dari sang nenek moyang.

Menhir sendiri banyak ditemukan di daerah Pasemah (Sumatra Selatan), Ngada (Flores), Rembang (Jawa Tengah), serta Lahat (Sumatra Selatan).

5. Punden Berundak-undak

Punden Berundak-undak

Punden Berundak merupakan bangunan dari batu besar yang bertingkat – tingkat.

Struktur yang ada di punden berundak berupa bentuk teras yang mengarah keatas pada satu titik. Punden berundak punya fungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang.

Hal itu disebut oleh para ahli sebagai awal terbentuknya sebuah candi di berbagai wilayah di Indonesia.

Punden berundak ini bisa kamu temukan di daerah Banten Selatan, Kuningan di Jawa Barat, dan juga di Garut.

6. Arca atau Patung

Arca atau Patung

Arca atau saat ini disebut dengan patung merupakan batu besar yang dibentuk seperti manusia maupun hewan yang melambang sebagai nenek moyang.

Peninggalan Arca atau patung ini mempunyai fungsi sebagai pemujaan. Para Peneliti menemukan arca di Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.

7. Waruga

Waruga

Waruga merupakan makam yang terbuat dari batu besar dengan dua bagian, yaitu atas dan bawah.

Bagian batu atas dipakai sebagai atap yang berbentuk segitiga. Sedangkan, buat batu bawah fungsinya sebagai alat menyimpan mayat para leluhur.

Alat tersebut berbentuk kotak dan Waruga sendiri merupakan sebuah makam peninggalan dari leluhur suku Minahasa.

Kamu bisa menemukan atau melihat Waruga ini di daerah – daerah Minahasa (Sulawesi Utara).


Corak Kehidupan Zaman Megalitikum

Corak Kehidupan Zaman Megalitikum

Pada zaman megalitikum ini, masyarakatnya udah bisa melakukan aktivitas dengan baik.

Aktivitas sehari – hari yang bisa dilakukan buat mencari makan yaitu dengan cara bercocok tanam dan juga berburu hewan.

Kegiatan tersebut didukung dengan alat – alat yang terbuat dari bahan dasar batu besar.

Nah, itu tadi sedikit pembahasan tentang Zaman Megalitikum yang perlu kamu ketahui. Semoga artikel tersebut bermanfaat 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

2 pemikiran pada “Zaman Megalitikum”

    • Menurut saya,
      Pada zaman ini sudah adanya kepercayaan jadi peninggalan nya berupa tempat2 pemujaan. Sedangkan alat nya, kan pada zaman ini sudah food producing, yaitu sudah bisa mengolah dan menghasilkan makanan sendiri, dan mungkin alat nya memang ada, namun tidak terlalu spesifik

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait

Zaman Mesolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
6 Agustus 2023

Kebudayaan Pacitan


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
5 Agustus 2023

Kebudayaan Ngandong


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
4 Agustus 2023

Kapak Genggam


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Kapak Perimbas


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023