Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tapi, bukan berarti perjuangan membela kemerdekaan berhenti saat itu.
Untuk mengukuhkan eksistensinya, sebuah negara merdeka memerlukan dukungan secara Internasional.
Kalo pengakuan kemerdekaan telah dikantongi, maka wilayah kedaulatan, kewarganegaraan, dan pemerintahannya secara otomatis juga telah diakui.
Saat itu Indonesia beruntung, karena beberapa negara mendukung proklamasi kemerdekaan. Tapi, ada juga yang menentangnya.
Inilah beberapa negara yang udah memberikan sumbangsih besar kepada Indonesia supaya bisa mempertahankan kemerdekaannya.
Mereka juga yang pertama kali mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Negara mana saja ya?
1. Pengakuan dari India
India adalah salah satu sahabat Indonesia. Keduanya sama-sama paham sulitnya hidup dibawah belenggu kolonialisme selama berabad-abad.
Makanya, kedua bangsa antara India dan juga Indonesia saling bekerja sama.
Tahun 1946, Indonesia mengirim bantuan sebesar 500.000 ton beras ke India yang saat itu sedang mengalami krisis pangan, akibat penjajahan Inggris
India membalas kebaikan hati rakyat Indonesia dengan turut menyuarakan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Saat Belanda melakukan agresi militer, India merupakan salah satu negara yang mengutuk tindakan tersebut.
2. Pengakuan dari Mesir
Mesir merupakan negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946.
Mesir juga mendorong agar negara-negara anggota Liga Arab melakukan hal yang sama.
Terlebih, Liga Arab mendukung perjuangan dekolonisasi yang dilakukan bangsa-bangsa mayoritas muslim.
Selain itu, hubungan negara-negara Arab dengan Indonesia juga udah terjalin sejak lama.
Makanya, dengan adanya kabar kemerdekaan Indonesia pada saat itu menuai simpati dari rakyat Mesir.
Konsul Jenderal Mesir di Mumbai bernama Muhammad Abdul Mun’im, bahkan ditugaskan datang ke Yogyakarta pada Maret 1947.
Beliau bertugas untuk membawa pesan dari Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
3. Pengakuan Suriah
Walaupun Indonesia udah memproklamasikan kemerdekaannya, agresi militer Belanda masih terus berlangsung.
Suriah, salah satu negara anggota Liga Arab, turut memperjuangkan persoalan yang dihadapi Indonesia itu untuk dibahas dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1947.
Sampai akhirnya, agresi militer Belanda di Indonesia dihentikan melalui perundingan secara damai.
Sejak saat itu, terjalinlah hubungan bilateral antar keduanya. Tapi, kegiatan peningkatan hubungan terhenti saat krisis Suriah menyeruak tahun 2011.
Saat ini, hubungan bilateral antara Indonesia dan Suriah cuma sebatas saling mendukung dalam forum Internasional.
Kita doakan saja semoga krisis di Suriah cepat mereda dan situasi kembali kondusif ya!
4. Pengakuan Lebanon
Setelah Mesir dan Suriah, Lebanon merupakan negara ketiga yang mengakui kedaulatan Indonesia.
Pada tanggal 29 Juli 1947, pengakuan secara de-jure diberikan kepada NKRI oleh Lebanon.
Dari situlah, hubungan bilateral antara Indonesia dan salah satu negara yang terletak di Timur Tengah itu pun dimulai.
Awalnya, Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Mesir turut diakreditasikan dalam mengelola hubungan diplomasi dengan Lebanon.
Tapi, Kedutaan Besar RI untuk Lebanon akhirnya didirikan secara resmi di Beirut pada tahun 1996.
5. Pengakuan Yaman
Salah satu negara anggota Liga Arab lainnya yang mengakui kedaulatan Indonesia adalah Yaman.
Pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia diberikan pada tanggal 3 Mei 1948.
Sampai sekarang, persahabatan kedua negara telah berlangsung selama 70 tahun.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Yaman terus ditingkatkan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sampai sosial dan budaya.
6. Pengakuan Vatikan
Salah satu negara pertama di Eropa yang memberikan pengakuan kedaulatan terhadap kemerdekaan Indonesia yaitu Vatikan.
Pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia diberikan tepatnya pada 6 Juli 1947.
Hubungan diplomatik keduanya terlihat dengan berdirinya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Vatikan pada tahun yang sama.
Selain itu, hubungan RI dan Vatikan semakin diperkuat saat Kedutaan Besar Vatikan (Apostolic Nunciature) hadir secara resmi di Jakarta sejak tahun 1950.
7. Dukungan Australia
Ribuan pelaut Australia melakukan boikot besar-besaran terhadap kapal-kapal milik Belanda yang memuat persenjataan.
Akibatnya, kapal-kapal itu tidak bisa melanjutkan pelayaran ke Indonesia. Peristiwa ini dinamai “Black Armada”.
Aksi tersebut, didukung oleh Partai Buruh yang saat itu menguasai pemerintahan Australia.
Selain itu, Australia juga secara aktif mendorong Dewan Keamanan PBB untuk menyelesaikan masalah Indonesia dan mengakui kedaulatannya.
8. Penolakan Belanda
Setelah Jepang menyerah, kemudian Belanda ingin kembali berkuasa di negara Indonesia.
Bahkan, Belanda sampai melancarkan Agresi Militer I (1947) dan Agresi Militer II (1948).
Berbagai upaya damai dengan jalan perundingan dilakukan, mulai dari:
- Perjanjian Linggarjati (1946).
- Perjanjian Renville (1948).
- Perjanjian Roem-Royen (1949).
- Konferensi Meja Bundar (1949).
Belanda akhirnya baru mengakui kedaulatan RI berkat resolusi Konferensi Meja Bundar 1949.
Annemarie Toebosch, peneliti di Universitas Michigan dalam artikel yang dia tulis di The Conversation mengatakan, kalo sampai sekarang Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Karena, kalo Belanda mengakui tahun itu, berarti mereka udah menyerang negara berdaulat setelah Perang Dunia II dengan tujuan buat menjajahnya.
Hal tersebut, nantinya bisa dianggap sebagai kejahatan perang.
Gimana ulasan diatas tadi? Sangat mudah dipahami kan?
Itulah beberapa pembahasan lengkap mengenai Respon Internasional Terhadap Kemerdekaan Indonesia.
Semoga pembahasan diatas, bisa membantu dan bermanfaat untuk kalian semua sobat cerdika.com 😀