Budaya Sumatera Barat yang paling terkenal adalah rumah adatnya yang disebut dengan Rumah Gadang.
Tapi, rumah adat Sumatera Barat itu bukan cuma terdiri daru rumah Gadang aja lho. Ternyata, masih banyak jenis lainnya yang harus kamu tahu.
Di daerah asalnya, masyarakat Minangkabau gak memakai istilah Gadang buat menyebut rumah ini, tapi Bagonjong.
Rumah adat Sumatera Barat kenapa disebut Bagonjong? Karena, ujung atapnya yang lancip seperti gonjong.
Selain Rumah Gadang, ada jenis-jenis rumah khas Sumatera Barat lainnya yang sama-sama unik dan megah.
Penasaran? Makanya, langsung aja simak ulasannya berikut dibawah ini yuk!
Nama Rumah Adat Sumatera Barat
Nama rumah adat ini juga sering disebut sebagai Rumah Bagonjong atau Rumah Baanjuang oleh rakyat setempat.
Berikut ini, beberapa nama rumah adat Sumatera Barat yang bisa kamu temui kalo sedang berkunjung ke provinsi tersebut.
1. Gonjong Ampek Baanjuang
Rumah adat ini yaitu rumah adat Padang yang wajib didirikan di daerah Luhak Nan Tigo. Rumah adat Ampek Baanjuang adalah tanda adat buat masyarakat setempat.
Sesuai namanya “ampek” yang berarti empat, bangunan rumah adat ini memiliki 4 buah gojong di atas atap dan punya lebih dari tujuh ruangan.
Ciri khas dari rumah adat ini, adalah mempunyai tambahan anjung di sisi kiri dan kanan bangunan.
2. Gonjang Anam
Rumah adat Gonjang Anam adalah rumah adat Minang. Bentuk bangunannya mirip seperti Rumah Gadang Gajah Maharam.
Tapi, rumah adat ini udah dimodifikasi dengan penambahan ukiran-ukiran khas Minangkabau sehingga menjadi bangunan beranjung.
Rumah adat Gonjong Anam memiliki bangunan yang lebih modern dibandingkan rumah adat Sumatera Barat lainnya.
Salangkonya menggunakan papan dan bukan anyaman bambu. Lalu, jendelanya dibuat lebih banyak agar pencahayaan bisa lebih banyak masuk kedalam rumah.
3. Gonjang Sibak Baju
Ciri khas dari rumah adat Gonjang Sibak Baju ini bentuknya yang mirip dengan belahan baju.
Rumah adat ini, masih meniru model rumah Gadang Gajah Maharam. Bahan dasar pembuatannya adalah kayu dan sasak.
4. Rumah Gadang Gajah Maharam
Rumah Gadang jenis Gajah Maharam yaitu salah satu rumah adat Sumatera Barat yang termasuk kategori mewah.
Syarat membangun rumah adat ini, yaitu rumah harus menghadap utara dengan dinding sisi timur, barat, dan selatan ditutupi sasak.
Seluruh bangunan dibuat dari kayu-kayu berkualitas, seperti kayu juar, surian, dan ruyung. Atapnya terbuat dari seng.
Rumah adat Gadang Gajah Maharam ini, terdiri dari 4 kamar dengan ukiran khas Minangkabau sebagai dekorasi pintu-pintu kamar.
Buat membangun rumah adat ini, dibutuhkan 30 tiang penopang. Karena banyaknya tiang penopang ini, rumah adat jenis Gajah Maharam dianggap sebagai bangunan tahan gempa.
5. Rumah Gadang Gonjong Limo
Ciri khas bangunan dari rumah adat Gonjang Limo ini, yaitu penambahan gonjong di bagian kiri dan kanan bangunan.
Rumah adat ini banyak ditemui di Kota Payakumbuh, Padang.
Rumah Gadang Gonjong Limo mempunyai pengakhiran bangunan yang sama dengan Gajah Maharam, cuma aja gak ditambah anjung.
6. Rumah Gadang Surambi Papek
Rumah adat ini terlihat agak berbeda dengan rumah adat lainnya.
Rumah adat Sumatera Barat ini, memiliki pengakhiran kiri dan kanan yang disebut “bapamokok” atau “papek” dalam bahasa Minang yang berarti pintu masuk dari belakang.
Jadi, kalo kamu mau masuk ke rumah ini saat berkunjung, kamu harus masuk melalui pintu belakang rumah.
Tapi, seiring perkembangan zaman, banyak juga rumah Gadang Surambi Papek yang dimodifikasi jadi mempunyai pintu depan.
7. Rumah Gadang Batingkek
Model bangunan rumah adat Gadang Batingkek ini, mirip seperti rumah gadang Gajah Maharam.
Dalam bahasa Indonesia, Rumah adat Sumatera Barat Gadang Batingkek ini memiliki arti rumah Gadang Bertingkat.
Dulu, rumah adat ini banyak ditemui di Padang, tapi akan sangat jarang ditemui pada masa kini. Yang dimaksud bertingkat yaitu gonjongnya yang bertingkat-tingkat.
Asal-Usul Bentuk Rumah Gadang
Asal Usul rumah adat Gadang ini juga ternyata sangat menarik, dimana setiap bagian rumahnya memiliki cerita asal usul sendiri.
Bentuk rumah gadang juga sering dihubungkan dengan kisah perjalanan nenek moyang Minangkabau.
Konon kabarnya, bentuk badan rumah gadang Minangkabau yang menyerupai tubuh kapal yaitu meniru bentuk perahu nenek moyang Minangkabau pada masa lalu.
Perahu nenek moyang ini dikenal dengan sebutan lancang.
Menurut cerita, lancang nenek moyang ini semula berlayar menuju hulu Batang Kampar.
Setelah sampai di suatu daerah, para penumpang dan awak kapal naik ke darat. Lancang ini juga ikut ditarik ke darat agar gak lapuk oleh air sungai.
Lancang kemudian ditopang dengan kayu-kayu agar berdiri dengan kuat. Lalu, lancang itu diberi atap dengan menggantungkan layarnya pada tali yang dikaitkan pada tiang lancang tersebut.
Berikutnya, karena layar yang menggantung sangat berat, tali-talinya membentuk lengkungan yang menyerupai gonjong. Lancang ini menjadi tempat hunian buat sementara.
Kemudian, para penumpang perahu tersebut membuat rumah tempat tinggal yang menyerupai lancang tersebut.
Setelah para nenek moyang orang Minangkabau ini menyebar, bentuk lancang yang bergonjong terus dijadikan sebagai ciri khas bentuk rumah mereka.
Dengan adanya ciri khas ini, sesama mereka bahkan keturunannya menjadi lebih mudah buat saling mengenali.
Mereka akan mudah mengetahui, kalo rumah yang memiliki gonjong yaitu milik kerabat mereka yang berasal dari lancang yang sama mendarat di pinggir Batang Kampar.
Keunikan Rumah Gadang
Rumah adat Gadang ini, memiliki beberapa keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dengan rumah adat lain, yaitu:
1. Berbentuk Rumah Panggung
Bentuk dari rumah Gadang Sumatera Barat ini, dibangun dengan memakai konsep rumah panggung.
Kenapa? Karena, konsep rumah panggung tersebut dibuat untuk menghindari serangan dari hewan buas.
Dimana, tinggi rumah Gadang atau rumah panggung ini bisa mencapai 2 meter dari permukaan tanah.
Kemudian, pada bagian depan rumah Gadang, ada tangga yang digunakan buat masuk kedalam rumah.
2. Memiliki Empat Tiang Utama
Rumah adat Sumatera Barat Gadang ini memiliki empat buah tiang utama yang terbuah dari pohon juha.
Tiang tersebut memiliki diameter sekitar 40 cm hingga 60 cm.
Dimana sebelum digunakan sebagai tiang, kayu tersebut direndam di dalam kolam selama bertahun-tahun lamanya, tujuannya buat menghasilkan tiang yang kokoh dan kuat.
3. Bangunan Anti Gempa
Rumah adat Gadang Sumatera Barat ini, dibangun dengan menyesuaikan lingkungan alamnya yang rawan terjadi gempa.
Rumah adat ini, dibangun di atas tiang-tiang yang panjang ke atas dan tahan dengan guncangan.
4. Pembagian Ruangan
Ruangan didalam rumah adat Sumatera Barat Gadang ini, biasanya berbentuk persegi panjang.
Dimana, secara keseluruhannya dibagi atas lanjar dan ruang lepas yang dibagi menurut batas tiang.
Tiang tersebut disusun dari depan ke belakang lalu dari samping kiri ke samping kanan.
Jumlah lanjar rumah adat ini tentu tergantung dengan luas bangunannya, tapi pada umumnya berjumlah ganjil dimulai dari 3-11.
Kemudian, pada bagian depan rumah, ada bangunan kecil yang mana fungsinya sebagai tempat buat menyimpan padi.
Lalu pada bagian samping, ada anjung yang berguna buat tempat upacara keagamaan, tempat upacara pernikahan, dan kegiatan adat lainnya.
Sedangkan, pada bagian dapur dibangun terpisah dengan rumah utama.
5. Dekorasi Ukiran
Selain bentuknya yang unik, rumah adat di Indonesia ini juga memiliki berbagai ukiran yang menarik.
Ukiran tersebut biasanya terletak pada bagian tembok depan rumah yang terbuat dari papan yang di susun secara vertikal.
Sedangkan, tembok bagian belakang biasanya dilapisi dengan memakai bambu. Motif ukiran itu, ditempatkan tergantung dengan susunan dan tata letak papan.
Dimana, motif ukiran yang digunakan biasanya adalah bunga, buah, daun, dan tumbuhan lainnya.
Filosofi Rumah Gadang
Di balik rumah adat Sumatera Barat yang unik dan indah ini, ternyata juga menyimpan berbagai filosofi. Suku Minang emang terkenal dengan kedekatannya dengan filsafah alam.
Makanya, mereka membangun rumah adat yang tampak serasi dengan alam yang ada di daerah tersebut.
Dimana dibentuk seperti Bukit Barisan yang pada bagian ujungnya melengkung dan meninggi pada bagian tengahnya, dan garis lerengnya dibuat melengkung dan mengembang kebawah.
Kalo dilihat dari segi fungsinya, garis-garis yang ada pada bangunan tersebut menunjukkan kesesuaian dengan alam tropis.
Atap rumahnya yang lancip juga, gunanya buat memudahkan air hujan mengucur dengan baik dan juga gak menggenang.
Rumah adat Sumatera Barat ini, dibangun dengan syarat estetika, mengandung nilai keselarasan, kesatuan, dan keseimbangan.
Rumah Gadamg dibangun sejajar dengan arah mata angin dari utara ke selatan, dimana mengandung makna buat membebaskan rumah dari terpaan angin kencang dan panas matahari.
Lalu dari segi filosofinya, yaitu ungkapan tetua adat yang menyatakan bahwa “Rumah gadang yang besar itu bukan ukurannya, tapi besar fungsinya bagi kehidupan masyarakat Minang”.
Tetua adat tersebut mengatakan, kalo fungsi dari rumah adat Gadang tersebut buat menyelingkupi kehidupan masyarakat Minangkabau.
Dimana, di dalamnya meliputi tempat buat berteduh, tempat tinggal, dan tempat buat melaksanakan berbagai upcara adat.
Rumah Gadang juga berguna bagi masyarakat Minangkabau buat membicarakan masalah yang mereka hadapi bersama-sama.
Fungsi Adat Rumah Gadang
Sebagai rumah adat, rumah Gadang biasa dijadikan masyarakat Minangkabau sebagai tempat untuk melangsungkan acara adat dan acara penting lainnya yang masih berkaitan dengan suku tersebut.
Berbagai upacara adat yang dilakukan di rumah Gadang ini diantaranya adalah perkawinan, khitan atau sunat, turun mandi, pengangkatan kepala suku atau datuk, dan upacara kematian.
Namun, fungsi adat rumah Gadang ini hanya bersifat temporer saja, yang berarti hanya sewaktu-waktu dilakukan dan tidak setiap hari.
Fungsi Keseharian Rumah Gadang
Rumah adat Sumatera Barat ini, juga mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal keluarga besar.
Dimana, di sini yang dimaksud keluarga besar adalah ayah, ibu, dan juga anak perempuan.
Sedangkan, anak laki-laki gak memiliki tempat khusus didalam rumah adat Sumatera Barat Gadang tersebut.
Bahkan, jumlah kamar yang ada biasanya disesuaikan dengan jumlah anak perempuan yang ada pada rumah tersebut.
Dengan fungsi keseharian ini, pemilik rumah biasanya melakukan berbagai aktivitas sehari-hari di rumah ini.
Seperti memasak, makan bersama, bercanda, istirahat, tidur, berkumpul, dan kegiatan keseharian lainnya.
Semoga bermanfaat dan bisa membantu 😀