Jawa Barat memiliki berbagai hal yang menarik untuk dipelajari. Baik topik mengenai sejarah, budaya, pakaian adat, dan lainnya.
Kali ini, kita akan membahas berbagai macam rumah adat Jawa Barat dan keunikan masing-masing.
Sebelumnya, kita akan ulas secara singkat tentang profil provinsi yang mayoritas dihuni oleh suku Sunda ini.
Jawa Barat adalah bekas wilayah kerajaan Tarumanegara. Provinsi dengan luas lebih dari 35 km persegi ini beribukota di Bandung.
Daerah ini juga salah satu lumbung padi nasional, jadi kamu bisa menemukan banyak area persawahan di Jawa Barat.
Jawa Barat emang sudah mengalami kemajuan pesat dalam bidang ekonomi.
Hal ini seiring dengan pertumbuhan kota-kota besar, baik didalam wilayah Jawa Barat atau pengaruh dari perkembangan daerah sekitar.
Nah, berikut ini ada beberapa Imah/Rumah Adat Jawa Barat. Penasaran? Yuk simak ulasan berikut!
1. Imah Adat Jawa Barat Perahu Kemureb
Imah perahu kumureb juga disebut dengan imah perahu tengkurep. Arti dari rumah adat Jawa Barat ini, adalah perahu terbalik atau perahu yang tengkurap.
Desain dari rumah adat Perahu Kemureb ini, berbentuk bidang trapesium, sehingga menyerupai perahu yang terbalik.
Dari jenis yang ada, rumah perahu tengkurep sangat jarang ditemukan. Karena rumah ini memiliki suatu kelemahan, yaitu mudah bocor.
Sebagian besar dari daerah jawa barat yang memiliki curah hujan cukup tinggi, membuat desain dari rumah ini sangat gak efektif.
Tapi, ada beberapa daerah yang masih mempertahankan desain dari rumah perahu tengkurep ini.
Cuma ada di daerah Ciamis yang masih dijumpai rumah adat ini. Tapi, cuma beberapa rumah aja.
2. Imah Adat Jawa Barat Capit Gunting
Nama Capit Gunting berasal dari kata “Capit” yang bermakna mengambil barang dengan cara dijepit, dan Gunting yang berarti “Pisau” yang berbentuk menyilang.
Sesuai dengan namanya, hal unik dari rumah ini yaitu pada atap depan dan belakang bagian atas dari rumah ini terbuat dari bambu menyilang ke atas sebagaimana bentuk gunting.
Rumah adat Capit Gunting merupakan satu nama susuhan (bentuk atap) rumah adat suku Sunda pada zaman dulu.
Istilah susuhan bermakna sama dengan undagi yang berarti tata arsitektur.
Bentuk rumah Capit Gunting sampai saat ini bisa kamu temui di beberapa daerah di Tasikmalaya, Jawa Barat.
3. Rumah Adat Jawa Barat Kasepuhan
Rumah adat Kasepuhan ini, lebih terkenall dengan nama Keraton Kasepuhan. Buat rumah adat kasepuhan ini berbentuk keraton.
Keraton tersebut, didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1526. Beliau ini, putra dari Prabu Siliwangi yang berasal dari Kerajaan Padjajaran.
Keraton ini adalah perluasan dari Keraton Pakungwati yang sudah ada sebelumnya.
Berikut ini, ada beberapa bagian yang terdapat dalam Keraton Kasepuhan, yaitu:
- Pintu Gerbang Utama
Ada 2 buah pintu gerbang yang pertama letaknya di sebelah selatan sedangkan yang kedua di sebelah utara kompleks.
Yang sebelah selatan dinamakan LawangSanga (pintu sembilan). Sedangkan, yang gerbang utara dinamakan Kreteg Pangrawit (berupa jembatan).
- Bangunan Pancaratna
Fungsi utama dari bangunan Pancaratna, yaitu sebagai tempat seba (tempat menghadap) pembesar desa atau kampung.
Paseban ini nantinya akan diterima oleh seorang Demang atau Wedana. Letak bangunan ini disebelah kiri depan kompleks dengan arah barat.
- Bangunan Pangrawit
Bangunan Pangrawit letaknya disebelah kiri depan kompleks dengan posisi menghadap kearah utara. Sedangkan, nama Pancaniti sendiri berasal dua kata yaitu panca yang berarti jalan dan niti yang berarti raja (atasan).
Fungsi utama bangunan ini sebagai tempat istirahat, tempat perwira melatih prajurit, dan sebagai tempat pengadilan.
4. Imah Adat Jawa Barat Badak Heuay
Badak heuay punya arti yang cukup unik, yaitu “seekor badak yang menguap”. Keunikannya ada pada bagian atap yang menyerupai badak yang menguap.
Saat diperhatikan dengan seksama bentuk atap belakang sampai tepi, akan nampak seperti badak yang menguap. Tapi secara keseluruhan, desain atap dari rumah ini seperti tagog anjing.
Baca juga : Rumah Adat Jawa Tengah
Imah Badak Heuay ini, banyak dijumpai di daerah sukabumi. Bentuk desain atap dari rumah ini emang masih jadi bentuk atap utama buat masyarakat Sukabumi.
Makanya, rumah adat ini masih dilestarikan sampai sekarang, walaupun udah tersedia desain rumah minimalis yang lebih baik, gak melupakan desain atap rumah badak heuay.
5. Imah Adat Jawa Barat Togog Anjing
Imah adat Togog Anjing ini, mempunyai arti anjing duduk. Desain atap dari rumah Togog Anjing tersebut, mempunyai 2 lapis.
Atap yang atas berbentuk segitiga, lalu atap bawahnya menyambung dari atap atas dan menjorok sedikit pada bagian depan.
Bagian atap bawah yang menjorok kedepan dipakai sebagai peneduh bagian teras depan. Jenis dari atap rumah ini, juga disebut dengan “Sorondoy”.
Desain dari rumah togog anjing ini, bisa dijumpai di daerah garut. Keunikan rumah adat Jawa Barat juga dipakai dalam desain modern, terutama pada area pariwisata.
Hal tersebut, sekaligus bisa memperkenalkan dan juga melestarikan rumah adat mayarakat Jawa Barat.
Bentuk atap dari rumah adat Togog Anjing ini, sering digunakan pada masyarakat setempat.
Selain itu, juga ada tempat peristirahatan yang menggunakannya. Misalnya pada hotel, villa, bungalow, dan homestay juga mempertahankan desain rumah ini.
6. Imah Adat Jawa Barat Julang Ngapak
Imah Julang Ngapak dalam bahasa Indonesia berarti “burung yang sedang mengepakkan sayapnya”.
Dinamakan begitu, karena bentuk atapnya menyerupai burung yang sedang mengepakkan sayap.
Lebih tepatnya atap rumah tradisional ini berbentuk melebar di sisi kanan dan kiri. Pada bagian puncak atap ada kayu yang berbentuk V.
Jadi, secara keseluruhan tampak seperti burung yang mengepakkan sayap.
Bagian atap terbuat dari ijuk tanaman rumbia atau alang-alang. Ijuk kemudian diikat dengan kerangka atap bambu.
Meski terbuat dari ijuk, namun atap Imah Julang Ngapak sangat kuat dan gak mudah bocor.
Sedangkan, pada bagian kerangka rumahnya yang disebut dengan bubungan, ada tiang penyangga yang dinamakan dengan Cagak Gunting atau Capit Hurang.
7. Imah Adat Jawa Barat Jelopong
Jolopong berarti “terkulai atau tegak lurus”. Dinamakan Jolopong, karena rumah adat ini memiliki bentuk atap yang bentuknya tergolek lurus.
Bentuk atapnya sangat sederhana, sehinggajadi jenis rumah tradisional yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Jawa Barat.
Selain pembuatannya yang gak rumit, dan material untuk bangunannya juga lebih hemat.
Meski berbentuk lurus, namun di atasnya dilengkapi dengan atap tambahan yang berbentuk segitiga sama kaki.
Arsitektur ini membuat bentuk rumah jadi unik. Hingga kini, Rumah Jolopong masih banyak digunakan, terutama oleh masyarakat di kota Garut.
Rumah adat Jawa Barat Jelopong ini, juga sering disebut dengan Rumah Suhunan.
8. Saung Ranggon
Jenis rumah tradisional Jawa Barat yang terakhir ini, berada di Kampung Cikedokan.
Diperkirakan, Saung Ranggon dibangun oleh Pangeran Rangga, putra Pangeran Jayakarta pada sekitar abad ke-16.
Pangeran Rangga mendatangi Kampung Cikedokan dan kemudian memutuskan menetap di daerah tersebut.
Saung Ranggon yaitu bangunan adat yang dipakai buat menunggu padi atau palawija lainnya saat akan panen. Karena itu, Saung Ranggon dibangun di tengah ladang.
Bangunan saung dibuat tinggi, sekitar 3 sampai 4 meter buat menghindari serangan hewan buas seperti babi hutan, harimau, dan hewan lainnya yang saat itu banyak berkeliaran.
Luasnya sekitar 500 m2 dan menghadap ke arah selatan. Saung Ranggon berbentuk rumah terbuka tanpa sekat pemisah.
Itulah pembahasan lengkap mengenai beberapa jenis Rumah Adat Jawa Barat diatas.
Gimana? Mudah dipahami kan? Semoga bisa membantu dan bermanfaat! 😀