Revolusi Rusia

ranggaku 22 Juli 2023

Lahirnya revolusi Rusia dimulai dari kekalahan tentara Rusia (Soviet) pada Perang Dunia II.

Hal itu membawa Rusia kedalam masa yang suram. Masa dimana Rusia banyak melakukan pembenahan di sektor apapun.

Sedangkan, Tsar (Raja) memilih untuk bersenang-senang tanpa menghiraukan rakyat.

Rakyat membuat gerakan menentang pemerintah ditindas dengan kekerasan senjata.

Gerakan yang bersifat sporadis dan apapun usaha dari pemerintah buat menindasnya, gerakan-gerakan selalu muncul setiap waktu.

Dan akhirnya, ditengah-tengah perang dunia saat Rusia mengalami kekalahan yang besar terjadi Revolusi Rusia.


Latar Belakang Revolusi Rusia

Latar Belakang Revolusi Rusia

Awal revolusi Rusia, pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II di tahun 1894-1917, pemerintahan Rusia sangat bersifat otokratis dan reaksioner.

Tapi, dalam bidang ekonomi sangat progresif dan terutama dalam bidang industri seperti tekstil, batu bara, besi, dan pertambangan.

Dengan industri yang maju tersebut, baru muncul kaum buruh.

Di tahun 1905, terjadi pemberontakan kaum buruh yang tujuannya buat menuntut persamaan hak dan perbaikan nasib.

Hal itu, sejalan dengan semboyan mereka yaitu “sam rasa sama rasa”. Selain itu, pemerintahan liberal dituntut oleh para rakyat.

Kemudian, pada waktu itu juga kekalahan yang dialami oleh Rusia melawan Jepang.

Dalam situasi yang sedang kacau, Tsar Nicholas II masih bisa mengatasi keadaan dengan cara menjamin kebebasan dan pembentukan Duma.

Tapi, Duma juga terjadi pertentangan antara kaum Liberalis dan kaum. Kaum liberal yang menghemndaki adanya monarki konstusional.

Sedangkan, dari kaum Liberal menhendaki dengan susunan masyarakat yang sosialis.

Nicolas II memihak kaum Sosialis dan bersikap sangat keras sehingga Duma dibubarkan. Hal itu kemudian mendorongadanya Revolusi Rusia.


Penyebab Terjadi Revolusi Rusia

Penyebab Terjadi Revolusi Rusia

Berikut dibawah ini, ada beberapa penyebab terjadinya revolusi Rusia, diantaranya yaitu:

1. Pemerintahan Tsar Nicholas II

Saat negara-negara lain mulai mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya, Tsar Nicholas II masih tidak melakukan hal yang sama.

Dia emang mengizinkan dibentuknya Duma (daerah perwakilan rakyat Rusia), tapi keberadaannya cuma sandiwara belaka.

Pemilihan anggota Duma dilakukan dengan pura-pura karena pada praktiknya, anggota Duma yaitu orang-orang yang propemerintahan Tsar.

Hasil-hasil rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan.

2. Susunan Pemerintahan Tsar

Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas II tidak disusun secara rasional, tetapi atas dasar favoritisme.

Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap buat pemerintahannya, orang-orang yang dipilihnya buat jabatan-jabatan pemerintahan cuma orang-orang yang disukainya.

Dalam hal tersebut, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya, Tsarrina Alexandra.

Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh seorang biarawan yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin.

Alexandra dan Rasputin merupakan orang-orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam paham baru.

3. Perbedaan Sosial

Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat jauh perbedaannya.

Tsar dan para bangsawan hidup mewah dan kaya raya. Sedangkan rakyat, terutama petani dan buruh, sangat miskin, dan sengsara.

Bangsawan juga memiliki berbagai macam hak yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat yang diabaikan.

Sekalipun perbudakan udah dihapuskan, para bangsawan tetap memperlakukan rakyat biasa seperti budak dalam kehidupan sehari-hari.

4. Persoalan Tanah

Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri Stolypin pada tahun 1906 cuma menghasilkan perubahan tanah-tanah mir jadi milik perseorangan anggota mir.

Di luar mir, masih banyak tanah berukuran luas yang jadi milik para tuan tanah, baik bangsawan atau para kulak (petani-petani besar).

Tanah-tanah ini, dikerjakan oleh para petani kecil (buruh tani). Para buruh tani ini, lalu berusaha menuntut tanah yang seharusnya jadi miliknya.

5. Aliran yang Menentang Tsar

Dalam revolusi pada tahun 1905, aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas, tapi tidak lenyap.

Mereka melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan sambil menunggu kesempatan untuk kembali muncul.

Aliran-aliran tersebut adalah aliran liberal dan sosialis. Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat).

Aliran tersebut, menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar.

Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis, pemerintahan yang modern dan juga demokratis.

Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua aliran, yaitu:

  • Mensheviks (Moderat atau sosial demokrat).
  • Bolsheviks (Radikal, lalu berkembang menjadi partai komunis).

Golongan Mensheviks dipimpin oleh Georgi Plekhanou lalu digantikan oleh Kerensky. Golongan Bolsheviks dipimpin oleh Lenin dan Trotsky.

6. Kekalahan Perang

Saat melibatkan diri dalam Perang Dunia I, sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu.

Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan negara-negara lain, terutama yang tergabung dalam Triple Entente.

Keikutsertaan Rusia dalam Perang Dunia I mendapat sambutan dingin dari rakyatnya. Peperangan yang tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan.

Kekalahan-kekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar danau-danau wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan kepercayaan rakyat pada Tsar.

Rakyat mulai jemu pada peperangan dan menginginkan kedamaian.

7. Acaman Kelaparan

Lima belas juta warga Rusia dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka harus dijamin penuh oleh negara.

Sedangkan, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat kurangnya tenaga kerja, baik dalam bidang industri atau pertanian.

Macetnya industri dan pertanian ini, menimbulkan bahaya kelaparan karena kurangnya bahan makanan. Perekonomian negara menjadi kacau balau.


Terjadinya Revolusi Rusia

Revolusi Rusia tahun 1917 dibagi menjadi dua tahap, diantaranya sebagai berikut ini:

1. Revolusi Februari 1917

Revolusi Februari 1917

Revolusi yang dimulai dari Petrograd (Leningrad) dengan para demonstrasi yang menuntut bahan makanan.

Selain itu, ada juga pemogokan di banyak perusahaan-perusahaan.

Revolusi itu, dilakukan oleh kaum kudet, Bolshewiki dan Menshewiki lalu bisa menyingkirkan Tsar Nichollas II.

Tampuk pemerintahan dikendalikan oleh para kaum kudet dengan cara pemerintahan sementara.

Tapi, kaum kudet tidak bisa menjalankan perubahan-perubahan seperti yang dituntut oleh kaum rakyat.

Karensky merupakan orang yang memimpin kaum Menshewiki pertama.

Dia menjunjung kembali kehormatan dari Rusia dimata dunia Internasional, karena kekalahan-kekalahan Rusia dalam peperangan.

Setelah itu, mengadakan perubahan pemerintahan dalam negeri. Serangan kepada Jerman secara besar-besaran dalam perang dunia I segera dilakukan, tapi gagal.

Hal tersebut, mengakibatkan hilangnya kepercayaan Menshewiki dari rakyatnya.

Kesempatan itu, digunakan dengan baik oleh para kaum Bolshewiki buat menyusun kekuatan yang tujuannya buat merebut pemerintahan.

2. Revolusi Oktober 1917

Revolusi Oktober 1917

Saat kepercayaan rakyat hilang kepada Menshewiki. Kaum Bolshewiki segera mendekatkan diri pada rakyat dan memberikan janji adanya pembagian tanah dan perdamaian.

Dengan cara itu, Bolshewiki berhasil mendapatkan kepercayaan simpati dan dukungan dari rakyat.

Yang sebelumnya, kaum Bolshewiki mempersiapkan diri dengan wajib militer kepada para pekerja lalu jadi pengawal merah.

Dibawah pimpinan Trotsky, udah siap buat merebut kekuasaan. Revolusi diawali di Petrogard yang dipimpin oleh Lenin yaitu penyerukan buat mendirikan Republik Soviet.

Angkatan laut dan angkatan darat yang memihak Lenin. Menshewiki dibawah pimpinan kerensky behasil disingkirkan pada tanggal 25 Oktober 1917.

Akhirnya, pemerintahan baru di Rusia dapat dipegang oleh kaum Bolshewiki.


Akibat Revolusi Rusia

Akibat Revolusi Rusia

Revolusi yang dilakukan oleh kaum Bolshewiki membawa akibat seperti dibawah ini:

1. Dihapusnya Pemerintahan Tsar

Pemerintahan diubah dengan sistem satu partai (pemerintahan dipegang oleh satu partai).

Coba bandingkan dengan sistem satu partai di Jerman (Hitler dengan NAZI-nya) dan di Italia (Mussolini dengan fasismenya).

2. Demokrasi Soviet

Demokrasi liberal atau parlementer dianggap Lenin kurang demokratis, karena biasanya parlemen diduduki oleh orang-orang dari kelas menengah ke atas, sedangkan rakyat jelata tidak tahu apa-apa.

Lenin lebih suka membentuk dewan-dewan rakyat (Soviet) yang mewakili suara masyarakat terbawah.

Dewan-dewan rakyat ini, lalu akan memilih diantara mereka buat jadi wakil dalam dewan rakyat yang lebih tinggi. Mekanisme yang sama berlanjut sampai ke tingkat paling tinggi.

3. Modernisasi Rusia

Dalam kurun waktu lebih kurang 40 tahun, Rusia mulai bisa menyamai negara-negara industri lainnya di Eropa Barat dan Amerika.

Terutama dalam bidang industri dan pertanian.

4. Meluasnya Komunisme

Sampai saat ini, komunisme menjadi faktor kekuatan politik dunia yang perlu diperhitungkan.


Dampak Revolusi Rusia

Dampak Revolusi Rusia

Meluasnya paham komunis di dunia, karena Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal (Bolshevik).

Pada saat itu, negara-negara ketiga yang masih dijajah oleh bangsa lain dengan segera mengadopsinya.

Dan, negara-negara yang baru dibentuk dan negara-negara yang rakyatnya udah bosan hidup didalam kekangan feodalisme penguasa.

Paham baru tersebut, juga menjalar ke Indonesia yang pada waktu itu menghidupkan organisasi-organisasi pergerakan yang menuju ke arah kemerdekaan.

Organisasinya juga menganutnya yang bersikap radikal (nonkooperatif) pada Belanda, bahkan di kemudian hari jelas melakukan pemberontakan.

Contohnya yaitu ISDV yang setelah Indonesia merdeka mengubah namanya menjadi PKI.


Gimana ulasan diatas tadi? Sangat mudah dipahami kan? Itulah beberapa pembahasan lengkap mengenai Revolusi Rusia.

Semoga pembahasan diatas, bisa membantu dan bermanfaat untuk kalian semua sobat cerdika.com 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Artikel Terkait

Zaman Mesolitikum


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
6 Agustus 2023

Kebudayaan Pacitan


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
5 Agustus 2023

Kebudayaan Ngandong


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
4 Agustus 2023

Kapak Genggam


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Kapak Perimbas


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023