Bicara soal rumah adat di Indonesia gak akan ada habisnya, karena ada banyak sekali jenis rumah adat dari Sabang sampai Merauke.
Keunikan dan ciri khas setiap rumah adat juga berbeda berdasarkan karakter masing-masing.
Salah satu rumah adat yang menarik buat diketahui, yaitu rumah adat Gorontalo, Sulawesi Utara.
Penasaran dengan rumah adat Gorontalo? Yuk simak selengkapnya pembahasan di bawah ini!
1. Rumah Adat Gorontalo Bantayo Poboide
Rumah adat Bantayo Poboide ini, digunakan sebagai tempat penyambutan tamu dan melakukan upacara adat.
Kegunaan itu sesuai dengan nama yang diberikan oleh nenek moyang masyarakat Gorontalo untuk rumah adat ini.
“Bantayo” memiliki arti “Balai atau Bangsal”, sedangkan “Poboide” memiliki arti “Berbicara”.
Jadi, makna dari rumah adat ini yaitu digunakan sebagai balai buat berkumpul dan berbicara atau mengobrol.
Tapi, beberapa ahli berpendapat kalo Bantayo Poboide yaitu tempat yang dipakai oleh pemerintah buat membahas masalah internal di wilayah pemerintahan Gorontalo di masa lalu.
Material yang dipakai buat membangun sebuah rumah adat Bantayo Poboide yaitu kayu hitam dan kayu coklat.
Biasanya, kayu hitam dipakai untuk membuat tertentu, seperti tangga, hiasan pada ventilasi, pagar, dan kusen.
Sedangkan, bagian lain yang ada didalam rumah adat Bantayo Poboide ini menggunakan kayu coklat.
Rumah adat Bantayo Poboide memiliki tiang yang lebih sedikit dibandingkan dengan rumah adat Dulohupa.
Dibagian luar rumah, cuma memiliki 2 buah tiang. Sedangkan, di bagian lain ada 6 buah tiang.
Jadi, rumah adat Bantayo Poboide memiliki 8 buah tiang yang fungsinya menopang seluruh bagian rumah yang berbentuk panggung ini.
Tiang tersebut, juga memiliki filosofi tersendiri lho!
Jadi, 6 tiang yang ada di bagian dalam rumah melambangkan kerajaan Gorontalo. Sedangkan, 2 tiang lain yang ada di luar diumpamakan sebagai kerajaan Limutu.
Kedua kerajaan tersebut, udah bersepakat untuk bersatu dan juga berdamai.
Adapun, secara keseluruhan rumah adat Bantayo Poboide ini terbagi atas lima bagian, yaitu:
- Serambi luar atau depan.
- Ruang Tamu : Yaitu ruangan memanjang dengan sebuah kamar di tiap-tiap ujung kanan dan kirinya.
- Ruang Tengah : Yaitu ruangan terluas diantara kelima bagian yang lain. Di ruangan ini, ada dua buah kamar yang keduanya ada di sisi kiri ruangan.
- Ruang dalam memiliki luas dan bentuk yang sama dengan ruang tamu. Dua buah kamar juga ada di tiap-tiap ujung kanan dan kiri ruangan ini. Selain memiliki pintu pada setiap kamar, di bagian dalam ini juga memiliki pintu yang menuju keserambi samping.
- Ruang belakang tempat dapur, kamar mandi, dan kamar-kamar kecil. Gak seperti di ruangan lainnya, kamar-kamar di ruang belakang ini ada berderet memanjang. Pada tiap-tiap ujung kanan dan kirinya ada sebuah pintu keluar menuju serambi samping.
2. Rumah Adat Gorontalo Dulohupa
Masyarakat Gorontalo sering menyebut Dulohupa dengan nama Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo.
Rumah Adat Dulohupa ini, memiliki fungsi sebagai tempat buat melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Rumah adat Dulohupa menjadi tempat buat mengadili individu atau memutuskan berbagai perkara yang terjadi saat masa pemerintahan kerajaan Gorontalo.
Sekarang, rumah adat Gorontalo Dulohupa ini udah beralih fungsi sebagai pagelaran saat upacara adat.
Contohnya: Upacara adat pernikahan, pagelaran budaya, atau berbagai upacara adat lain yang ada di Gorontalo.
Ciri Khas Rumah Adat Dulohupa
Berikut ini, ada beberapa ciri khas dari rumah adat Dulohupa, yaitu:
- Rumah Panggung
Rumah adat Gorontalo Dulohupa memiliki model rumah panggung yang menggambarkan tubuh manusia.
Atap rumah menggambarkan kepala, badan rumah menggambarkan badan, dan pilar kayu penyangga rumah menggambarkan kaki.
Rumah adat Dulohupa ini, merepresentasikan sebuah komunitas pada zamannya dan menggambarkan kemajuan sebuah peradaban.
Hal ini, bisa dilihat dari bagian-bagian rumah secara detail dan makna yang mengandung prinsip-prinsip serta kebudayaan yang mendasarinya.
- Atap
Bagian atap rumah adat Gorontalo Dulohupa ini, tersusun dari jerami terbaik.
Selain itu, menyerupai sebuah pelana berbentuk segitiga bersusun dua yang menggambarkan syariat dan adat penduduk Gorontalo.
Susunan atap atas, menggambarkan agama sebagai yang paling utama dalam hidup masyarakat Gorontalo, yaitu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Susunan atap bawah, menggambarkan kepercayaan penduduk terhadap kebudayaan dan adat istiadat setempat.
Dulu, pada puncak atap dipasang dua buah batang kayu bersilang yang disebut dengan “Talapua”, yang dipercaya bisa menangkal roh jahat.
Tapi, sekarang udah gak lagi dipasang seiring dengan perkembangan kepercayaan.
- Dinding Tange Lo Bu’ulu
Pada bagian dinding depan, ada Tange lo bu’ulu yang tergantung di samping pintu masuk rumah adat Dulohupa.
Tange lo bu’ulu ini, menggambarkan kesejahteraan penduduk gorontalo.
- Tak Banyak Sekat
Sedangkan, pada bagian dalam rumah adat Dulohupa bergaya terbuka karena gak banyak terdapat sekat.
Selain itu, didalam rumah adat ada anjungan yang dikhususkan sebagai tempat peristirahatan raja dan keluarga kerajaan.
- 32 Pilar Kayu
Rumah adat Gorontalo Dulohupa juga dilengkapi pilar-pilar kayu.
Selain sebagai penyokong karena bentuknya berupa rumah panggung, pilar-pilar tersebut juga memiliki makna tersendiri.
Adapun pilar utama atau wolihi berjumlah 2 buah, pilar depan berjumlah 6 buah, dan pilar dasar atau potu berjumlah 32 buah.
Dari tiap-tiap pilar itu memiliki artinya masing-masing.
- Anak Tangga
Jumlah anak tangga rumah adat ini terdiri dari 5-7 anak tangga. Serupa seperti pilar, ada arti dan maknanya.
Misalnya, angka 5 menggambarkan rukun islam dan 5 filosofi hidup penduduk Gorontalo.
Lalu, angka 7 menggambarkan 7 tingkatan nafsu pada manusia yaitu amarah, lauwamah, mulhimah, muthmainnah, rathiah, mardhiah, dan kamilan.
3. Rumah Adat Gorontalo Ma’lihe
Rumah adat Ma’lihe atau Potiwoluya yaitu rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat Gorontalo.
Rumah adat ini yaitu rumah panggung yang berbentuk bujur sangkar. Atap rumah ini berbentuk persegi panjang yang dibuat dengan daun rumbia.
Bagian dinding terbuat dari bambu yang dianyam. Rumah adat ini memiliki serambi, ruang tamu, kamar tidur, dan dapur.
Saat pertama kali dibangun, rumah adat Ma’lihe cuma boleh memiliki 3 kamar dan penambahan kamar baru boleh dibuat saat rumah udah ditinggali.
Kamar anak laki-laki ada di bagian depan, sedangkan kamar anak perempuan ada di bagian belakang.
4. Rumah Adat Gorontalo Gobel
Rumah adat Gobel adalah rumah yang ditempati oleh keluarga kerajaan pada masa silam.
Tapi, sekarang rumah adat Gobel ini cuma digunakan buat acara-acara resmi pemerintah setempat.
Acara tersebut seperti musyawarah besar rakyat Gorontalo, upacara adat atau acara resmi lain.
Rumah adat Gobel yang masih terjaga berada di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Secara keseluruhan rumah-rumah adat Gorontalo banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam.
Hal ini dikarenakan, Gorontalo adalah wilayah kekuasaan kerajaan Islam yang cukup besar pada masanya, jadi kebudayaan Islam juga mengakar kuat di wilayah Gorontalo.
Gimana? Pembahasan mengenai Rumah Adat Gorontalo beserta gambarnya? Mudah dipahami kan?
Oiya, kalo kamu berkunjung ke Gorontalo, jangan lupa buat mengunjungi rumah adat yang kini udah disulap menjadi destinasi wisata ini, yak!