Kebudayaan Ngandong

Arli 4 Agustus 2023

Kita hidup di zaman yang modern. Kalau kita melihat dari sisi kemajuan zaman, zaman modern ini jauh lebih baik dibandingkan masa praaksara.

Banyak banget alat yang dulunya masih sederhana, sekarang sudah menjadi sangat modenr dan membantu manusia dalam pekerjaan sehari-hari.

Di zaman batu kita mengenal zaman paleolitikum atau zaman batu tua.

Zaman batu tua merupakan zaman batu yang paling awal sebelum zaman-zaman lainnya.

Kalau kamu udah pernah baca peninggalan zaman paleolitikum dari kami pasti sekilas sudah paham bahwa peninggalannya berupa alat dari batu, tanduk rusa dan dari tulang binatang.

Nah dari semua alat peninggalan zaman paleolitikum tersebut bisa tercipta lewat adanya suatu kebudayaan yaitu :

  1. kebudayaan ngandong
  2. kebudayaan pacitan

Di artikel ini kita akan membahas gimana sih kebudayaan ngandong itu.

Artikel utama : Zaman Paleolitikum.

Pengertian Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan ngandong merupakan kebudayaan manusia praaksara di Indonesia dimana kebudayaan ini berkembang di daerah NGANDONG dekat ngawi, Jawa Timur.

Di daerah ini banyak sekali ditemukan bukti seajrah peradaban manusia zaman paleolitikum seperti alat dari tulang, tanduk dan batu.

Alat tersebut digunakan untuk aktivitas sehari-sehari tentunya seperti untuk berburu, memotong, menumbuk dan lainnya.

Ciri-ciri kebudayan ngandong

Yang menjadikan ciri khas dari budaya ngandong sendiri ialah gampang banget dikenali. Dari mana?

Ciri-ciri yang gampang banget dikenali ialah alat hasil kebudayaan ngandong terbuat dari tulang yang ditemukan umumnya berasal dari tulang binatang yang berukurang sedang hingga besar.

Dan untuk tanduknya kan dari tanduk rusa, dilihat dari desainnya ini digunakan untuk menusuk atau menombak.

Persebaran kebudayaan ngandong

Kita tidak cuman bisa melihat hasil budaya ngandong di Jawa timur saja temen-temen, karena sebaran artefak dan peralatan kebudayaan ngandong tersebar luas di nusantara seperti di :

  • Sumatera
  • Kalimantan
  • Sulawes
  • Bali
  • NTB
  • NTT
  • Halmahera

Kok bisa tersebar gini sih?

Jadi gini, dulu cara hidup manusia praaksara zaman paleolitikum tinggalnya masih nomaden atau berpindah-pindah.

Mereka belum mengenal tuh gimana cara berococok tanam, jadi kalau dirasa persediaan makanan di daerah mereka tinggal sementara sudah mau habis mereka akan berpindah tempat tinggal lagi.

Hasil budaya Ngandong Berikut ini beberapa alat-alat atau hasil peninggalan budaya ngandong zaman paleolitikum :

1. Flake

flake adalah alat alat serpih berukuran kecil yang terbuat dari tulang.

2. Chalcedon (kalsedon)

Alat alat yang terbuat dari batu yang memiliki tampilan yang indah dan menarik seperi chalcedon.

3. Kapak genggam

Alat alat yang terbuat dari tanduk rusa yang sudah diruncingkan terlebih dahulu.

Alat alat ini menurut para ahli digunakan untuk perlindugan diri, berburu, dan mengolah makanan.

Alat alat yang terbuat dari tulang yang berukuran lebih besar yang digunakan sebagai belati, alat penusuk, mata tombak, ujung tombak dengan dua mata tombak, alat perobek daging atau ubi, dan sebagainya.

Manusia purba kebudayaan ngandong

Kebudayaan ngandong diatas ditemukan di lapisan pleistosen atas.

Alat alat kebudayaan ngandng ini sebelumnya sudah ditemukan juga di dekat fosil manusia purba, Homo Wajakensis di daerah ngandong dan juga Homo Soloensis yang telah ditemukan di daerah Ndirejo, Sragen, Jawa Tengah.

Dari penemuan tersebut, para ahli menyimpulkan kalau kebudayaan ngandong itu berasal dari dua spesies manusia purba yaitu dari :

  • Homo soloensis
  • Homo wajakensis

Hasil kebudayaan ngandong yang ditemukan di atas telah dimuseumkan dengan tujuan yang menjadikan bukti zamanpraaksara itu benar ada dan masyarakat bisa melihat dan belajar dari sejarha yang ada di Indonesia.

Oiya kalau kamu ingin melihat peninggalan ini, kamu tinggal pergi aja ke museum di sangiran.

Arli Fauzi

Mahasiswa yang aktif dengan kepanitian dan pandai dalam public speaking

4 pemikiran pada “Kebudayaan Ngandong”

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait

Zaman Mesolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
6 Agustus 2023

Kebudayaan Pacitan


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
5 Agustus 2023

Kapak Genggam


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Kapak Perimbas


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Zaman Paleolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
1 Agustus 2023