Bicara soal Jawa Timur, itu emang terkenal dengan filosofi hidupnya yang kental, mulai dari kehidupannya, lingkungannya, bahkan dari rumah adat yang ada.
Rumah adat bukan cuma rumah hunian biasa, tapi pada setiap pembagiannya memiliki makna masing-masing yang melambangkan harapan dan doa buat menjalani hidup di dunia ini.
Bentuk rumah adat di Jawa Timur, mirip dengan bentuk rumah adat lain di Jawa Tengah, cuma aja memiliki nilai-nilai filosofi yang berbeda.
Salah satu filosofi terkenal yang sampai saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Jawa Timur yaitu “urip iku urup”, yang berarti hidup itu harus bermanfaat bagi sesama.
Berikut ini, ada beberapa jenis rumah adat Jawa Timur. Penasaran? Makanya, simak ulasannya yuk!
1. Rumah Adat Jawa Timur Joglo
Pada umumnya, terdapat tiga (3) jenis rumah Joglo yang ada di provinsi Jawa Timur.
Ketiga bangunan tersebut tentu aja memiliki karakter, ciri khas, dan arsitektur yang berbeda-beda.
A. Rumah Joglo Sinom
Rumah Adat Joglo Sinom Jawa Timur ini, memiliki karakteristik dimana pilar bangunannya berjumlah 36 pilar dengan 4 pondasi utama yang biasa disebut dengan “saka guru”.
Selain itu, pada bagian atap tengahnya dibentuk tinggi menjulang dibandingkan dengan desain atap Joglo lainnya.
Rumah Adat Joglo Sinom ini, memiliki luas tanah dan ukuran bangunan yang lebih kecil kalo dibanding dengan Joglo lain.
B. Rumah Joglo Hageng
Rumah Joglo Hageng sendiri memiliki arti rumah Joglo Besar, karena Hageng dalam bahasa Indonesia berarti Besar.
Karena memang, luas tanah dan luas bangunan Joglo Hageng ini lebih besar kalo dibanding dengan Joglo Sinom dan Joglo Pangrawit.
Rumah Joglo jenis ini, biasanya identik dengan pemiliknya adalah seorang bangsawan atau orang kaya di daerah Jawa Timur.
Ciri khas bangunan Joglo Hageng yang membedakan dengan Joglo lainnya yaitu pada bagian atapnya yang dibuat lebih pendek dan tumpul.
Selain itu, keunikan Joglo Hageng lainnya yaitu pilar-pilarnya tersebar di semua penjuru rumah, halamannya yang luas, dan desainnya yang mewah.
C. Rumah Joglo Pangrawit
Setiap sudut bangunan rumah Joglo Pangrawit ini, memiliki tiang penyangga dengan atap yang menjulang dan sedikit lebih tumpul kalo dibanding dengan Joglo Hageng dan Joglo Sinom.
Joglo Pangrawit ini, biasanya dibangun di tanah yang lebih luas dan bangunannya juga lebih besar kalo dibanding Joglo Sinom.
Meski lebih besar dari Joglo Sinom, tapi ukuran Joglo Pangrawit masih lebih kecil kalo dibandingkan dengan Joglo Hageng.
Rumah Joglo Jawa Timur sendiri, biasanya dibagi kedalam 6 bagian, dimana setiap bagian memiliki makna masing-masing.
Bagian-bagian tersebut yaitu seperti Pendopo, Emperan, Pringgitan, Omah Njero, Sentong, dan Gadhok.
2. Rumah Adat Jawa Timur Suku Tengger
Rumah adat Jawa Timur Suku Tengger ini yang mempunyai pondasi atap yang unik.
Karena pada bagian atapnya, rumah adat ini memiliki bubungan atap yang bertumpuk, meninggi dan terjal. Dibagian depan, rumah ini punya tempat duduk yang disebut bale-bale.
Baca juga : Rumah Adat Jawa Tengah
Uniknya, masyarakat Jawa Timur biasanya membangun Rumah Suku Tengger ini secara berdekatan. Tujuannya, buat menghalau angin besar dan cuaca ekstrem lainnya.
3. Rumah Adat Jawa Timur Using
Rumah adat Jawa Timur Using ini sendiri berasal dari desa Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kalo kamu berkunjung ke rumah adat Jawa Timur Using ini, maka kamu akan merasa seperti dibawa melintasi ruang waktu.
Rumah adat Using terbagi kedalam tiga jenis yaitu Tikel Balung, Crocogan, dan Baresan. Ketiga jenis tersebut bisa dibedakan dari bagian atapnya.
Dimana pada rumah adat “Tikel Balung”, atapnya berjumlah empat buah. Sedangkan pada “Baresan” terdiri dari tiga atap, dan “Crocogan” terdiri dari dua atap aja.
Buat pembagian ruang, ketiganya sama-sama memiliki 4 ruang yaitu hek/baleh (pembatas), ampet (teras), jerumah (ruang tengah), dan pawon (dapur).
4. Rumah Adat Jawa Timur Dhurung
Rumah adat Jawa Timur Dhurung ini, memiliki bentuk seperti gubuk yang pada bagian atapnya terbuat dari rumbai daun pohon.
Rumah adat dari Jawa Timur tersebut, mempunyai fungsi sebagai tempat istirahat selepas bekerja di ladang atau sawah.
Selain itu, rumah adat Dhurung ini juga biasanya digunakan sebagai tempat buat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Pelajari juga : Rumah Adat Jawa Barat
Rumah adat Jawa Timur Dhurung sendiri, biasanya diletakkan pada samping atau depan rumah.
Meski bangunan ini terkesan sederhana, tapi sejatinya rumah adat ini mempunyai seni ukir yang cukup indah, lho.
5. Rumah Adat Jawa Timur Limasan Lambang Sari
Rumah adat Jawa Timur selanjutnya adalah rumah adat Limasan Lambang Sari.
Keunikan dari rumah adat ini, yaitu terletak pada bagian atapnya yang berbentuk limas, dan ada tiang dengan jumlah total 16 tiang.
Bangunan tersebut, juga memiliki satu bubungan yang mana berguna buat menghubungkan 4 sisi atap rumah.
Kalo diperhatikan dengan cermat, keempat sisi atap ini dihubungkan oleh satu bubungan yang kuat.
Pondasinya sendiri berbentuk “umpak”, yaitu alas tiang bangunan yang terbuat dari batu. Dengan “purus” di tengah tiang bawah buat mengunci tiang bangunan.
6. Rumah Adat Jawa Timur Limasan Trajumas Lawakan
Rumah adat Limasan Trajumas Lawakan merupakan modifikasi atau perkembangan dari Limasan Trajumas.
Hunian ini dibangun dengan material kayu kuat seperti jati, sosnokeling, glugu, dan lainnya. Perbedaan bangunan ini dari pendahulunya yakni, ada emperan di sekeliling bangunan.
Setiap emperan memiliki atap dengan derajat kemiringan yang berbeda dari atap utama. Di tengahnya ada tiang yang membentuk “rong-rongan” di bagian dalam bangunan.
Atap utama dari rumah adat Limasan Trajumas Lawakan ini terdiri dari empat sisi, yang tiap sisinya bersusun dua.
Kemudian, kamu bisa melihat 20 tiang yang jadi struktur utama bangunan berjajar dengan rapi. Jadi, bangunan tampak simetris dan stabil.
Itulah pembahasan lengkap mengenai beberapa jenis Rumah Adat Jawa Timur diatas.
Gimana? Mudah dipahami kan? Semoga bisa membantu dan bermanfaat! 😀