Perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet berlangsung setelah Perang Dunia II.
Perang dingin tersebut berlangsung sampai Uni Soviet bubar di akhir tahun 1980-an.
Selama puluhan tahun, persaingan ideologi antara kedua negara tersebut membawa dampak yang besar bagi dunia.
Terdapat dampak negatif, tapi ada juga dampak positif dari adanya Perang Dingin.
Lalu, apa saja dampak Perang Dingin bagi Indonesia sendiri?
Ingin tahu? Makanya, simak ulasan dibawah ini yuk!
1. Pertentangan Ideologi
Di Indonesia, Amerika Serikat menghalau ideologi komunisme yang disebarkan Uni Soviet.
Berbagai cara dilakukan Amerika Serikat melalui badan intelijennya, yaitu Central Intelligence Agency (CIA).
Salah satunya, pemberontakan terhadap pemerintahan Presiden Soekarno yaitu Pemberontakan PRRI/Permestta.
Keterlibatan Amerika Serikat dalam Pemberontakan PRRI/Permesta terbukti dengan tertangkapnya Allan Pope.
Penerbang Amerika Serikat yang jatuh setelah pesawatnya ditembak di Ambon pada tahun 1958.
Tidak cuma pengaruh Amerika Serikat, pengaruh Uni Soviet juga mendorong pemberontakan.
Tokoh komunis Indonesia, Musso menggerakan pemberontakan di Madiun pada tahun 1948.
Jadi, Musso bercita-cita ingin menjadikan Indonesia Republik Soviet.
2. Pembangunan
Sebagai negara yang belum lama merdeka, Indonesia kesulitan membangun dan mensejahterakan rakyatnya.
Tapi berkat perang dingin, bantuan untuk Indonesia mengucur baik dari Amerika Serikat ataupun Uni Soviet.
Salah satunya, saat Soekarno berambisi menunjukkan kehebatan Indonesia lewat Asian Games ke-IV yang diselenggarakan pada 1962.
Uni Soviet memberikan pinjaman lunak senilai 12,5 juta dollar AS. Soviet juga mengirimkan insinyur dan teknisinyna untuk merancang Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Kruschev turut hadir dalam pencanangan tiang pancang pertama pada 8 Februari 1960.
Di sisi lain, Soekarno juga meminta bantuan pada AS. Pelaksanaan Asian Games ke-IV di Senayan dikhawatirkan akan membuat macet.
Untuk mencegah hal itu terjadi, dibangunlah Jembatan Semanggi yang sekarang dikenal dengan nama Simpang Susun Semanggi.
Jembatan Semanggi dibangun melalui uang AS. Ceritanya, Soekarno mengutus Perdana Menteri Djuanda untuk menemui Howard Jones.
“Tanyakan, apakah Amerika tidak ingin punya peninggalan jejak di Indonesia? Kalau tidak, ya sudah. Oleh karena jejak Jepang udah ada, Rusia juga telah punya jejak. Tapi sebenarnya, saya ingin pinjaman dari sana untuk bisa melengkapi pembangunan Jembatan Semanggi…” ujar Soekarno kepada Djuanda.
Rayuan itu berhasil. Tidak cuma dibantu membangun Jembatan Semanggi.
Indonesia juga mendapat bantuan membangun jalan baru dari Cawang sampai ke Tanjung Priok yang disebut sebagai Jakarya By Pass (kini Jalan Jenderal A Yani dan Mayjen DI Panjaitan).
3. IPTEK
Uni Soviet dengan Amerika Serikat sama-sama mengembangkan nuklir.
Tidak sampai disitu saja, kedua negara juga membantu negara lain untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan damai.
Pada 21 September 1960, Amerika Serikat membantu Indonesia mengembangkan energi atom dengan menjanjikan dana hibah senilai 350.000 dollar AS.
Dana tersebut, digunakan untuk operasional reaktor nuklir yang dibangun di Bandung.
Selain itu, Amerika Serikat juga berjanji memberi tambahan 141.000 dollar AS untuk mendanai risetnya.
Lalu 16 Januari 1965, Soekarno meresmikan Pusat Penelitian Nuklir dengan menggunakan rekator IRI-2000 dari Uni Soviet di Serpong, Tangerang.
4. Politik
Berbagai pergolakan politik Indonesia yang terjadi di pemerintahan Soekarno, erat kaitannya dengan Perang Dingin.
Salah satunya, keberhasilan Soekarno membentuk solidaritas diantara negara-negara bekas jajahan menghalau Perang Dingin.
Soekarno menggelar Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955 yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok (GNB).
Tetapi, perang dingin juga yang mengakhiri presiden Soekarno.
Sejak dekade 1950-an, CIA mencoba berbagai operasi rahasia mulai dari membuat film porno dengan Soekarno palsu sampai menyuplai senjata untuk pemberontakan.
Amerika Serikat mencoba mendekati militer Indonesia. AS terlibat dalam peristiwa G30S dan pemberangusan terhadap komunis setelahnya.
5. Dampak Lainnya
Bagi Indonesia sendiri, dampak dari adanya Perang Dingin ini mencakup ke dalam beberapa aspek antara lain :
- Penerapan demokrasi terpimpin pada tahun 1960, saat itu pemerintah mengarahkan pandangan politiknya ke negara yang berhaluan komunis.
- Pendirian Poros Jakarta Hanoi Pyong Yang Phnom Penh yang terbentuk akibat kedekatan Indonesia dengan Negara Blok Timur.
- Kebijakan ekonomi Indonesia cenderung terlihat mengarah pada Kolonialisme dan Imperialisme.
- Perubahan arah politik Indonesia yang terjadi pada tahun 1965 sebagai dampak dari gerakan 30SPKI yang dianggap didalangi oleh PKI.
- Berawal dari terjadinya krisis minyak dunia yang memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia, hal ini menyebabkan perkembangan modal asing dalam negeri ini.
- Berakhirnya pemerintahan orde baru lalu terjadi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997.
Disamping itu, ada dampak lain yang ditimbulkan oleh Perang Dingin bagi Indonesia yaitu terjadinya krisis moneter.
Karena, ketergantungan Indonesia terhadap modal asing sangat tinggi, selain itu Indonesia juga terlalu banyak bergantung pada barang impor.
Di sisi lain, krisis moneter juga mengakibatkan Indonesia tidak mampu memenuhi keperluan sehari-hari.
Krisis ekonomi ini, tercermin dengan terjadinya inflasi yang tinggi, tingginya utang luar negeri dan pemerintah yang bersifat sentralis.
Munculnya krisis politik ditandai dengan terjadinya demokrasi rekayasa pada pemerintahan orde baru yang menimbulkan krisis kepercayaan di mata rakyat Indonesia.
Dampak selanjutnya adalah munculnya reformasi yang dilatarbelakangi oleh krisis multidimensional seperti ekonomi, politik, dan sosial.
Itulah beberapa pembahasan lengkap mengenai Dampak Perang Dingin bagi Indonesia. Gimana? Sangat mudah dipahami kan?
Semoga pembahasan diatas, bisa membantu dan bermanfaat untuk kalian semua sobat cerdika.com 😀