Seperti wilayah lain di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan budayanya.
Kalimantan Timur juga memiliki ragam kesenian, adat istiadat, bahasa daerah, dan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakatnya.
Salah satunya adalah Rumah Lamin yang merupakan identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur.
Selain rumah adat Lamin, ada juga beberapa rumah adat Kalimantan Timur. Penasaran? Yuk simak ulasannya!
1. Rumah Adat Kalimantan Timur Bulungan
Di kota Tanjung Selor, Kalimantan Timur ini, ada rumah adat khusus yang dinamakan dengan Rumah adat Bulungan.
Desain rumah Bulungan ini, mendapat pengaruh dari arsitektur kolonial, karena aktivitas perdagangan dengan pemerintah kolonial di masa lalu.
Dulunya, bangunan rumah adat Bulungan ini digunakan sebagai tempat pertemuan penting di masa Kesultanan Bulungan.
Bagian atap rumah adat Bulungan berbentuk dormer dengan 3 atap limas dan segitiga.
Bagian belakangnya memiliki gaya atap yang populer pada tahun 1800an dengan sebutan “The Empire Style“.
Bentuk bangunannya secara keseluruhan tampak megah dengan motif bunga yang cantik. Sedangkan, ciri khas Dayak bisa dilihat dari bentuk rumah tanduknya.
2. Rumah Adat Kalimantan Timur Betang
Selain sebagai rumah tinggal, Rumah Betang memiliki nilai adat yang tinggi.
Rumah adat Betang merupakan rumah panggung berbentuk memanjang ke belakang.
Fungsi ketinggian sama dengan beberapa rumah adat lainnya, yaitu buat menghindari bencana banjir, serangan hewan buas, dan juga serangan musuh.
Rumah adat Betang bisa dijadikan tempat tinggal buat 150 orang sekaligus loh. Rumah ini ditinggali mulai dari 3-50 keluarga dalam satu atap.
Masyarakat sekitar percaya, kalo dengan tinggal bersama mereka bisa dengan mudah saling menbantu dalam berbagai hal.
Bagian hulu pada rumah Betang dibangun menghadap timur sebagai simbol kerja keras dengan mulai bekerja sedini mungkin.
Sedangkan, bagian hilir yang menghadap ke barat memiliki makna penghuninya gak akan berhenti bekerja sebelum matahari terbenam.
3. Rumah Adat Kalimantan Timur Suku Wehea
Suku Dayak Wehea sering disebut juga Suku Wahau. Suku ini, memiliki rumah adat yang disebut sebagai Eweang.
Bentuk Rumah Eweang berupa rumah panggung tinggi yang saling terhubung antara satu rumah dengan rumah lainnya dengan jembatan yang disebut dengan Teljung.
Rumah Eweang masih bisa ditemukan sampai saat ini. Sekarang bagian atapnya lebih modern, yaitu memakai seng.
Sedangkan, pada seluruh bagian rumah adat suku Dayak Wehea lainnya terbuat dari kayu.
4. Rumah Adat Kalimantan Timur Lamin
Rumah adat lamin berasal dari Kalimantan Timur. Rumah adat ini adalah identitas dari masyarakat Dayak disana.
Rumah adat Kalimantan Timur Lamin ini, diresmikan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1967.
Rumah adat Lamin yaitu rumah adat yang ditinggali oleh masyarakat asal Kalimantan Timur dengan panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi kurang lebih 3 meter.
Rumah adat Lamin dianggap sebagai identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur, karena rumah ini mewakili kultur dan tradisi masyarakat sana yang turun temurun.
Seperti rumah adat lainnya, Rumah Lamin juga adalah rumah dengan model panggung.
Tempat tinggal tersebut, memiliki model yang panjang dan sambung menyambung.
Rumah dengan ukuran yang sangat besar ini, membuatnya bisa menampung beberapa keluarga.
Salah satu rumah Lamin yang ada di Kalimantan Timur bahkan dihuni oleh 12 sampai 30 keluarga.
Rumah adat Kalimantan Timur Lamin ini, bisa menampung kurang lebih 100 orang.
5. Rumah Adat Kalimantan Timur Paser
Bangunan tradisional Kalimantan Timur dari Suku Paser ini, semua bagian rumah ini terbuat dari kayu.
Rumah Paser biasanya dihuni oleh 2 sampai 3 kepala keluarga, terdiri dari anak menantu dan saudara ibu atau bapak.
Rumah Paser didirikan di tepi sungai, karena Suku Paser percaya kalo sungai adalah sumber kehidupan.
Sungai bisa memberi beragam makanan buat Suku Paser, seperti ikan dan kerang air tawar.
Selain itu, sumber makanan Suku Paser lain yaitu seperti buah-buahan, umbi-umbian, dan binatang buruan dari hutan.
Sama seperti Rumah Lamin, Rumah Paser adalah rumah panggung. Atapnya miring ke sisi kiri dan kanan, depan dan belakang dengan sisi kemiringan 45°.
Rumah adat Paser udah dilengkapi dengan dinding. Gak ada tambahan ruang pemisah di rumah ini, tapi udah dilengkapi dengan pintu.
Tinggi Rumah Paser dari permukaan tanah adalah 2 meter. Atapnya terbuat dari daun nipah atau kulit pohon sungkai.
Sedangkan, lantainya terbuat dari pohon niung atau bambu yang dibelah, lalu dijalin dengan rotan dan anak kayu bundar. Rotan dipakai sebagai pengikat sebelum Suku Paser mengenal paku.
Selamat belajar dan semoga bisa membantu 😀