Meski udah banyak tindakan dari aparat kepolisian, tapi sampai saat ini tawuran masih aja kerap terjadi. Bukan cuma antara warga, tapi juga yang memperihatinkan yaitu tawuran antara pelajar.
Banyak motif dari tawuran ini, mulai dari salah faham yang menyebabkan suatu kelompok merasa terhina, dendam yang udah mengakar, sampai cuma ingin menunjukan kemampuan buat gagah-gagahan aja.
Banyak korban yang timbul karena tawuran ini. Bukan aja kerugian dalam artian luka-luka dan bahkan nyawa, kerugian juga bisa berupa materi misalnya kerusakan fasilitas.
Kerugian ini gak cuma terdampak pada orang-orang yang melakukan tawuran, tapi juga pada orang yang gak bersalah yang pada saat kejadian berada di lokasi.
Berikut ini, ada beberapa penyebab terjadinya tawuran dan cara mencegahnya. Penasaran? Yuk langsung simak aja ulasannya!
Penyebab Tawuran
Ada banyak sekali penyebab terjadinya tawuran ini, diantaranya sebagai berikut ini:
1. Faktor Tabiat
Kondisi emosional yang gak terjaga dan ketidakmampuan buat menahan diri dari amarah emang jadi salah satu penyebab terjadinya tawuran.
Jadi, tawuran tuh manifestasi dari emosi yang gak terkontrol dalam menghadapi suatu “serangan” dari suatu kelompok lain.
Umumnya, tawuran diawali oleh masalah kecil yang melibatkan perseorangan dan membesar menjadi permasalahan kelompok karena faktor relasi.
Dari masing-masing pribadi gak bisa menahan emosinya, yang akhirnya melakukan jalan kekerasan buat memperlihatkan rasa gak suka dan gak setuju dengan beradu fisik.
Emosi ini lama-lama akan jadi dendam antar kelompok, dan akhirnya munculah “musuh abadi” yang biasanya menjadi dasar buat terjadinya tawuran.
2. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama buat stiap pribadi seseorang buat menanamkan nilai dan juga budi pekerti didalam hatinya.
Ada saatnya, orang tua gak terlalu memperhatikan perkembangan anak meski udah dilindungi oleh hak perlindungan anak, karena kesibukan dan karir jadi anak gak punya suatu sosok buat diteladani.
Ada juga orang tua yang membiarkan anaknya bergaul dengan lingkungannya yang terlalu bebas.
Tapi, hal yang paling bisa jadi bibit tawuran dari faktor keluarga yaitu kondisi emosi didalam keluarga itu sendiri.
Banyak sekali orang tua yang ringan tangan terhadap anak mereka, dan gak jarang bertengkar baik antara suami istri atau dengan anak-anak mereka.
Kebiasaan yang mendahulukan perlakuan fisik dibandingkan dengan pendekatan melalui perkataan atau diplomasi bisa menjadikan anak makhlum kalo kekerasan fisik jadi suatu yang biasa atau lumrah.
3. Faktor Lingkungan
Dari lingkungan yang gak sehat, bisa memicu anak buat terbiasa dengan hal-hal yang buruk juga, lho!
Contohnya:
Film di televisi yang meperlihatkan kekerasan dan malah dianggap sesuatu yang menyenangkan, itu bisa ditiru oleh anak jadi akan terbiasa dengan kekerasan
Belum lagi faktor lingkungan sekitar, dimana anak-anak bergaul dengan teman yang “keras”. Karena gak dapat pendidikan dari keluarganya, bisa memicu kebiasaan akan perlakuan fisik antar sesama.
Kalo ini dibiarkan sampai anak jadi dewasa, maka nilai kekerasan fisik akan melekat dalam tubuh dan akan menjadi penyebab terjadinya tawuran.
Makanya, tawuran akan jadi hal yang biasa karena orang berpikir kalo jalan kekerasan adalah jalan yang benar buat mengatasi suatu masalah.
Jalan kekerasan merupakan jalan yang legal atas segala perlakuan yang gak menyenangkan yang terjadi pada orang tersebut.
4. Faktor Relasi
Persahabatan yang kuat emang baik, apalagi karena persahabatan itu mereka jadi saling tolong menolong dalam kebaikan.
Tapi, ada saatnya persahabatan disalahartikan jadi saling tolong menolong tanpa memikirkan apa yang akan dilakukan.
Seseorang yang dapat perlakuan yang gak menyenangkan atau seseorang yang merasa kelompoknya di hina, maka akan menggalang kekuatan kelompoknya.
Hal ini yang memicu tawuran yang diakibatkan oleh masalah perorangan. Masalah seorang anggota kelompok jadi masalah keseluruhan kelompok, karena adanya rasa saling mempunyai keeratan.
Tapi sayangnya, karena faktor lain yang disebutkan sebelumnya, pertikaian dengan cara adu jotoslah yang menjadi pilihan utama buat menyelesaikan masalah tersebut.
5. Faktor Pendidikan
Sekolah yaitu lembaga formal tempat mendidik anak-anak buat mendapatkan nilai-nilai dan budi pekerti luhur.
Tapi, ada saatnya sekolah gak bisa menjalankan tugasnya mendidik anak karena guru-guru yang kurang cakap.
Masih banyak sampai dewasa ini, guru-guru yang gak segan berbuat kekerasan terhadap siswanya yang gak mengetahu manfaat tata tertib sekolah buat menunjukan ketidaksetujuan terhadap apa yang dilakukan oleh sang siswa.
Belum lagi, munculnya Masa Orientasi Siswa (MOS) yang sebenarnya ditujukan buat memperkenalkan lingkungan sekolah baru tapi kini jadi ajang unjuk kekuasaan senior terhadap junior.
Gak jarang, acara MOS tahun berikutnya jadi ajang balas dendam senior baru terhadap angkatan di bawahnya lagi.
Ajang buat kekuasaan ini, biasanya timbul dengan beberapa kekerasan fisik dengan dalih melatih fisik dan mental. Bisa jadi, dari sini salah satu faktor tawuran berasal.
Cara Mengatasi Tawuran
Buat mengatasi tawuran ini, ada 2 macam pendekatan yaitu preventif (mencegah) dan kuratif (menanggulangi). Berikut dibawah ini penjelasannya:
1. Pendekatan Preventif
Ada beberapa pendekatan preventif berikut yang bisa dijadikan acuan buat mencegah seseorang melakukan tawuran, yaitu:
- Pendekatan Keluarga
Keluarga merupakan pondasi utama buat anak-anak terhadap pengaruh buruk dari lingkungan sekitar.
Di keluarga, peran ayah dan ibu harus jadi teladan buat anak mereka dan memberikan waktu yang cukup buat kegiatan bersama keluarga.
Banyak sekali, pemuda melakukan tawuran yang berasal dari keluarga “broken home”.
Dengan keluarga yang memperhatikan perkembangan dan kebutuhan anak, maka anak akan mengerti mengenai baik buruknya suatu perkara.
- Pembatasan Pergaulan
Kamu boleh kenal dengan siapa aja, tapi dalam pergaulan kamu harus bisa memilah mana pengaruh yang bisa kamu terima dan mana yang bisa kamu tolak dengan nilai serta norma yang kamu ketahui.
Kalo kamu bergaul dengan orang-orang yang rela berbuat apa aja demi tujuannya meski dengan kekerasan sekalipun, maka harus kamu jauhi.
Dan, yang harus diperhatikan kalo persahabatan dan ikatan pertemanan yang kuat itu baik.
Tapi, hal ini jadi gak baik kalo dengan dalih persahabatan maka kalo terjadi peperangan antara kedua belah pihak yang sebenarnya terjadi karena masalah kecil.
Disitu, kamu juga harus bisa mengingatkan teman sepergaulan kamu buat senantiasa menghindari diri dari kekerasan.
Kalo teman sepergaulan kamu gak mendengarkan apa kata kamu, maka kamu harus tinggalkan tempat pergaulan kamu itu. Karena gak baik!
- Pengendalian Diri
Setelah kondisi dalam suatu keluarga dan pergaulan bisa dijaga, maka kuasa ada di dalam pribadi masing-masing seseorang.
Cobalah, kamu buat menjadi orang yang lebih sabar dan mendahulukan diskusi dibandingkan perlakuan fisik, apalagi cuma buat masalah kecil.
Orang pernah berkata, kalo kepala boleh panas tapi tangan harus tetap dingin. Kalo orang-orang bisa mengendalikan diri mereka, maka niscaya gak akan terjadi tawuran.
2. Pendekatan Kuratif
Sedangkan, kalo pendekatan kuratif yang bisa dilakukan buat mengatasi tawuran yang terlanjur udah terjadi, seperti sebagai berikut ini:
- Penegakan Hukum oleh Aparat Kepolisian
Kalo terjadi suatu tawuran, maka pihak yang berwajib harus turun tangan dan menangkap provokator diantara mereka.
Pembuat keonaran harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Kalo ada pelaku yang mempunyai usia di bawah batas, maka penyuluhan bisa dilakukan.
- Peran Aktif dari Pihak Keluarga
Keluarga yang mengetahui, kalo ada keluarganya ikut dalam acara tawuran harus memberikan sanksi tegas tergantung bagaimana aturan dan peran orang tua dalam mendidik anak yang berlaku di keluarga tersebut.
Dengan begitu, sanksi janganlah berupa kekerasan fisik, karena itu adalah sebuah ironi, melarang untuk berbuat kekerasan dengan cara kekerasan.
- Peran Aktif Guru dan Lingkungan Sekolah
Guru dan lingkungan sekolah harus menindak para siswa yang terlibat dalam tawuran. Sanksi bisa dijalankan sesuai aturan yang berlaku tanpa pandang bulu.
Penyuluhan tentang bahaya tawuran harus terus dijalankan, khusunya melalui guru BP atau BK (Bimbingan Konseling).
Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai Penyebab dan Cara mengatasi adanya Tawuran.
Semoga dengan adanya pembahasan tersebut, gak ada lagi yang namanya tawuran antar kelompok dimanapun. Semoga bermanfaat 😀