Struktur Modal

Vira 1 Juni 2023

Struktur modal adalah salah satu bagian paling penting dalam sebuah perusahaan karena untung ruginya perekonomian perusahaan akan sangat bergantung kepada struktur tersebut.

Pada artikel ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan struktur dana modal, seperti pengertian, teori dan lain-lain. Simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Struktur Modal

pengertian struktur

Terdapat beberapa pengertian mengenai struktur dana modal.

Struktur modal adalah jumlah perbandingan antara utang jangka panjang, modal investor dan modal sendiri dalam melakukan kegiatan operasional sebuah perusahaan.

Keseimbangan risiko dan pengembalian dalam struktur modal harus terus diperhatikan oleh perusahaan.

Jika risiko modal dianggap terlalu berisiko, maka kemungkinannya akan membuat harga saham menurun.

Begitu pula jika pengembalian memiliki nilai kemungkinan yang besar, maka akan menaikkan pula harga saham.


Komponen Struktur Modal

komponen struktur modal 2

Menurut Margaretha (2007), komponen struktur modal adalah gabungan dari berbagai komponen dalam sisi kanan neraca, yaitu utang dan ekuitas (modal sendiri). 

Modal Asing

Modal asing adalah modal yang diberikan dari pihak luar perusahaan dan bersifat sementara.

Modal ini terhitung sebagai hutang yang harus dibayarkan pada jangka waktu tertentu.

Modal asing tersebut akan diolah perusahaan dan untung keuntungan perusahaan itu sendiri.

Modal Sendiri

Modal sendiri adalah dana pribadi dari pemilik perusahaan tersebut.

Modal sendiri diharapkan dapat berada dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terhitung.

Sebaliknya dari modal sendiri, pada modal pinjaman memiliki batas pengembalian tertentu dan perusahaan harus menggunakan modal tersebut dengan sebaik-baiknya.

Modal Saham

Modal saham termasuk dalam jenis-jenis modal sendiri dalam perusahaan.

Modal saham adalah bentuk pengembalian dari keikutsertaan seseorang dalam pemberian modal di sebuah perusahaan tertentu.

Beberapa jenis saham adalah common stock (saham biasa), cumulative preferred stock (saham kumulatif), preferred stock (saham preferen) dan masih banyak lagi.

Cadangan

Maksud dari cadangan ini adalah dana cadangan yang disisihkan oleh perusahaan dari pendapatannya dalam periode waktu yang sudah lewat atau sedang berjalan.

Jenis-jenis cadangan di antaranya adalah cadangan umum (untuk hal-hal mendadak dan tidak diperkirakan sebelumnya), cadangan modal kerja dan lain sebagainya.

Laba Ditahan

Ketika menjalankan sebuah perusahaan, keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut dapat ditahan olehnya ataupun dibayarkan sebagai dividen.

Jika keuntungan tersebut menahan keuntungan yang mereka dapatkan untuk tujuan tertentu, maka disebut dengan cadangan sebagaimana uraian di atas.

Namun jika perusahaan menahan keuntungan yang mereka dapatkan tapi belum mengetahui peruntukan bagi dana  tersebut maka disebut sebagai laba ditahan.


Teori Struktur Modal

teori struktur modal

Dalam menjalankan perusahaan dan berkaitan dengan struktur modal, ditemui beberapa teori yang bisa Kamu gunakan sebagai acuan dalam menentukan strategi untuk mengatur struktur modal tersebut. Berikut ini teori-teorinya:

Pecking Order

Pada awalnya, Pecking Order Theory dikemukakan oleh Gordon Donaldson (1961).

Konsep ini mengungkapkan bahwa perusahaan mengutamakan penggunaan dana internal untuk membayar deviden dan investasi.

Jika dana internal tersebut dirasa kurang, barulah perusahaan menggunakan dana eksternal untuk tambahan. 

Dana internal berasal dari sisa laba (laba ditahan) dan kas dari penyusutan inventaris perusahaan.

Sumber lainnya adalah dari penerbitan utang atau obligasi.

Perusahaan cenderung memilih menerbitkan obligasi dibandingkan dengan saham baru karena biaya penerbitan obligasi lebih murah dari saham baru.

Teori lain dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) yang mengatakan bahwa modal terbagi dalam dua jenis, yaitu external financing dan internal financing.

Mereka menjelaskan bahwa perusahaan yang profitable biasanya menggunakan external financing lebih sedikit, sehingga utang yang dimiliki perusahaan tersebut pun berjumlah kecil.

Sedangkan pada perusahaan yang non-profitable biasanya menggunakan external financing dalam jumlah yang lebih banyak.

Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu internal financing jumlahnya tidak mencukupi dan external financial lebih disukai.

Signalling

Teori Signaling yang dikemukakan oleh Arifin (2013) adalah adanya asymmetric information yang berlangsung antara manager sebuah perusahaan dengan pemegang saham.

Karena adanya asymmetric information ini membuat manager harus memberikan sinyal kepada pemegang saham dengan bentuk yang dapat dipercaya dan sulit atau mahal untuk ditiru.

Dalam struktur modal, sinyal ini berupa penggunaan hutang dengan jumlah besar oleh perusahaan.

Biasanya hanya perusahaan besar yang berani mengambil keputusan berisiko ini.

Meskipun begitu, sinyal yang diberikan oleh manager ini berupa kinerja perusahaan yang handal, sehingga dapat melewati kondisi ketika perusahaan dalam kondisi hutang yang tinggi.

Trade-off

Teori ini memberi asumsi bahwa struktur modal terjadi karena adanya proses trade-off dari keuntungan pajak dan menggunakan dana hutang dengan adanya biaya yang akan muncul karena penggunaan hutang tersebut, seperti bunga dan lain-lain.

Esensi yang dikemukakan melalui teori ini adalah untuk menyeimbangkan antara manfaat dan pengorbanan yang akan muncul karena adanya penggunaan dana hutang tersebut.

Batas penggunaan hutang dalam perusahaan biasanya dilihat dari keuntungan dan pengorbanan yang akan diterima oleh perusahaan tersebut. Jika keuntungan dianggap lebih besar, maka dana hutang tambahan masih boleh digunakan.

Namun jika pengorbanan lebih besar dari keuntungan, maka dana hutang tambahan sudah tidak boleh dilakukan.

Agency

Teori Agency menjelaskan dan memberikan batasan hubungan kerja antara pemilik perusahaan dengan management.

Dalam teori ini, pemilik perusahaan atau pemegang saham bertindak sebagai prinsipal.

Sedangkan management bertindak sebagai agent.

Tapi, teori ini hanya muncul ketika pemilik perusahaan atau principal mempekerjakan seseorang yang dipercaya untuk melakukan tugas management (agen) dalam perusahaan tersebut.

Agen berperan sebagai wakil dari pemilik perusahaan dan mendapatkan gaji dengan kesepakatan tertentu dari pemilik perusahaan

Meskipun dipekerjakan secara khusus, namun keduanya tidak menyatu dalam tugas yang sama.

Dalam artian, jika pihak management (agen) sudah ditunjuk, maka pemilik perusahaan (principal) tidak boleh mencampuri urusan teknis dalam pengoperasian perusahaan.

Modigliani-miller

Teori modigliani-miller pertama kali dikemukakan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller.

Kedua tokoh ini mengatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh pada nilai sebuah perusahaan.


Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

faktor yang mempengaruhi struktur modal

Setelah mengetahui definisi dan teori dalam struktur modal, Kamu juga harus mengetahui apa saja faktor yang bisa mempengaruhi struktur modal dalam sebuah perusahaan.

Berikut ini adalah penjelasan faktor-faktor tersebut:

Struktur Aktiva

Setiap perusahaan memiliki struktur aktiva atau struktur aset yang berbeda-beda.

Pada perusahaan jasa, umumnya lebih memiliki struktur aktiva tetap.

Perusahaan ini cenderung menambah modal untuk mendapatkan aktiva tetap dan utang menjadi pilihan sekunder.

Sedangkan pada perusahaan industri perdagangan umumnya lebih mengutamakan aktiva lancar, karena aktiva lancar dapat dicairkan dalam waktu dekat (kurang lebih satu tahun).

Dengan aktiva lancar ini perusahaan mendapatkan tambahan modal.

Berbeda lagi dengan perusahaan manufaktur.

Perusahaan bidang ini mengutamakan keseimbangan dari kedua aktiva tersebut dan lebih objektif dalam melihat kebutuhan perusahaan secara umum. 

Ukuran Perusahaan

Faktor yang mempengaruhi struktur modal selanjutnya adalah ukuran perusahaan.

Perbedaan ukuran perusahaan ternyata memiliki struktur modal yang sangat berbeda.

Pada perusahaan-perusahaan kecil, struktur modalnya cenderung berasal dari hutang bank atau laba di periode masa lalu.

Sangat jarang ditemui adanya perusahaan kecil yang menjual saham atau obligasi melalui bursa.

Selain risiko yang terlalu besar, perusahaan kecil biasanya tidak memiliki cukup kapasitas untuk melakukan penjualan pada bursa tersebut.

Perusahaan-perusahaan kecil juga cenderung tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan besar yang ada, begitu pula sebaliknya, perusahaan besar pun banyak yang tidak ingin melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan-perusahaan kecil.

Sedangkan pada perusahaan besar, sering kali ditemukan produk saham maupun obligasi yang dijual pada bursa efek.

Umumnya juga saham atau obligasi tersebut bernilai tidak terlalu besar sehingga dimiliki oleh banyak orang.

Patokan pengukuran besar kecilnya sebuah perusahaan ditentukan berdasarkan seberapa besar saham yang mereka terbitkan.

Alasan saham-saham yang diterbitkan memiliki nilai cenderung kecil adalah untuk mengantisipasi adanya pengambilalihan perusahaan oleh pemegang saham dan untuk mempertahankan control perusahaan berada pada pemilik perusahaan itu sendiri.

Profitabilitas

Profitabilitas adalah ukuran keuntungan yang bisa didapatkan oleh sebuah perusahaan dalam periode waktu tertentu (umumnya satu periode).

Profit yang dihitung adalah laba sebelum dipotong dengan pajak dan bunga.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki profitabilitas stabil dan meningkat biasanya memiliki nilai hutang yang lebih sedikit.

Perusahaan ini biasanya menggunakan laba disimpan sebagai modal.

Karena laba yang didapatkan pun lebih besar, maka cadangan dana pada perusahaan ini pun cenderung lebih banyak.

Dalam kondisi ini, perusahaan dengan laba besar tidak lagi mementingkan struktur modal yang berasal dari pihak luar, karena mereka sudah mampu membiayai dengan dana internal.

Namun jika kondisi perusahaan membutuhkan modal dengan nominal sangat besar, tidak menutup kemungkinan mereka akan menggunakan external financing.

Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan pun memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam struktur modal perusahaan itu sendiri.

Pada perusahaan yang berkembang, sehingga memiliki laba yang cukup besar pun cenderung akan melakukan ekspansi bisnis.

Semakin luas ekspansi yang dilakukan tentu akan mempengaruhi laba yang didapatkan dan mempengaruhi juga struktur dana modal perusahaan tersebut.

Risiko Bisnis

Semakin tinggi risiko bisnis dalam sebuah perusahaan, mereka cenderung kesulitan untuk mendapapat perjanjian bisnis dengan perusahaan lainnya.

Jika bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi maka akan berbahaya juga untuk pihak tersebut.

Perusahaan dengan risiko bisnis tinggi biasanya menggunakan internal financing (laba ditahan).

Tetapi jika perusahaan ini memiliki aktiva tetap yang banyak, meskipun risiko bisnisnya tinggi, kemungkinan mendapatkan hutang dari pihak luar lebih besar.

Hutang tersebut diberikan dengan jaminan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan itu.

Pengendalian Perusahaan

Di atas sudah disebutkan mengenai adanya agen dan prinsipal.

Perusahaan besar yang memiliki banyak pemegang saham (pemilik perusahaan) tentu tidak akan terlepas dari adanya hubungan dengan agen.

Dalam banyak kasus sering kali terjadi masalah dalam hubungan agency ini, sehingga solusinya adalah dengan menggunakan hutang eksternal.

Jika perusahaan menggunakan hutang eksternal dari kreditur, maka pihak kreditur itu pun akan menempatkan seorang agen yang mewakilinya dalam perusahaan tersebut.

Kreditur berhak mengetahui sistem managemen perusahaan dan andil di dalamnya untuk memastikan kinerja perusahaan tetap baik agar mampu membayar hutang beserta bunganya.

Dengan adanya solusi ini, maka struktur modal perusahaan pun akan berubah.

Selain karena adanya eksternal financing, tapi juga adanya tambahan agen untuk membantu meningkatkan kinerja perusahaan tersebut. 

Biaya Modal

Setiap perusahaan tentu ingin mendapatkan external financing yang besar namun dengan biaya modal yang murah.

Untuk mendapatkan external financing itu bisa dengan menerbitkan saham atau dengan menjual obligasi.

Masalahnya, penerbitan saham dan obligasi di bursa efek membutuhkan biaya modal yang cukup besar.

Untuk meningkatkan struktur dana modal perusahaan, external financing menjadi salah satu solusi yang paling sering dipilih.

Namun masalahnya ada pada biaya modal tersebut.

Itulah sebabnya biaya modal memiliki peran yang tidak kalah penting dalam sebuah struktur modal perusahaan.

Kestabilan Penjualan

Kestabilan penjualan dari sebuah perusahaan akan membuat aliran kas yang semakin stabil sehingga memungkinkan untuk mendapatkan hutang yang lebih besar.

Dengan adanya kestabilan penjualan, maka akan mempengaruhi profitabilitas dari perusahaan itu sendiri, sehingga berpengaruh pula pada struktur dana modal perusahaan.

Namun Kamaludin dan Indriani (2002) memiliki pendapat yang berbanding terbalik.

Mereka mengatakan bahwa kestabilan penjualan tidak membuat perusahaan tersebut memiliki nilai hutang yang semakin tinggi, justru sebaliknya.

Perusahaan dengan kestabilan penjualan yang baik akan mendapat laba yang tinggi pula, sehingga mereka tidak perlu menggunakan hutang dalam struktur modalnya karena internal financing sudah mencukupi.

Meskipun adanya pendapat yang berbeda, tapi intinya kestabilan penjualan dalam sebuah perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan modal dalam perusahaan itu sendiri.

Peraturan Perundang-undangan

Pemerintah memiliki peraturan perundang-undangan khusus untuk perusahaan dalam bidang industri tertentu, yaitu perbankan.

Tidak hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja yang harus mematuhi aturan ini, perusahaan swasta pun tidak terlepas dari aturan perundang-undangan.

Dalam peraturan perundang-undangan yang sudah melalui kajian matang ini tentu memiliki alasan yang sangat kuat mengapa perbankan dibatasi struktur modal dan ruang geraknya.

Bahkan persentase ekuitas dan utang dalam perusahaan perbankan juga sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan tersebut.

Preferensi Stakeholder

Struktur dana modal perusahaan sangat dipengaruhi oleh Stakeholder atau pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam hal ini Stakeholder adalah manager perusahaan, pemilik perusahaan dan kreditur.

Dengan banyaknya pihak yang terlibat di sana, tentu pengambilan keputusan akan melalui berbagai diskusi dan perdebatan internal.

Setiap pihak akan memberikan pandangan subjektif masing-masing mengenai struktur modal, tentu saja dengan kepentingan yang berbeda-beda pula.

Apapun keputusan akhirnya, tidak dapat dipungkiri bahwa preferensi stakeholder memiliki peran yang sangat penting dalam struktur dana modal sebuah perusahaan.

Jurnal Struktur Modal

jurnal struktur modal

Penjelasan yang diberikan di atas mungkin masih belum cukup menjawab pertanyaan kamu, oleh karena itu dalam artikel ini akan dilampirkan beberapa jurnal mengenai struktur dana modal.

Semoga dengan adanya jurnal-jurnal ini dapat membantu kamu untuk lebih memahami dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaanmu.

Tijow A. P., Sabijono H., Tirayoh V. Z. (2018). Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern13(3), 477-488. 

Ariani N. K. A., Wiagustini N. L. P. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen, Vol. 6, No. 6, 3168-3195.

Yusintha P., Suryandari E. (2010). Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol. 11, No. 2, 179-188.

Firmanullah N., Darsono. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Di Perusahaan Indonesia (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014). Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 6, No. 3, 2.

Perlu sekali diketahui bahwa, strategi penyediaan struktur modal harus benar-benar direncanakan untuk mengurangi terjadinya risiko yang dapat membahayakan perusahaan itu sendiri, baik dalam waktu jangka pendek atau pun jangka panjang.


Daftar Pustaka

daftar pustakaa 3

Bangsawan. 2015. Ekonomi. Manajemen Pemasaran Usaha Kecil. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sujarweni. 2015. Ekonomi. Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Vira Mahdiya

Saya mendalami Ilmu Pengetahuan Sosial sewaktu SMA dan sekarang Alhamdulillah menjadi mahasiswi di salah satu universitas favorit di Yogyakarta

Artikel Terkait

Contoh Kebutuhan Sekunder


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
27 Juli 2023

Contoh Kebutuhan Primer


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
26 Juli 2023

Bentuk-Bentuk Badan Usaha


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
26 Juli 2023