Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika

ranggaku 20 April 2023

Konferensi Asia Afrika atau KAA merupakan konferensi pertama di dunia yang melibatkan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

Dimana, bangsa-bangsa tersebut sebagian besar baru merdeka dari penjajahan negara-negara Eropa, bahkan ada beberapa yang baru merdeka.

Bangsa Asia Afrika ini juga sebagian besar masih belum menjadi anggota organisasi Internasional dunia PBB.

Berdasarkan hal di atas, beberapa negara kemudian sepakat buat mengadakan pertemuan pendahuluan buat membicarakan nasib Bangsa-Bangsa Asia Afrika.

Jadi, sebelum diselenggarakannya KAA diadakan pendahuluan. Termasuk juga negara Indonesia nih.

Apa aja sih, peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika itu? Penasaran? Ya, berikut ini ada beberapa peran Indonesia dalam KAA.


1. Pemrakarsa Diselenggarakannya KAA

Pemrakarsa Diselenggarakannya KAA

Indonesia jadi salah satu negara yang mepelopori terselenggaranya KAA bersama seluruh negara.

Indonesia ikut serta dalam 2 konferensi yang mendahului penyelenggaraan KAA, diantaranya sebagai berikut ini:

a. Konferensi Colombo

Konferensi Colombo juga dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara I. Konferensi tersebut diselenggarakan di Colombo, Sri Lanka.

Konferensi ini dihadiri oleh lima negara (panca negara) dan diadakan tanggal 28 April hingga 2 Mei 1954.

Konferensi yang diadakan di Colomb ini dianggap sebagai cikal bakal diadakannya KAA. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan dari kelima negara, yaitu:

  • Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo yang mewakili Indonesia
  • Menteri Shri Pandit Jawaharlal Nehru yang mewakili India
  • Perdana Menteri Mohammad Ali Jinnah yang mewakili Pakistan
  • Perdana Menteri Unu yang mewakili Burma (sekarang Myanmar)
  • Perdana Menteri Sir John Kotelawala yang mewakili Sri Lanka.

Indonesia saat itu diwakili oleh seorang Perdana Menteri karena menganut kabinet parlementer pada tahun 1954. Kepala pemerintahan Indonesia saat itu dipegang oleh Perdana Menteri.

Pada Konferensi Colombo, para Kepala Pemerintahan yang hadir mendiskusikan tentang kondisi Kawasan Indochina atau Asia Afrika saat itu dan kerja sama yang akan dijalin.

Kesepakatan yang diperoleh adalah:

  • Kawasan Indochina dan Asia Afrika harus mendapatkan kemerdekaan
  • Kemerdekaan atas Tunisia dan Maroko yang masih dijajah Bangsa Eropa
  • Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang bertempat di Indonesia
  • Pertemuan pendahuluan sebelum KAA.

b. Konferensi Bogor atau Konferensi Panca Negara III

Konferensi Bogor dilaksanakan di Bogor, Indonesia pada 28-31 Desember 1954. Konferensi ini dihadiri oleh 5 negara atau Panca Negara dari negara yang sama di Konferensi Colombo.

Konferensi Bogor tujuannya buat mematangkan rencana diadakannya KAA di Indonesia. Hasil dari konferensi ini adalah seperti ini:

  • KAA akan diadakan di Bandung, Indonesia dengan 5 negara yang hadir pada Konferensi Colombo dan Bogor jadi negara sponsor atau pengundang.
  • KAA akan mengundang sekitar 25 negara dari Kawasan Asia Afrika.

2. Tempat Konferensi

Tempat Konferensi

Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika lainnya yaitu dengan menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika.

a. Konferesi Asia Afrika 1995

KAA pertama dilaksanakan di Gedung Merdeka, Bandung Indonesia pada tanggal 18 hingga 24 April 1955.

KAA yang dilaksanakan di Bandung menghasilkan Dasasila Bandung. Dasasila Bandung adalah sepuluh poin deklarasi mengenai dukungan buat kedamaian dan kerja sama dunia.

b. Konferensi Asia Afrika 2005

Sebagai upaya memperingati 50 tahun semenjak pertemuan bersejarah KAA tahun 1955, para Kepala Negara di negara-negara Asia dan Afrika diundang buat mengikuti sebuah pertemuan baru di Indonesia.

Pertemuan tersebut diselenggarakan pada tanggal 19 hingga 23 April 2015 di Jakarta dan 24 April di Bandung.

Sebagian dari pertemuan dilaksanakan di Gedung Merdeka, yaitu sama dengan lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat itu, Kofii Anan juga hadir dalam pertemuan ini.

KTT Asia Afrika tahun 2005 ini menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership/ Kemitaan Strategis Baru Asia-Afrika).

NAASP diharapakan akan membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan sendiri yang kolektif.

Selain itu, buat memastikan adanya lingkungan internasional buat kepentingan para rakyat Asia dan Afrika.

c. Konferensi Asia Afrika 2015

Konferensi Asia Afrika di tahun 2015 juga diselenggarakan di Indonesia.

KAA ke-60 ini dilaksanakan di dua kota, yaitu di Jakarta pada 19-23 April 2015 dan Bandung pada 24 April 2015.

Tema yang dibawa oleh KAA yang bertempat di dua kota ini yaitu peningkatan kerja sama negara-negara di Kawasan Selatan, kesejahteraan, dan perdamaian.

KTT ini dihadiri 89 Kepala Negara atau Pemerintahan dari 109 negara di Kawasan Asia Afrika, 17 negara pengamat, 20 organisasi internasional, dan 1.426 perwakilan media domestik dan asing.

Peserta yang hadir pada KTT ini diantaranya yaitu:

  • Perdana Menteri Jepang (Shinzo Abe)
  • Presiden Tiongkok (Xi Jinping)
  • Perdana Menteri Malaysia (Najib Tun Razak)
  • Presiden Myanmar (Thein Sein)
  • Raja Swaziland (Mswati III)
  • Perdana Menteri Nepal (Sushil Koirala).

KAA tahun 2015 ini menghasilkan 3 dokumen. Ketiga dokumen tersebut yaitu:

  • Pesan Bandung (Bandung Message)
  • Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP)
  • Deklarasi Kemerdekaan Palestina.

3. Panitia Konferensi

Panitia Konferensi

Negara Indonesia jadi penyelenggara Konferensi Asia Afrika pertama di Indonesia sekaligus panitia penyelenggara KAA.

Tokoh-tokoh Indonesia yang menjadi paniti Konferensi Asia Afrika, yaitu sebagai berikut ini:

  • Gubernur Jawa Barat yaitu Sanusi Harjadinata, yang jadi Ketua Panitia Penyelenggara KAA.
  • Perdana Menteri yaitu Ali Sastroamidjoyo, yang menjadi Ketua KAA.
  • Sekjen Kementrian Luar Negeri Indonesia yaitu Ruslan Abdul Gani, yang menjadi Sekjen KAA.
  • Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia yaitu Muhammad Yamin, yang menjadi Ketua Komite Kebudayaan.
  • Menteri Ekonomi Indonesia yaitu Prof. Ir. Rooseno, yang menjadi Ketua Komite Ekonomi.

Presiden Soekarno yang memberikan sambutan buat pembukaan Konferensi Asia Afrika pada waktu itu.


4. Kerjasama Konferensi Asia Afrika

Kerjasama Konferensi Asia Afrika

Kemudian, setelah diadakannya Konferensi Asia Afrika, sampai saat ini Indonesia masih melakukan kerjasama dengan negara-negara Asia Afrika berdasarkan dengan politik luar negeri yang bebas aktif.


5. Pendirian Museum Konferensi Asis Afrika

Pendirian Museum Konferensi Asis Afrika

Indonesia punya Museum Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia. Pendirian museum ini dari kehendak buat mengabadikan Konferensi Asia Afrika.

Gagasan pendirian Museum Konferensi Asia Afrika dilontarkan dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika tahun (1980).

Konferensi itu dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Haryati Soebadio, sebagai perwakilan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gagasan ini mendapat sambutan baik, termasuk dari Presiden RI saat itu yaitu Soeharto.

Perealisasian gagasan ini dilaksanakan oleh Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika (Joop Ave ), Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran.

Sedangkan, perencanaan dan pelaksanaan teknis gagasan tersebut dilaksanakan oleh PT. Decenta, Bandung.

Museum Konferensi Asia Afrika akhirnya diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.


Nah, itulah pembahasan mengenai Peran Indonesia dalam KAA yang perlu kita semua ketahui dan pelajari.

Semoga artikel diatas bisa membantu dan bermanfaat buat kamu yang sedang mempelajari ilmu sejarah tentang ini 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait

Zaman Mesolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
6 Agustus 2023

Kebudayaan Pacitan


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
5 Agustus 2023

Kebudayaan Ngandong


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
4 Agustus 2023

Kapak Genggam


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Kapak Perimbas


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023