Masa Perundagian

ranggaku 30 Maret 2023

Apa itu masa perundagian? Kapan masa perundagian itu berlangsung?

Perundagian berasal dari sebuah kata “Undagi” yang artinnya sama dengan tukang atau seseorang yang mempunyai sebuah keterampilan atau ahli buat melakukan dalam tugas-tugas tersebut.

Jadi, masa Perundagian merupakan

Suatu tempat, dimana berbagai orang yang mempunyai keahlian dalam membuat berbagai jenis barang atau bermacam-macam alat yang terbuat dari bahan logam.

Sedangkan, kalo Masa perundagian itu berlangsung pada saat masa prasejarah, kira – kira dimulai kurang lebih 10.000 tahun lalu.

Lalu, saat itu juga orang tua mana yang akrab dengan bijih logam saat ini dan mereka tersebut yaitu lebih berpengalaman sampai mereka bisa mengenali bijih logam yang meleleh di sebuah permukaan bumi.

Selama waktu ini, ada juga asimilasi antara orang tua ras Austromelanesian dan ras Mongoloid. Keahlian dalam pengerjaan logam berarti alat-alat batu gak bisa diandalkan dan cepat rusak.


Ciri – Ciri Masa Perundagian

Ciri - Ciri Masa Perundagian

Dibawah ini merupakan beberapa ciri – ciri dari masa perundagian yang perlu diketahui, diantaranya yaitu:

  • Kepercayaan yang mereka anut adalah kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
  • Tempat mereka tinggal di daerah pegunungan atau dataran rendah.
  • Udah mahir atau bisa dalam teknik bersawah yang baik (sistem pengaturan air).
  • Berkemampuan dalam membentuk suatu kelompok kerja dalam bidang pertukangan.
  • Berkemampuan dalam membuat berbagai perkakas dari logam.
  • Udah menganut suatu keyakinan dan melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang, yang terbuat dari batu – batu besar.

Kehidupan Sosial Masa Perundagian

Kehidupan Sosial Masa Perundagian

Ada beberapa ciri kehidupan sosial dari masa perundagian ini, yaitu:

  • Jumlah dari penduduk semakin meningkat lalu pengelolaan pertanian dan perternakan udah semakin berkembang.
  • Mereka udah mempunyai pengetahuan mengenai adanya suatu gejala alam dan musim.
  • Dengan menerapkan sebuah system persawahan, maka mereka udah mulai mengerti dalam membagi waktu dan semakin ketatnya perkerajaan.
  • Ada masyarakat yang muncul dari golongan undagi, yang mana mereka adalah golongan yang sangat mahir dalam mengelola benda logam.
  • Dari segi social, dimana kehidupan pada masyarakat di masa ini udah semakin teratur. Contohnya seperti diterapkannya pembagian kerja yang baik.
  • Sitem pembagian kerja udah semakin kompleks, yang mana para kaum wanita bukan cuma bekerja di rumah aja tapi mereka juga mulai melakukan perdagangan di pasar.

Corak Kehidupan Masyarakat Perundagian

Corak Kehidupan Masyarakat Perundagian

Pada saat berlangsungnya proses pembauran, antara pendatang Melayu Austronesia dari Yunan Selatan dengan Australomelanesid pada sekitar tahun 300 SM.

Lalu, tiba gelombang II emigran Melayu Austronesia yang berasal dari Dong Son (Vietnam sekarang).

Kebudayaan bangsa Melayu Austronesia gelombang II ini setingkat lebih maju dari pada emigrant bangsa Melayu Austronesia gelombang I mereka udah menguasai teknologi seperti:

  • Teknologi pertanian basah yaitu bersawah.
  • Teknologi metalurgi/pengecoran logam.

Teknologi pertanian basah, di kembangkan bersama dengan teknologi pengairan.

Mereka belum mengenal usaha buat mempertahankan kesuburan tanah dengan cara penumpukan, tapi dilakukan melalui upacara magis (fertility cult).

Teknologi metalurgi setidak – tidaknya mencangkup 2 teknik, yaitu teknik pengambilan logam dan teknik pengolahan barang logam.

Permukiman atau desa yang mereka bangun menyebar di segala tempat dan permukiman itu tersebar mulai dari tepi pantai sampai ke pedalaman di gunung – gunung.

Pembangunannya lebih teratur dan juga di pagar dengan tempat penguburan di luar pemukiman.


Kepercayaan Masyarakat pada Masa Perundagian

Kepercayaan Masyarakat pada Masa Perundagian

Ada 2 jenis kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada masa perundagian, diantaranya sebagai beriku:

1. Dinamisme

Dalam kepercayaan dinamisme ini, masyarakat percaya kalo arwah yang udah meninggal akan hidup kembali di tempat yang berbeda.

Para orang tua juga mempercayai hal mistis, seperti kekuatan pada batu akik, belati, panah, dan lain sebagainya.

Kepercayaan dinamisme ini mendorong penganutnya memperoleh kekuatan melebihi makhluk halus dan juga alamnya. Selain itu, juga mempercayai kekuatan tunggal.

 

2. Animisme

Animisme ini orang – orang percaya pada suatu benda yang mempunyai kekuatan hal gaib dan makhluk halus.

Dipercaya, kalo orang – orang tersebut ada pada keadaan mendesak benda ini akan membantu pemiliknya.

Roh – roh yang dianggap kuat dan mempunyai ilmu tinggi, sangat dihormati dan juga dijunjung tinggi pada penganut kepercayaan animisme tersebut.


Hasil Kebudayaan Masa Perundagian

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian

Berikut ini, ada benda – benda hasil peninggalan kebudayaan pada masa perundagian, diantaranya yaitu:

1. Perhiasan

Perhiasan pada masa perundagian ini sama seperti perhiasan pada umumnya seperti kalung, bandul kalung, gelang, cincin dan lain sebagainya dengan mempunyai pola hias tersendiri.

Kamu bisa menemukan hasil peninggalan perhiasan tersebut di wilayah Bogor (Jawa Barat), Balin, dan juga Malang (Jawa Timur).

 

2. Kapak Corong

Kapak ini berbentuk corong yang mempunyai sembir belah dan juga berbahan dasar dari logam.

Pada bagian dalam corong tangkai kayu menyiku pada bidang kapak atau yang sering disebut dengan kapak sepatu, karena mempunyai bentuk seperti sepatu.

Kapak corong ini bisa ditemukan di wilayah Sumatra Selatan, Bali, Selayar, Sulawesi Tengah dan Selatan, serta Irian.

 

3. Bejana

Bejana ini terbuat dari bahan perunggu, yang mempunyai bentuk seperti bentuk gitar Spanyol tapi gak mempunyai tangkai.

Melainkan, mempunyai pola hias berupa anyaman dan juga huruf L dan bejana perunggu ini ditemukan di Madura dan Sumatera.

 

4. Arca Perunggu

Pada masa perundagian ini, ada beberapa arca perunggu yang berbahan dasar dari logam, ada juga patung berbentuk manusia dan hewan.

Pada arca tersebut beragam pola diaplikasikan seperti arca yang sedang menari, naik kuda, memanah dan berdiri.

Ada juga arca hewan kerbau pose berbaring, kuda dengan pelana dan berdiri.

Arca perunggu ini bisa kalian temukan di wilayah Palembang, Bangkinang (Provinsi Riau), Lumajang, dan juga Bogor.

 

5. Moko

Moko merupakan suatu benda yang berbentuk tambur dengan ciri tertutup pada beberapa bagian sebagai alat musik dan mas kawin pada masyarakat Alor, di Nusa Tenggara Timur.

 

6. Nekara

Nekara merupakan jenis berumbung yang terbuat dari perunggu serta mempunyai pinggang pada bagian tengah dan pada sisi atap yang tertutup.

Nekara ini mempunyai pola hias yang cukup beragam.

Biasanya pola hias yang ada pada nekara ini seperti bentuk dari hewan, geometrik, gambar beberapa burung, dan juga gambar manusia serta menjadikan nekara punya nilai seni yang tinggi.


Teknik yang Dipakai pada Masa Perundagian

Teknik yang Dipakai pada Masa Perundagian

Ada 2 macam teknik yang dipakai pada masa perundagian tersebut, diantaranya sebagai berikut ini:

1. Teknik Bivalve (Setangkap)

Teknik bivalbe merupakan teknik cetakkan batu yang bisa dipakai dengan cara berulang – ulang.

Dimana, cetakan ini tersusun atas dua bagian yaitu bagian tengah membentuk suatu rongga buat dituangi cairan logam, kalo logam tersebut mengering, maka lalu dibuka yang kemudian jadi benda yang diinginkan.

 

2. Teknik Acire Perdue (Cetakan Lilin)

Teknik acire perdue merupakan teknik dalam membuat model dari lilin, yang kemudian pada bagian tengahnya dibungkus dengan tanah liat dan dituangkan.

Lalu, akan diisi dengan cairan logam jadi lilin itu mencair, kalo udah mengering maka tanah liat itu akan dipecah dan jadilah benda yang kamu inginkan.

NOTE: Cetakkan ini cuma bisa dipakai sekali aja, gak seperti cetakan bilvalve atau cetakan setangkup yang sebelumnya.


Nah, itulah tadi materi pembahasan tentang masa perundagian. Gimana? Pahamkan, tentang penjelasannya tadi? Semoga bisa membantu 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait

Zaman Mesolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
6 Agustus 2023

Kebudayaan Pacitan


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
5 Agustus 2023

Kebudayaan Ngandong


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
4 Agustus 2023

Kapak Genggam


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Kapak Perimbas


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023