Manusia purba di zaman paleolitikum pakai alat alat dari batu buat bantu mereka beraktivitas seperti , numbuk biji bijian, memotong, dan berburu. Alat alat dari batu itu yang jadi bukti kalo zaman paleolitikum itu bener bener ada.
Dan kali ini kita bakal bahas alat dari batu yang kita biasa disebut chopper. Alat chopper biasa juga disebut sama dengan kapak genggam.
Catatan : Artikel ini merupakan salah satu bagian dari pembahasan zaman paleolitikum, kalau kamu pengen tahu peninggalan yang lainnya bisa baca artikel zaman paleolitikum.
Pengertian kapak genggam (chopper)
Kenapa disebut kapak genggam?
Soalnya gara gara alat ini dipake dengan cara digenggam. Chopper ini mirip dengan kapak tapi gak ada tangkainya.
Istilah kapak genggam di indonesia kadang menjadi rancu dengan istilah kapak perimbas. Jadi tuh ya, keduanya itu punya istilah yang sama jadi orang kadang suka keliru padahal keduanya itu beda dari segi bentuk, maupun periode waktu penggunaannya.
Coba deh kamu lihat di artikel pembahasan kapak perimbas.
Pengertian chopper atau kapak genggam adalah salah satu varian dari kapak perimbas yang mulai dipake di masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
Bentuk alat ini agak panjang dan meruncing. Tajamannya didapat dengan cara penyerpihan terjal di permukaan atas ke pinggiran batu. Kulit batu juga masih nempel tapi cuma di pegangannya doang.
Penyebaran chopper
Chopper itu ditemukan oleh von koeningswald (1935) di daerah pacitan, jawa timur. Hasil dari penyelidikannya itu nunjukin kalo chopper di daerah itu asalnya dari lapisan budaya trinil atau masa pleistosen tengah.
“pleistosen: (geo); kala waktu geologi berlangsung antara 1.808.000 hingga 11.500 tahun yang lalu; bagian awal dari zaman kuarter; zaman diluvium”
Dia juga menyimpulkan kalo pendukung dari budaya kapak genggam itu adalah pithecanthropus erectus.
Penemuan yang sama juga ditemukan didaerah peking (tiongkok), di goa-goa choukoutien tempat sejumlah fosil yang mirip dengan pithecantropus erectus ditemukan, yang kemudian disebut sinanthropus pekinensis.
Hasil dari penelitian dan ekskavasi di tahun 1990 di beberapa daerah pegunungan seribu oleh tim indonesia-prancis dipastiin kalo chopper juga digunakan homo erectus.
Daerah ditemukannya kapak genggam selain di daerah punung (pacitan, jawa timur ) juga ditemukan di:
- semenanjung malaka
- jampang kulon
- sukabumi (jawa barat)
- parigi (jawa timur)
- tambang sawah (bengkulu)
- lahat (sumatera selatan)
- kalianda (lampung)
- awangbangkal (kalimantan)
- kalimantan barat
- cabenge (sulawesi)
- nusa tenggara
- sembiran
- terunyan (bali)
- flores
- dan tempat-tempat lainnya
Kapak genggam semacam ini juga ditemukan di afrika, wilayah eropa, asia tengah, sampai daerah punjab di india, cina selatan sampai daerah filipina.
Beberapa kapak genggam yang ditemukan di indonesia dikenal juga dengan istilah sumatralith (batu sumatra) atau kapak genggam sumatra, karena tempat ditemukan pertama kalinya di daerah sumatra.
Ciri-ciri yang paling terkenal dan utama dari budaya khusus ini adalah menghasilkan produk alat-alat batu kerakal (pebble tools) yang pakai teknik pemangkasan memanjang dan mendatar cuma di satu sisinya saja.
Kapak genggam ini ditemukan di semenanjung malaya, di vietnam, kaboja, laos, thailand dan juga ditemukan di cina selatan, di australia dan tasmania.
Kalo di indonesia artefak ini ditemukan di pantai sumatera utara, di lhok seumawe dan binjai (tamiang), gua niah di kalimantan.
Pembuatan Chopper
Chopper atau Kapak genggam itu dibuat dari gamping kersikan dan atau jenis batuan lainnya. Batu itu dibuat sampai bentuknya itu meruncing lonjong.
Pemangkasan dan penajaman dibuat secara memanjang ke arah ujung runcingan, meliputi hampir ke semua bagian permukaan batunya dan cuma ninggalin sebagian kulit batu di bagian sisi permukaan biar gampang pas di pegang kalo mau dipake.
Umumnya,
chopper masih dipahat secara kasar seperti teknik yang sebelumnya dipake buat bikin kapak perimbas, tapi ada juga kapak genggam udah diserpih juga dihalusin dengan lebih detail dan dibentuk secara teratur.
Bentuk yang khusus ini terutama ditemukan di daerah lembah baksoko (sebelah barat pacitan) dan di daerah tabuhan (jawa timur), dan kapak ini bisa digolongin juga sebagai budaya yang mempunyai kemiripan sama dengan tingkat budaya acheulean.
Bentuk yang paling umum dari kapak genggam nunjukin kalo alat ini itu dibuat dari batu inti terus ditajamin pakai kapak pemukul biar ngehasilin tajaman di kedua sisinya.
Biar dapet hasil yang lebih dan rapih dilakukan secara berulang ulang dan hati hati. Tapi dibeberapa budaya teknologi buat bikin kapak genggam keliatannya rumit banget.
Contohnya itu seperti kapak genggam sumatra (sumatralith) yang pemrosesannya cuma di satu sisinya dan di kapak genggam yang runcing banget sampai sampai kadang dianggap sebagai alat serpih besar.
Jadi, walaupun punya bentuk yang gampang dikenali, tapi nyatanya sulit buat ngidentifikasi kalo artefak itu adalah kapak genggam.
Kapak genggam itu salah satu benda yang paling problematis dan kompleks dalam artefak prasejarah.
Soalnya Kapak genggam itu alat yang terus terusan dikembangin sampai dapet bentuk yang lebih bagus dari temuan di beberapa lapisan yang sama.
Fungsi chopper
Sesuai dengan arti chopper, fungsi chopper yaitu sebagai alat penetak atau pemotong. Tapi Fungsi chopper gak Cuma itu, chopper berfungsi sebagai alat buat bantu kegiatan manusia di zaman itu atau sebagai alat multi-fungsional.
Kenapa disebut alat multi-fungsional?
Soalnya kapak genggam ini gak cuma sebagai kapak, tapi kapak genggam bisa dipake buat menggali, memotong, menggores, menusuk, memalu dan lain-lain.
Selain itu, kalo ngeliat perkembangan alat-alat batu, chopper juga bisa dipake sebagai peralatan buat bikin alat serpih dan alat-alat lainnya.
Hg wells (1899) ngusulin sebuah teori, kalo kapak genggam atau chopper ini dipake senjata lempar atau rudal buat berburu.
Interpretasi ini juga didukung oleh profesor william H. Calvin. Penegasan ini terinspirasi oleh temuan dari situs arkeologi, olorgesailie di kenya.
Ada beberapa indikasi dari kapak genggam memang dimaksudkan buat dilemparkan pada kawanan hewan.
Selain itu ada beberapa artefak kapak yang serupa tapi kegedean buat dipegang dan dipake langsung.
Menurut teorinya, kapak itu dilemparin sampai ngebuat luka yang serius olehhewan buruan.
Tapi, sayangnya, belum ada bukti dari dampak kerusakan yang disebabkan oleh kapak genggam pada hewan buruan di masa lalu.
Manusia purba pendukung chopper
Kayak yang udah di jelasin juga diatas kalo kebudayaan kapak genggam itu hasil dari zaman batu tua atau paleolitikum yang berlanjut sampai awal neolitikum, dari pithecanthropus erectus berlanjut ke homo erectus kepada jenis kita, yaitu homo sapiens.
Menurut dari tempat tinggal dan mata pencarian nunjukin perbedaan secara dikotomi antara kehidupan di pantai dan di pedalaman.
Mata pencaharian masyarakat pantai ialah mengolah hasil biota laut, dan beberapa ribu tahun kemudian ngehasilin timbunan sisa-sisa makanan (kjokkenmoddinger) yang sering kali di dalamnya sisa-sisa aktivitas masyarakat pendukungnya berupa artefak dan ekofak.
Sebaliknya, kalo mata pencaharian masyarakat pedalaman itu adalah berburu hewan besar dan kecil, mereka pakai artefak batu yang mereka temuin di sekitarnya.
Dalam perkembangan hidupnya yang lebih kemudian, mereka mulai memanfaatkan gua buat jadi tempat tinggalnya.
Buat pakai kapak genggam itu butuh keahlian. Mungkin buat satu atau dua kali penggunaan itu keliatannya gampang.
Tapi coba kalian bayangin kalo kalian pakai buat bertahun tahun seperti apa. Mungkin kalo chopper kalian pakai buat zaman sekarang, kalian udah pergi ke tukang urut abis pakai chopper.
Ada juga kemungkinan bisa nyebabin tangan luka dan memar. Jadi butuh kekuatan fisik juga koordinasi tangan dan juga mata pas pakai chopper.
Jadi, kesimpulannya chopper itu alat multi fungsi yang terbuat dari batu. Kegunaan chopper juga ngebantu banget manusia purba di zamannya.
Dan chopper itu merupakan bentuk kapak perimbas yang lebih ‘modern’. Tapi susah buat nentuin kalo itu adalah chopper walau pun gampang buat ngenalin dari segi bentuknya.
Kurang cara menggunakan Kampak gengam bagaimana ?
Karena kapak genggam tidak memiliki tangkai seperti kapak yang sering kita lihat sekarang, maka cara penggunaannya adalah dengan menggenggam batu yang mirip dengan kapak tersebut.