Resistor? Kamu udah pernah belajar apa itu Resistor belum nih? Kalo belum, langsung aja simak pembahasannya berikut ini.
Pengertian Resistor
Resistor atau hambatan yaitu salah satu komponen elektronika yang punya nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya.
Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon.
Tapi, gak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah kawat yang punya resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus kuat.
Contohnya, penggunaan kawat nikrom bisa dilihat pada elemen pemanas setrika. Kalo elemen pemanas tersebut dibuka, maka ada seutas kawat spiral yang biasa disebut dengan kawat nikrom.
Satuan Resistor yaiti Ohm (Ω) yang merupakan satuan SI buat Resistansi listrik.
Fungsi Resistor
Ada beberapa fungsi dari Resistor yang harus kamu ketahui, yaitu:
- Fungsi resistor yaitu buat membatasi arus listrik yang mengalir.
- Fungsi resistor buat aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi. Contoh, aplikasi penggunaan resistor ini yaitu DC Measuring equipment, dan reference gulators buat voltage regulator dan decoding Network.
- Fungsi resistor sebagai standart didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive.
- Fungsi resistor buat pengatur tegangan output pada power supplay.
- Fungsi resistor buat aplikasi power, karena membutuhkan frekuensi respon yang baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar dari pada power wirewound resistor.
- Fungsi resistor pembagi tegangan.
Karakteristik Resistor
Ada beberapa karakteristik utama pada sebuah resistor, yaitu sebagai berikut:
- Resistanti terhadap daya listrik yang dapat boros
- Koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
- Resistor bersifat resistif.
- Terbuat dari bahan karbon.
Jenis – Jenis Resistor
Resistor pada saat ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor), yaitu:
1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Resistor jenis ini punya nilai resistansi yang tetap dan permanen selama resistor tersebut dalam kondisi yang baik.
Resistor juga tetap punya ciri – ciri yang gak bisa berubah ubah kalo resistor tersebut gak rusak.
Resistor juga tetap terdiri dari beberapa jenis resistor yang dikelompokan berdasarkan bahan penyusun resistor tersebut.
Berikut, dibawah ini ada beberapa jenis resistor tetap (fixed resistor), diantaranya sebagai berikut:
a. Resistor Kawat
Resistor ini adalah resistor pertama kali dibuat loh, tahu gak kamu nih.
Dulu, resistor ini dipakai dalam rangkaian yang masih memakai tabung hampa sebagai transistornya.
Dengan ukuran fisik yang cukup besar, dan juga bentuknya yang bervariasi pada masanya, resistor ini juga punya nilai hambatan yang cukup besar pula
Resistor Kawat juga bisa beroperasi pada arus kuat dan panas yang tinggi, jadi banyak ditemukan pada rangkaian elektronika bagian power.
Rating daya yang ada pada resistor kawat yang satu ini yaitu dibagi dalam beberapa ukuran, seperti 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt.
b. Resistor Batang Karbon
Resistor jenis batang karbon terhitung jenis resistor dulu yang sama seperti resistor kawat.
Resistor ini tersusun dari bahan karbon didalamnya dan ada kode – kode warna buat menandai besarnya hambatan dari resistor tersebut.
Resistor yang merupakan generasi awal ini, dalam penggunaanya saat ini udah sangat jarang sekali. jadi, kurang familiar buat para praktisi elektronika saat ini.
c. Resistor Keramik
Sesuai dengan namanya, resistor ini tentu aja terbuat dari bahan keramik atau porselen, dengan lapisan kaca dibagian terluar.
Meskipun ukuranya cukup kecil, tapi resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm sampai kilo ohm, loh!
Dalam kemajuan Teknologi terutama pada bahan yang dibutuhkan sebagai komponen elektronika, resistor keramik ini kebanyakan dipakai pada gadget yang punya ukuran cukup kecil.
Coba aja buka perangkat ponsel yang kamu punya, pasti didalamnya akan menemukan resistor jenis ini. Resistor ini punya daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
d. Resistor Film Karbon
Resistor film karbon yaitu sebuah perkembangan dari resistor batang karbon yang sebelumnya udah dijelaskan.
Resistor ini terbuat dari bahan karbon didalamnya dan diluarnya dilapisi dengan bahan pelindung berupa film. Pelindung ini berguna buat mencegah adanya pengaruh eksternal terhadap karakteristik dari resistor jenis ini.
Diluar atasnya ada gelang – gelag warna yang berguna sebagai indikator besarnya hambatan yang terkandung didalam resistor tersebut.
Mempunyai Rating daya sama dengan resistor keramik, tapi kalah dalam segi keefektifan ukuran komponen.
Jadi, lebih banyak resistor kramik yang dipakai buat peralatan elektronik, seperti Smartphone dari pada pakai Resistor Film Karbon yang ukurannya relatif lebih besar.
e. Resistor Film Metal
Bentuk fisiknya terlihat kalo resistor jenis film metal mirip seperti resistor jenis film karbon. Bedanya cuma pada warna dasarnya.
Tapi, sebenarnya kedua jenis resistor ini punya karakteristik yang beda. Buat resistor film metal punya katelitian tertinggi dibanding dengan resistor tetap jenis lain. Toleransinya, cuma berkisar antara 1 – 5%.
Resistor Film Metal punya resistensi yang lebih besar dibanding dengan Resistor Film Karbon.
Kalo pada Resistor Film Karbon cuma identik dengan 4 kode warna buat membacanya, tapi Resistor Film Metal ad 5 dan juga 6 kode warna.
Dalam aplikasinya, resistor film metal biasa dipakai pada perangkat elektronik yang memerlukan ketelitian tinggi, contohnya multimeter atau alat ukur lainnya.
2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Berlawanan dengan resistor tetap, resistor variabel ini bisa berubah nilai resistansinya sesuai pengaruh eksternal yang emang udah didesain demikian.
Pengin tau lebih jelasnya? Mari skuy simak!
a. Potensiometer
Resistor gak tetap yang satu ini yaitu resistor yang bisa kamu atur besar resistansinya. Cara mengaturnya, cukup dengan memutar bagian tuas tengah potensiometer.
Resistor ini sering banget dipakai dalam rangkaian elektronika seperti rangkaian sensor cahaya, fm/am tuner, dan lain sebagainya.
Bagian dalam Potensiometer terbuat dari kawat berhambatan yang melingkar.
Tapi selain terbuat dari bahan kawat, ada juga potensiometer yang tersusun dari karbon, jadi ukurannya bisa diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.
Ada 2 jenis potensiometer yang bisa kamu temukan di toko – toko elektronik, yaitu:
- Potensiometer jenis logaritmik
- Potensiometer jenis linear.
b. LDR (Light Dependent Resistor)
Resistor ini yaitu jenis resistor variabel yang resistansinya bisa berubah seiring dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaanya.
Dengan sifatnya ini, maka wajar kalo LDR biasa dipakai di lampu – lampu yang bisa mati dan hidup secara otomatis.
Contohnya, pada lampu – lampu jalan yang akan nyala pada malam hari atau pada saat wilayah sekitar gelap.
Resistansi LDR menurun saat terpapar cahaya dengan intensitas tinggi. Sebaliknya, semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai permukaanya maka resistansi LDR akan semakin besar.
c. Trimpot
Bentuk dan cara kerja Resistor ini sebenarnya gak jauh berbeda dengan Resistor Potensiometer.
Tapi, supaya kamu bisa merubah nilai hambatanya gak cukup cuma memutar pakai tangan kosong ataupun menggesernya aja loh.
Diperlukan alat semacam obeng -/+ buat memutarnya, jadi nilai resistansinya berubah sesuai dengan yang kamu inginkan.
Resistor Trimpot ini sama seperti Resistor Potensiometer juga terdiri atas 2 jenis, yaitu trimpot logaritmik dan linear.
Resistor Trimpot ini juga mempunyai ciri khusus yang bentuk ukurannya lebih kecil dari Resistor Potensiometer.
d. Rheostat
Resistor Rheostat ini terbuat dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar,jadi ukuranya juga besar.
Resistor Rheostat ini sering sekali dipakai dalam laboratorium. Cara mengubah resistansinya cukup mudah, yaitu dengan menggeser kepala bagian atas dari rheostat.
e. NTC dan PTC
Buat mengatur besar resistansinya kedua resistor ini dengan merubah temperature lingkungan sekitar.
Pada resistor NTC (negative temperature coefficient) resisntansi semakin kecil saat suhu lingkungan naik.
Nah, kalo buat PTC (positive temperature coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu semakin tinggi suhu lingkungan semakin besar JUGa nilai resistansinya.
Warna Resistor
Kode warna resistor, nilai resistor atau tahanan biasanya bisa dilihat dari kode warna pada resistor tersebut.
Warna tersebut biasanya berupa gelang atau pita. Ada resistor yang punya 4 Pita warna, ada yang 5 pita warna dan ada yang 6 pita warna.
Nilai tahanan resistor ini biasanya dengan satuan Ohm. Berdasarkan kemampuan daya nya, resistor memiliki jenis 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, 2 watt, makin besar nilai watt nya makin besar ukuran resistor nya.
Warna – warna pada resistor udah jadi standar internasional, atau sering kamu dengar dengan istilah standart EIA ( Electronic Industries Alliance ). Jadi, di Negara manapun, nilai resistor sama, gak beda.
Coba lihat daftar kode warna di bawah ini:
Kode | Kode Warna | Nilai |
H | Hitam | 0 |
Co | Coklat | 1 |
Me | Merah | 2 |
O | Orange | 3 |
Ku | Kuning | 4 |
Hi | Hijau | 5 |
Ru | Biru | 6 |
Vi | Violet/Ungu | 7 |
A | Abu Abu | 8 |
Tih | Putih | 9 |
Emas | ||
Perak | ||
Tak Berwarna |
Tabel Nilai Resistor
Sebenarnya, cara menghitung nilai resistor gak sulit karena nilaki resistansi yang ada udah ditentukan dalam nilai resistansi tertentu.
Contohnya 10, 100, 120 dan seterusnya yang ditampilkan sebagai kode warna pada badan resistor, jadi buat kamu yang udah biasa dalam menghitung gelang resistor maka udah ketahuan berapa nilainya.
Ada beberapa seri nilai hambatan/resistansi resistor, nama seri tersebut menunjukkan banyak nilai resistansi.
Misalnya, buat seri E6 cuma ada 6 nilai resistor, sedangkan seri E12 yang saat ini banyak dipakai ada 12 nilai resistor.
- Nilai resistor seri E6 (Toleransi 20%)
- Nilai resistor seri E12 (Toleransi 10%)
- Nilai resistor seri E24 (Toleransi 5% dan 1%)
- Nilai resistor seri E48 (Toleransi 2%)
- Nilai resistor seri E96 (Toleransi 1%)
- Nilai resistor seri E192 (Toleransi 0.5%, 0.25% dan 0.1%)
Nah, tadi diatas kamu udah mengetahui tabel nilai resistor yang biasa/sering dipakai.
Berikut ada tabel yang menunjukkan nilai resistor yang umum aja yaitu seri E12 yang terdiri dari 12 kombinasi angka:
Kamu jangan beranggapan kalo nilai resistor diatas bersifat kaku, contohnya pada nilai 56, berarti bisa aja resistor punya nilai resistansi 5.6 Ohm, 56 Ohm, 560 Ohm bahkan sampai 5.6 Mega Ohm.
Cara Merangkai Resistor
Ada 2 cara buat merangkaikan sebuah Resistor, yaitu sebagai berikut.
1. Cara Serial
Rangkaian resistor secara serial akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin besar.
Berikut, dibawah ini contoh resistor yang dirangkai secara serial.
Rumus rangkaian resistor serial:
Rtotal = R1 + R2 + R3
2. Cara Paralel
Sedangkan, rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil.
Dibawah ini ada contoh resistor yang dirangkai secara paralel.
Rumus rangkaian resistor secara paralel:
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
Nah, itulah beberapa pembahasan lengkap tentang Resistor yang bisa kamu pelajari sendiri dirumah cuy!
Insa Allah saya mengerti
amin, semoga saja
semoga saja saya paham