Teks Pantun

ranggaku 5 Mei 2023

Salah satu puisi yang paling populer dan gak hangus dimakan oleh masa adalah Pantun.

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan Pantun tersebut? Jadi, pantun adalah

Jenis puisi lama dalam kesusasteraan Bahasa Indonesia. Umumnya, pantun terdiri dari 4 (empat baris tiap baitnya dan bersajak a-b-a-b.

Secara keseluruhan, bentuk pantun cum terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran ada di baris pertama dan kedua dan isi pada bagian ketiga dan keempat, dimana jadi tujuan dari puisi tersebut.

Ingin tahu lebih lengkapnya? Langsung aja yuk, simak ulasannya berikut dibawah ini!


Pengertian Pantun Menurut Para Ahli

Pengertian Pantun Menurut Para Ahli

1. Suseno (2008:43)

Menurut Suseno, Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang mempunyai sampiran dan isi dan bersajak a-b-a-b.

2. Soetarno (2008:19)

Pantun merupakan bentuk puisi yang terdiri atas empat larik yang bersajak a-b-a-b dan tiap larik (baris) terdiri dari sampiran pada baris pertama dan isi pada baris kedua.

3. Sugiarto (2010:14)

Pantun merupakan salah satu karya sastra Melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan.

Kata pantun punya arti ucapan yang teratur dan pengarahan yang mendidik. Adapun dalam pantun, perasaan dan pikiran itu dituangkan dalam empat hal yaitu baris, irama, bunyi, dan isi.


Ciri-Ciri Pantun

Ciri-Ciri Pantun

Ciri-ciri utama dari pantun 4 baris, yaitu:

  • Satu bait terdiri dari 4 baris
  • Baris 1 dan 2 merupakan sampiran atau pembayang
  • Baris 3 dan 4 merupakan isi
  • Satu baris terangkai dari 4-6 kata
  • Satu bait terdiri dari 8-12 suku kata
  • Bersajak a-a-a-a atau a-b-a-b

Pantun 2 baris ciri-cirinya, yaitu:

  • Baris: Satu bait terdiri dari dua baris
  • Jumlah kata: Satu baris terdiri dari 4-6 kata
  • Jumlah suku kata: Satu baris terdiri dari 8-12 suku kata
  • Pola Sajak: Polanya a-a
  • Sampiran: Baris pertama adalah sampiran
  • Isi: Baris kedua adalah isi.

Struktur Teks Pantun

Struktur Teks Pantun

Teks pantun cuma tersusun oleh 2 elemen sehingga menjadi suatu teks yang utuh, berikut ini ada beberapa struktur teks pantun:

1. Sampiran

Biasanya berupa suasana/sketsa alat (mencirikan masyarakat pendukungnya) berfungsi sebagai pengantar (paling gak menyiapkan rima/sajak dan irama dua baris terakhir) buat mempermudah pemahaman isi pantun. Terletak pada dua baris pertama.

2. Isi

Terletak di 2 baris terakhir dimana merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Tapi, terkadang bentuk sampiran membayangkan isi dari pantun dan posisi sampiran gak bisa ditukar dengan isi.


Jenis-Jenis Teks Pantun

Jenis-Jenis Teks Pantun

Berdasarkan isinya, menurut Widya (2009: 6-13) pantun bisa dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu:

1. Pantun Anak-Anak

Pantun Anak-Anak

Pada umumnya, pantun ini dipakai pada saat bermain atau bersenda gurau. Berdasarkan isinya, pantun anak-anak bisa dibedakan jadi dua yaitu:

  • Pantun Bersuka Cita

Berisi ungkapan yang menyatakan perasaan kegembiraan yang bisa terjadi dalam semua kejadian dan perisitwa. Misalnya kegembiraan mendapatkan barang baru.

Contoh pantunnya:

Ramai orang bersorak-sorak,
menepuk gendang dengan reban.
Alang besarnya hati awak,
mendapat baju dengan celana.

  • Pantun Berduka Cita

Berisi ungkapan yang menyatakan perasaan sedih. Misalnya saat ditinggal orang tua. Contoh pantunnya:

Kelapa muda makan di sawah,
tuan haji duduk sembahyang.
Ketika bermuka dengan ayah,
Bunda tiri berupa sayang.

2. Pantun Remaja atau Dewasa

Pantun Remaja atau Dewasa

Pantun remaja atau dewasa menggambarkan kehidupan orang remaja dan dewasa. Tema pantun ini biasanya mengenai cinta dan perjuangan hidup.

Pantun remaja atau dewasa tersebut dibedakan menjadi 5 jenis, diantaranya yaitu:

  • Pantun Dagang atau Nasib

Ditulis orang buat mengenang nasibnya. Bisa dengan mengungkapkan perasaan sedih, tertekan, merana karena harus jauh dari kampung halaman.

Contoh pantunnya:

Tudung saji hanyut terapung,
hanyut terapung di air sungai.
Niat hati hendak pulang kampung,
apa daya tangan tak sampai.

  • Pantun Perkenalan

Berisi ungkapan buat mengenal seseorang atau berisi ungkapan perasaan hati atau pujaan terhadap orang yang ingin diajak berkenalan.

Contoh pantunnya:

Dari mana hendak kemana,
Manggis dipetik dengan pisau.
Kalau boleh kami bertanya,
Gadis cantik siapa namamu.

  • Pantun Berkasih-kasihan

Berisi ungkapan yang ditujukan pada seseorang yang dicintai. Biasanya pantun ini isinya curahan hati, perasaan senang, perasaan rindu, pujian dan sanjungan.

Contoh pantunnnya:

Jalan lurus menuju Tuhan,
terus pergi mengangkat peti.
Badan kurus bukan tak makan,
kurus memikir si jantung hati.

  • Pantun Perceraian atau Perpisahan

Berisi ucapan perpisahan atau perceraian. Pantun ini dibacakan karena ada niat buat berpisah atau putus hubungan.

Contoh pantunnya:

Jaga tugu di tengah jalan,
Menjual ikan mendapat kerang.
Tega nian aku kau tinggalkan,
Hidup di dunia hanya seorang.

  • Pantun Beriba Hati

Pantun ini menyatakan perasaan sedih saat ditinggal atau ditolak pasangan. Berisi kekecewaan, penyesalan, atau mengancam.

Contoh pantunnya:

Jika tuan menutuh jati,
Biar serpih tumbang jangan.
Jika tuan mencari hati,
Biar lebih kurang jangan.

3. Pantun Orang Tua

Pantun Orang Tua

Pada umumnya, pantunorang tua ini berhubungan dengan berbagai nasihat.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah, tercurah berupa nasihat-nasihat dalam puisi yang berbentuk pantun yaitu:

  • Pantun Nasehat

Yaitu rangkaian kata-kata yang mempunyai makna buat mengarahkan atau menegur seseorang buat jadi pribadi lebih baik.

Contoh pantunnya:

Memetik paku dekat selokan,
Buah kapuk matang muda.
Rajin-rajinlah bersekolah,
Jadi bekal ketika tua.

  • Pantun Adat

Pantun adat memakai gaya bahasa bernuansa kedaerahaan dan sangat kental akan unsur adat kebudayaan tanah air.

Contoh pantunnya:

Menanam kelapa di Pulau Bukum,
Tinggi sedepa sudah berbuah.
Adat bermula dengan hukum,
Hukum bersandar di Kitabullah.

  • Pantun Agama

Mengandung kata-kata nasihat atau petuah yang mempunyai makna yang sangat dalam sebagai sebuah pedoman dalam menjalani hidup, berisi kata-kata agar mendorong seseorang buat gak melanggar aturan-aturan agama.

Contoh pantunnya:

Saya pergi beli tembaga,
Saya pakai untuk merekatkan parang.
Apabila ingin masuk surga,
Sering-sering mengaji dan sembahyang.

  • Pantun Budi

Pantun budi berisi pengajaran untuk berbuat baik pada semua manusia. Contoh pantunnya:

Pisang emas bawa berlayar,
Masak sebiji di atas peti.
Hutang emas boleh dibayar,
Hutang budi di bawa mati.

  • Pantun Kepahlawanan

Jenis pantun ini dipakai buat memberi semangat seseorang dalam melakukan sesuatu hal atau menunjukkan jasa para pahlawan.

Contoh pantunnya:

Ibu Tani membawa nampan,
nampan dibawa diisi roti.
Ayo kawan ingat pahlawan,
jasa mereka sungguh berarti.

4. Pantun Teka-Teki

Pantun Teka-Teki

Pantun teka-teki ini berisi pertanyaan yang dijawab. Pantun ini biasanya, dipakai anak-anak buat bermain tebak-tebakan.

Contoh pantunnya:

Kalau Tuan bawa keladi,
bawakan juga si pucuk rebung.
Kalau Tuan bijak bestari,
Hewan apa tanduk di hidung?

5. Pantun Jenaka

Pantun Jenaka

Pantun jenaka ini dipakai buat menghibur hati, bersenang-senang, dan membuat orang lain tertawa.

Contoh pantunnya:

Di sini kosong di sana kosong,
tak ada batang pohon tembakau.
Bukannya saya berkata bohong,
ada katak memikul kerbau.

Sedangkan menurut Effendy jenis-jenis pantun adalah sebagai berikut ini, yaitu:

1. Pantun Anak-Anak

  • Teks pantun suka cita
  • Teks pantun duka cita
  • Teks pantun jenaka
  • Teks pantun teka-teki

2. Pantun Orang Muda

  • Teks pantun berkenalan
  • Teks pantun nasib
  • Teks pantun romantic
  • Teks pantun perpisahan atau perceraian
  • Teks pantun nasehat atau amanat.

3. Pantun Orang Tua

  • Teks pantun agama atau religi
  • Teks pantun nasehat atau amanat
  • Teks pantun nasib
  • Teks pantun adat dan budaya

Berdasarkan bentuknya, pantun dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

  • Pantun biasa
  • Pantun karmina atau pantun kilat
  • Talibun
  • Pantun berkait

Kaidah Kebahasaan Teks Pantun

Kaidah Kebahasaan Teks Pantun

Kaidah kebahasaan yang dipakai dalam teks pantun sangat berbeda dengan teks anekdot. Berikut ini, ada beberapa kaidah kebahasaannya:

1. Diksi

Pilihan kata yang tepat dan cocok dalam penggunaannya guna menyampaikan gagasan sehingga diperoleh dampak tertentu seperti yang diharapkan.

2. Bahasa Kiasan

Bahasa yang dipakai pelantun buat menunjukkan makna secara gak langsung. Pada umumnya, berupa peribahasa atau ungkapan.

3. Imaji

Penggambaran yang diciptakan oleh pelantun secara gak langsung. Jadi, seolah-olah digambarkan dalam teks pantun bisa dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil).

4. Bunyi

Pada umumnya, bunyi muncul dari kiasan, imaji, dan diksi yang diciptakan saat menuturkan pantun.

Biasanya, ada unsur rhyme (rima) dan Rhytm (ritme), buat memperindah pantun dan lebih mudah dalam mengingatnya.

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait

Rangkuman Materi Indeks Buku


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Vira
6 Agustus 2023

Teks Deskripsi


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Vira
6 Agustus 2023