Pithecanthropus Erectus

ranggaku 2 April 2023

Pithecanthropus Erectus berasal dari Bahasa Latin yaitu “Phithecos” artinya kera, “Anthropus” artinya manusia, ” Erectus” artinya berdiri tegak.

Jadi,

Pithecanthropus erectus merupakan manusia kera yang berdiri tegak.

Manusia purba pithecanthropus erectus ini udah punah dan kini termasuk ke genus Homo Erectus. Manusia Purba Pithecanthropus Erectus ini hidup pada zaman batu tua (Palaeolithikum).


Sejarah Penemuan Pithecanthropus Erectus

Sejarah Penemuan Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus erectu merupakan salah satu jenis manusia purba Indonesia yang fosilnya, pertama kali ditemukan di sebuah kebudayaan masyarakat modern.

Dr. Eugene Dubois yang merupakan seorang ahli paleoantropologi menemukan fosil Pithecanthropus Erectus pertama kali di berbagai tempat.

Seperti di Trinil, Ngawi dan di Kedung Brubus, Madiun (Jawa Timur) dari tahun 1890 sampai dengan 1892.

Dr. Eugene Dubois menemukan fosil-fosil berupa tulang paha, tengkorak, rahang bawah, molar bawah dan juga atas ditemukkan di dekat tepi sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah.

Dari hasil penemuan tersebut bisa disimpulkan, kalo Pithecanthropus Erectus sebagai manusia kera yang bisa berdiri dengan tegap.

Dari fosil-fosil tersebut, Dr. Eugene Dubois dan para sejarawan lainnya menyimpulkan kalo ada beberapa ciri – ciri dari tipe orang purba ini.

Sebelum itu, pada tahun 1936 udah ditemukan fosil yang lebih lengkap mengenai manusia purba ini, oleh seorang ahli paleontologi dan geologi dari Jerman.

Penemuan fosil tersebut tepatnya di Desa Sangiran, Jawa Tengah. Gak cuma itu, fosil tertua yang udah ditemukan ada di daerah Great Rift Valley.

Hal ini membuat timbulnya teori lain yang menyatakan, kalo penemuan fosil dari pithecanthropus erectus yaitu salah satu bentuk yang jadi peralihan antara manusia purba dan manusia modern.


Ciri – Ciri Pithecanthropus Erectus

Ciri - Ciri Pithecanthropus Erectus

Dibawah ini, ada beberapa ciri – ciri dari manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus, diantaranya yaitu:

  • Pithecanthropus erectus mempunyai volume otak sekitar 900 ccm.
  • Mempunyai tinggi badan sekitar 165 sampai 180 cm.
  • Berat badannya sekitar 80 kg sampai dengan 110 kg.
  • Mempunyai bentuk wajah yang hampir menyerupai monyet.
  • Mempunyai bentuk dagu yang lebih kecil, sementara mulutnya menjulur.
  • Memakan tumbuh – tumbuhan dan bergantung dengan alam.
  • Mempunyai bentuk ubun – ubun yang lebih datar.
  • Pada bagian belakang kepala mempunyai bentuk yang lebih menonjol.
  • Ada tonjolan tepat pada bagian kening yang melintang disepanjang pelipis.
  • Mempunyai bentuk tulang pipi yang cukup tebal.
  • Mempunyai bentuk tubuh yang tegap.
  • Ada gigi dan juga rahang yang besar serta kuat.
  • Manusia purba jenis ini mempunyai hidung yang cukup besar.

Pola Hidup Pithecanthropus Erectus

Pola Hidup Pithecanthropus Erectus

Cara hidup pithecanthropus erectus yaitu dengan melakukan sistem nomaden atau berpindah – pindah tempat tinggal.

Dengan sistem tersebut, jalan hidup pithecanthropus erectus ini dipenuhi dengan melakukan pemburuan dan juga mengumpulkan makanan yang ditemuinya.

Ketergantungan dengan alam, pithecanthropus erectus mempu menciptakan alat – alat yang membantu mereka dalam aktivitas sehari – hari buat mencari makanan.

Model alat ini memakai bahan baku berupa batu dan tulang, yang buat sedemikian rupa. Berikut, contoh hasil budaya pithecanthropus erectus yaitu:

  1. Benda tajam (Berasal dari tulang hewan)
  2. Kapak perimbas
  3. Kapak penetak
  4. Kapak gengam
  5. Pahat gengam
  6. Alat serpih
  7. Batu Penggiling

Dengan hidup berpindah-pindah mereka harus bersinergi dengan alam.

Manusia purba pithecanthropus erectus hidup dengan berkelompok dalam satu keluarga, pengaturan mengenai pembagian tugas dilakukan dalam kehidupan mereka.

Tugas manusia purba laki – laki dewasa yaitu berburu hewan di zona mereka tinggal, sedangkan wanita dan lansia bertugas buat food gathering (mengumpulkan makanan) dan mengasuh anak – anak mereka.


Food Gethering Pithecanthropus Erectus

Food Gethering Pithecanthropus Erectus

Food gathering merupakan suatu kegiatan dimana terjadi pada masa prasejarah dengan cara berburu. Masa mengumpulkan makanan, meramu, dan biasa juga disebut dengan masa berburu.

Kegiatan food gathering bergantung pada makanan yang ada pada lingkungan sekitar atau alam sekitar kita.

Food gathering sering dikaitkan dengan masa kehidupan manusia nomaden, dimana manusia masih hidup berpindah – pindah tempat (Nomanden) dari satu tempat ke tempat yang lain (gak menetap).

Di dalam masa food gathering manusia cuma mengumpulkan makanan dan menyeleksi jenis makanan yang akan di kumpulkan.

Karena, manusia pada masa nomaden belum bisa mengusahakan atau meracik jenis tanaman buat di jadikan sebuah makanan yang bisa di konsumsi.

Baru kemudian pada jaman manusia purba, dimana manusia udah tinggal sementara di gua – gua yang ada, atau di tepi pantai dan pada masa ini manusia purba baru mengenal api.


Hasil Kebudayaan Pithecanthropus Erectus

Hasil Kebudayaan Pithecanthropus Erectus

Dibawah ini merupakan beberapa jenis alat kebudayaan yang dimiliki oleh manusia purba jenis pithecanthropus erectus, yaitu:

1. Kapak Genggam

Bentuk dari kapak ini gak besar, tapi mempunyai ukuran yang lebih kecil dari jenis kapak lainnya.

Kapak genggam udah tersebar ke beberapa wilayah di Nusantara dan masih dikembangkan sampai pada zaman yang modern ini.

Awalnya, kapak genggam adalah buatan manusia purba memakai bahan-bahan yang sederhana, dengan cara penggunaannya yang digenggam pada ujung.

2. Pahat Genggam

Alat ini bentuknya kecil dipakai buat kegiatan bercocok tanam, buat memanfaatkan hasil alam yang lebih dan buat menggemburkan tanah.

Selain itu, pahat genggam juga dimanfaatkan buat mencari ubi atau hal lainnya, karena pahat genggam ini sangat tajam.

3. Kapak Perimbas

Kapak perimbas punya bentuk yang sedikit cembung dan sering dipakai dalam kebutuhan buat memangkas suatu benda.

Kapak perimbas ditemukan di oleh seorang ilmuan pada tahun 1935 dengan fungsinya sebagai alat pemotong atau penetak.

Selain di Indonesia, kapak perimbas ini juga banyak sekali ditemukan di berbagai negara lainnya.

4. Alat Serpih

Ada seseorang yang bernama Von Koenigswald menemukan alat serpih pada tahun 1934.

Alat ini banyak ditemukan di gua – gua, di mana manusia purba tersebut dahulu tinggal di sana.

Ukuran alat serpih sendiri umumnya sangat kecil dan cuma sekitar 11 sampai 20 cm aja. Alat serpih banyak dipakai buat pisau, mata panah dan juga alat pemotong lainnya.

5. Kapak Penetak

Alat penetak ini disebut juga sebagai kapak, tapi bentuknya terlihat lebih besar dan cuma bisa dipakai buat memotong benda tertentu aja.

Umumnya, alat penetakini dipakai oleh manusia purba tepatnya pithecanthropus buat memotong kayu, pohon sebagainya.

Alat penetak ini bisa kalian temui dengan mudah di seluruh wilayah Nusantara.

6. Benda Tajam (Dapat Berupa Tulang Hewan)

Ada banyak pisau yang dipakai oleh manusia purba buat berbagai hal, ada juga alat yang dipakai ini berasal dari tulang hewan.

Selain itu, banyaknya benda tajam lainnya seperti pisau, belati, tombak dan sebagainya yang biasa dipakai oleh pithecanthropus.

Daerah yang banyak ditemukan alat ini yaitu Ngawi, Jawa Timur.

7. Batu Penggiling

Manusia purba juga memakai batu sebagai media buat menggiling sesuatu dan banyak ditemukan di sekitar gua-gua atau hutan.

Ukuran batu penggiling ini, sangat beragam dan biasanya sesuai dengan genggaman tangan.

Hasil kebudayaan ini masih dikembangkan dan masih tetap dipakai buat kebutuhan alat dapur saat memasak.

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

2 pemikiran pada “Pithecanthropus Erectus”

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait

Zaman Mesolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
6 Agustus 2023

Kebudayaan Pacitan


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
5 Agustus 2023

Kebudayaan Ngandong


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
4 Agustus 2023

Kapak Genggam


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Kapak Perimbas


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023