Siklus batuan yaitu suatu proses yang menggambarkan menggambarkan, kalo batuan terbentuk dari proses perubahan magma.
Siklus batuan menjelaskan hubungan antara jenis batuan penyusun lapisan bumi, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Proses pembentukan planet bumi tidak terlepas dari peran dan bebatuan. Proses pelapukan bebatuan menandai adanya kehidupan berawal.
Sebagaimana hukum alam, kalo elemen tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan, tapi diubah kedalam bentuk yang lain.
Ada beragam jenis batuan yang ada disekitar kita. Batu-batuan itu, terus berubah secara simultan dan mengalami proses siklus batuan.
Ingin tahu? Makanya, langsung simak pembahasannya dibawah ini yuk!
Pengertian Siklus Batuan
Siklus batuan ini, pertama kali dikemukakan oleh James Hutton pada abad ke-18.
Batuan beku juga bisa disebut sebagai “nenek moyang”, karena batuan lainnya terbentuk dari hasil beragam perubahan terhadap batuan beku.
Siklus batuan yaitu suatu proses yang menggambarkan, bahwa batuan terbentuk dari proses perubahan magma.
Saat magma keluar dari isi perut bumi, cairan magma menjadi beku akibat pengaruh cuaca.
Magma yang membeku kemudian dikenal menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sedimen, dan batuan metamorf dan akhirnya kembali menjadi magma kembali.
Proses dalam pembuatan batuan membutuhkan proses dan waktu yang singkat atau panjang sampai jutaan tahun lamanya.
Hal tersebut, dipengaruhi oleh berbagai faktor alam seperti cuaca, udara, tekanan, temperatur, dan berbagai faktor lainnya.
Mekanisme Siklus Batuan
Berikut dibawah ini, ada beberapa proses atau mekanisme pada siklus batuan, diantaranya yaitu:
1. Pembekuan Magma
Siklus batuan bermulai dari terbentuknya batuan beku, akibat adanya pendinginan dan pembekuan magma dalam bentuk lelehan silikat.
Lelehan silikat, kemudian mengalami proses penghabluran melalui erupsi gunung berapi.
Magma yang erupsi sampai ke permukaan bumi disebut dengan magma ekstrusif, sedangkan yang tidak disebut dengan magma instrusif.
2. Pelapukan Batuan Beku
Batuan beku yang keluar dari gunung berapi itu, lalu tersingkap di permukaan bumi dan bersentuhan dengan atmosfer atau hidrosfer.
Hal tersebut menyebabkan batuan beku mengalami pelapukan, sehingga menjadi hancur.
3. Pergerakan Batuan
Batuan beku yang udah hancur itu, lalu akan bergerak atau berpindah bisa karena aliran air (baik diatas atau bawah permukaan) atau angin.
Pergerakan tersebut, nantinya akan terjadi secara terus menerus.
4. Sedimentasi
Hasil pergerakan batuan beku yang sudah hancur itu, lalu mengendap di tempat-tempat tertentu sampai menumpuk lalu mengeras kembali.
Proses tersebut dinamakan sedimentasi dan menghasilkan batuan sedimen.
Hal ini dikarenakan, adanya perekatan senyawa mineral dalam larutan batuan tersebut (pergerakan batuan dengan air).
5. Metamorfis
Apabila batuan sedimen mengalami peningkatan tekanan dan suhu akibat pengendapan, maka terjadi perubahan pada bentukan batuan tersebut.
Penyesuaian akan lingkungan akan menyebabkan batuan sedimen berubah bentuk menjadi batuan malihan atau batuan metamorf.
6. Pencairan Magma Kembali
Batuan metamorf yang udah terbentuk seiring berjalannya waktu akan mengalami peningkatan tekanan dan suhu, jadi akan kembali meleleh dan berubah menjadi magma.
Kemudian, siklus batuan terulang kembali.
Jenis-Jenis Batuan
Dibawah ini, ada beberapa jenis-jenis batuan yang bisa kamu ketahui, diantaranya yaitu:
Batuan Beku
Batuan beku atau juga disebut sebagai batuan igneous berasal dari bahasa latin “Ignis” yang artinya api.
Hal tersebut disebabkan, batuan beku terbentuk dari adanya magma yang mendingin kemudian mengeras.
Pada batuan beku sendiri juga terbagi kedalam tiga kelompok jenis yang berbeda, diantaranya yaitu:
1. Berdasarkan Struktur Batuan
Berdasarkan dengan struktur batuannya, batuan beku dibagi lagi kedalam dua jenis yang berbeda, yaitu:
A. Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif yaitu batuan beku dimana dalam proses pembekuannya berlangsung di permukaan bumi.
Melibatkan struktur seperti sheeting joint (berbentuk lapisan), masif (seragam), pillow lava (bergumpal), dan lainnya.
Contohnya: Riolit, andesit, dan basalt.
B. Batuan Beku Intrusif
Batuan beku intrusif yaitu batuan beku dimana proses pembekuannya ada dalam kantung-kantung magma.
Contohnya: Granit, sienit, diorite, dan lain sebagainya.
Pada batuan bentuk intrusif ini meliputi dua bentuk, yaitu:
- Diskordan : Yaitu struktur yang memotong berbagai lapisan batuan di sekitarnya. Terdiri dari batholith (dapur magma beku), gang/korok (tipis & panjang), apofisa (cabang-cabang dari gang), dan diatrema (pengisi cerobong gunung api).
- Konkordan : Yaitu struktur sejajar berbagai lapisan batuan di sekitarnya. Terdiri dari laccolith (berbentuk kubah), sill (lembaran yang sejajar), lopolith (berbentuk cekung), serta paccolith (menempati sinklin atau antiklin).
2. Berdasarkan Kandungan Silikat atau Kuarsa
Dilihat dari kandungan silikat atau kuarsa, batuan beku terbagi kedalam tiga jenis yang berbeda, diantaranya yaitu:
- Batuan Beku Asam (Granitis) : Mineral SiO2 tinggi, sedangkan mineral MgO rendah.
- Batuan Beku Intermediet (Andetis) : Mineral SiO2, sedangkan MgO relatif seimbang.
- Batuan Beku Basa (Basaltis) : Mineral SiO2 rendah, sedangkan mineral MgO tinggi.
3. Berdasarkan Tempat Pembekuannya
Dilihat dari tempat pembekuannya saat siklus berlangsung, maka jenis batuan beku ini dibagi lagi menjadi tiga jenis yang berbeda, yaitu:
A. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Intrusive)
Batuan beku dalam yaitu batuan beku dimana pada waktu siklus terjadi, tempat pembekuannya ada jauh didalam permukaan bumi.
Proses siklus pembekuannya tersebut adalah proses siklus yang paling lambat.
B. Batuan Beku Korok
Batuan beku korok yaitu suatu batuan beku dimana dalam proses berlangsungnya siklus, tempat pembekuannya ada dekat dengan lapisan kerak bumi.
C. Batuan Beku Luar (Vulkanik/Ekstrusif)
Batuan beku luar yaitu batuan beku yang dihasilkan di permukaan bumi. Pada siklus ini, prosesnya sangat cepat, jadi bisa terbentuk menjadi kristal.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen yaitu jenis batuan beku dimana saat berlangsungnya siklus mengalami pengikisan, pelapukan, dan pengendapan karena adanya pengaruh cuaca lalu diangkut oleh tenaga alam seperti angin, air, atau gletser dan diendapkan pada tempat yang lain yang lebih rendah.
Pada batuan sedimen sendiri juga terbagi kedalam empat kelompok jenis yang berbeda, diantaranya yaitu:
1. Berdasarkan Proses Siklusnya
Dilihat dari proses siklusnya, batuan sedimen dibagi lagi menjadi tiga jenis yang berbeda, yaitu:
A. Batuan Sedimen Klastik
Jenis ini cuma mengalami proses siklus mekanik tanpa melewati proses siklus kimiawi, karena tempat pengendapannya masih sama dengan susunan kimiawinya.
B. Batuan Sedimen Kimiawi
Jenis batuan ini terbentuk lewat proses siklus kimiawi. Sehingga jenis batuan ini, cuma melewati perubahan susunan kimiawinya.
Proses siklus kimiawi yang terjadi, yaitu: CaCO3 + H2O + CO2 Ca (HCO3)2
C. Batuan Sedimen Organik
Jenis batuan ini, didalam proses siklus pengendapannya memperoleh pengaruh dari organisme lain seperti tumbuhan.
Jadi, bisa dikatakan bisa terjadi sebab adanya pengaruh organisme dalam siklus pembentukannya.
2. Berdasarkan Tempat Endapannya
Dilihat dari tempat endapannya, batuan ini memiliki beberapa macam, diantaranya yaitu seperti dibawah ini:
- Batuan Sedimen Teistrik (Darat) : Yaitu saat siklus terjadi dan diendapkan di darat.
- Batuan Sedimen Marine (Laut) : Yaitu saat siklus terjadi dan diendapkan di laut.
- Batuan Sedimen Fluvial (Sungai) : Yaitu saat siklus terjadi dan diendapkan di sungai.
- Batuan Sedimen Limnik (Rawa) : Yaitu saat siklus terjadi dan diendapkan di rawa.
3. Berdasarkan Tenaka Siklus
Dilihat berdasarkan tenaga siklusnya, jenis batuan ini juga terbagi kedalam empat macam berbeda, yaitu:
- Batuan Sedimen Aeris / Aeolis (Tenaga Angin) : Yaitu proses dari siklusnya dipengaruhi oleh angin.
- Batuan Sedimen Aqualis (Tenaga Air) : Yaitu proses dari siklusnya dipengaruhi oleh air.
- Batuan Sedimen Glasial (Tenaga Es) : Yaitu proses dari siklus nya dipengaruhi oleh es.
- Batuan Sedimen Marine (Tenaga Air Laut) : Yaitu proses dari siklusnya dipengaruhi oleh laut.
4. Berdasarkan Cara Pengendapan
Jenis batuan sedimen dilihat dari cara pengendapan dibagi menjadi dua macam, diantaranya yaitu:
- Hancur Mengendap (Endapan Klastik / Endapan Mekanis). Contohnya: Batuan breksi, batu pasir, konglomerat, serpih, dan napal.
- Larut Mengendap. Contohnya: Batuan evaporit (secara langsung mengalami penguapan) dan batu bara (prosesnya lama).
Batuan Metamorf
Batuan metamorf ini mengalami perubahan akibat dari adanya tekanan dan suhu baik berasal dari batuan beku atau batuan sedimen.
Contohnya: Batuan granit menjadi gneis (beku) serta batu kapur menjadi marmer (sedimen).
Untuk faktor yang mempengaruhinya, yaitu seperti tekanan, suhu, waktu, dan juga fasa fluida.
Berdasarkan faktor pembentuknya, batuan metamorf terbagi kedalam empat jenis yang berbeda, diantaranya yaitu:
1. Batuan Metamorf Kataklastik
Yaitu jenis batuan metamorf yang melewati deformasi mekanis, yaitu dua blok batuan yang melewati pergeseran satu dan lainnya pada sepanjang zona sesar atau patahan. Jenis satu ini sangat jarang ditemukan.
2. Batuan Metamorf Kontak
Yaitu jenis batuan yang terjadi pada dekat intrusi magma atau batuan beku pada suhu yang tinggi dan pada cakupan yang tidak luas.
Batuan yang dihasilkan sering sekali berbutir halus tanpa adanya foliasi.
3. Batuan Metamorf Dinamo (Metamorfosis Regional)
Batuan ini tercipta dari adanya faktor tekanan dan juga waktu yang lama.
Contohnya, terbentuk dari sedimen tanah liat yang tertimbun batuan pada bagian atasnya dalam kurun waktu yang lama.
4. Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis
Pada jenis batuan ini, kontak terjadi adanya penambahan bahan lain saat perubahan batuan metamorf kontak dan dinamo.
Contohnya: Kuarsa menjadi batu topaz.
Contoh Jenis Batuan
Berikut dibawah ini, ada beberapa contoh dari ketiga jenis batuan, diantaranya yaitu:
Jenis Batu | Contoh |
---|---|
Batuan beku dalam | Granit, Diorit, Senit |
Batuan beku luar | Basal, Apung, Andesit |
Batuan sedimen klastik | Konglomerat Breksi, Pasir |
Bataun sedimen kimiawi | Halid, Fraternit, Gips |
Batuan sedimen Organik | Bara, Karang, Gambut |
Batuan sedimen aeris | Seris, Barchan, Bukit pasir |
Batuan sediemen glacial | Monera, Drumdin, Gletser |
Batuan sedimen aquatic | Gosong pasir, Natural levee, Lempung |
Batuan sedimen marine | Terumbu karang |
Batuan metamorf kontak | Marmer, Kuarsit, Tanduk |
Batuan metamorf Dinamo | Sabale, sekis, Filit |
Batuan metamorf Thermal-Pneumatolik | Genes, Amfibiolit, Grafit |
Nah, itulah pembahasan tentang Siklus Batuan beserta contohnya yang bisa kamu ketahui dan pelajari.
Semoga pembahasan diatas bisa membantu dan bermanfaat buat kalian semua sobat cerdika.com 😀