Tempat yang paling bagus buat anak tumbuh dan berkembang untuk pertama kalinya yaitu di keluarga.
Pendidikan yang pertama kali diperoleh seorang anak berawal dari keluarga. Proses pembentukan kepribadian dan karakter seorang anak berawal dari keluarga.
Gak sedikit faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian ada 2 faktor.
Faktor pertama adalah faktor internal yaitu dari keluarga (orang tua) dan kedua, faktor eksternal yaitu dari sekolah dan masyarakat.
Orang tua punya peran yang sangat besar dalam proses tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan pembentukan kepribadian seorang anak.
Nah, berikut ini ada peran keluarga dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Penasaran? Yuk langsung simak ulasan tersebut.
1. Keluarga Sebagai Pondasi Pendidikan Agama
Keluarga adalah pondasi pendidikan agama pada seorang anak. Penerapan nilai-nilai agama bisa menghindarkan seorang anak dari hal yang melanggar hukum seperti korupsi.
Nah buat menjalankan fungsi agama, maka keluarga berperan dalam menciptakan pondasi pendidikan agama yang kuat pada anak berdasarkan agama yang dianut melalui:
- Penanaman nilai-nilai keagamaan.
- Keteladanan bersikap jujur baik dalam perkataan atau perbuatan.
- Penerapan nilai moral dan sikap toleransi.
- Keteladanan dan bimbingan buat selalu menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan agama.
- Keteladanan, bimbingan, dorongan buat selalu disiplin, rajin dan ikhlas menjalankan kewajiban agama dengan penuh rasa tanggung jawab.
- Keteladanan dan bimbingan buat peduli pada orang lain, membantu orang yang membutuhkan tanpa pamrih.
- Keteladanan dan bimbingan buat taat aturan dan tepat janji.
- Keteladanan dan bimbingan buat saling menghormati, gak bersikap kasar dan berperilaku sopan.
- Keteladanan dan bimbingan buat selalu bersikap tenang dan sabar saat menghadapi persoalan.
Dengan memiliki dasar pendidikan agama yang baik yang diperoleh dari keluarga
Maka, seorang anak akan punya nilai dan norma yang bisa menuntunnya jadi pribadi yang beriman, bertaqwa, jujur, bertoleransi, rajin, saleh, taat, suka membantu, disiplin, sopan santun, penyabar, ikhlas, penuh kasih sayang, cinta pada Tuhan, kebenaran, dan berakhlak terpuji.
Nah, kalo setiap anak bangsa mempunyai akhlak yang terpuji, maka suatu bangsa juga akan mempunyai karakter yang terpuji juga.
2. Keluarga Sebagai Pondasi Pendidikan Sosial Budaya
Keluarga merupakan tempat dimana menanamkan nilai-nilai sosial budaya yang dianut.
Indonesia adalah negara yang punya budaya, agama, dan suku yang heterogen. Heterogenitas Indonesia dikenal sebagai Bhinneka Tunggal Ika.
Makanya, keluarga mempunyai peran dalam menciptakan pondasi pendidikan sosial budaya melalui:
- Penanaman dan pengembangan nilai-nilai toleransi jadi anak bisa memahami fungsi toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
- Penanaman dan pengembangan sikap saling tolong menolong.
- Keteladanan buat saling menghormati dan menghargai budaya lain.
- Penanaman dan pengembangan rasa kebersamaan dan saling berbagi.
- Bimbingan gimana caranya melestarikan budaya.
- Penanaman, pengembangan, dan keteladanan dalam menghargai jasa para pahlawan, mencintai produk dalam negeri, dan pemahaman tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan.
Dengan mempunyai dasar-dasar pendidikan sosial budaya yang diperoleh dari keluarga.
Maka, seorang anak akan punya pribadi yang penuh rasa toleransi dan saling menghargai, gotong royong, sopan santun, rasa kebersamaan dan kerukunan, peduli, dan cinta tanah air.
3. Keluarga Sebagai Agen Sosialisasi Pendidikan
Keluarga punya peran dalam memberikan pengenalan atau memberikan pendidikan tentang hubungan seorang anak dengan orang disekitarnya sebagai bekal buat masuk ke lingkungan sosial yang lebih luas.
Lingkungan sosial setelah keluarga yang dimasuki seorang anak adalah sekolah dan masyarakat.
Makanya, disini peran keluarga sebagai agen sosialisasi pendidikan meliputi:
- Keteladanan dan pelatihan sikap percaya diri.
- Bimbingan, dorongan, dan pelibatan anak dalam berbagai aktivitas.
- Keteladanan buat bersedia mendengarkan atau menghargai pendapat orang lain.
- Pelibatan anak dalam komunikasi keluarga.
- Pelatihan buat selalu bersyukur.
- Pelatihan buat menghargai diri sendiri.
- Keteladanan dalam rajin beribadah dan dalam berbagai aspek kehidupan.
- Keteladanan, bimbingan, dan pelibatan anak dalam berbagai aktivitas yang bermanfaat.
- Disiplin waktu.
- Bimbingan buat bersikap tolong menolong, kerja kelompok, dan setia kawan.
Nah, hal tersebut bisa menuntun anak buat mempunyai kepribadian yang mampu bekerja sama, disiplin, dan juga bertanggung jawab.
4. Keluarga Sebagai Pondasi Pendidikan Lingkungan
Pentingnya lingkungan yang sehat dan bersih perlu dilakukan sejak dini, supaya anak memahami dan peduli pada lingkungan hidup di sekitarnya.
Dibawah ini, ada beberapa peran keluarga sebagai pondasi pendidikan lingkungan yaitu:
- Keteladanan dan bimbingan buat selalu berperilaku bersih dalam segala hal.
- Bimbingan buat disiplin memelihara lingkungan sekitar.
- Bimbingan buat bijak dalam penggunaan teknologi.
- Bimbingan buat berpartisipasi dalam upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan.
- Pemahaman tentang dampak hubungan manusia dengan lingkungan.
- Penanaman sikap peduli pada lingkungan.
Jadi, hal tersebut bisa menuntun anak buat mempunyai kepribadian selalu menjaga kebersihan lingkungan.
5. Keluarga Sebagai Tempat Berlindung
Di era Globalisasi seperti sekarang ini, ancaman terhadap tumbuh kembang anak begitu nyata di depan mata.
Berbagai kasus yang timbul seperti kekerasan pada anak, peredaran narkoba, pornografi, LGBT, dan radikalisme itulah lima masalah besar yang dihadapi saat ini.
Buat mencegahnya, maka diperlukan kerjasama antara berbagai pihak terutama keluarga guna melindungi anak dari ancaman-ancaman yang ada.
Nah buat menjalankan fungsi perlindungan tersebut, maka keluarga punya peran sebagai tempat berlindung melalui:
- Diciptakannya rasa aman dalam setiap aspek kehidupan.
- Keteladanan buat memaafkan kesalahan orang lain tanpa dendam, berani mengakui kesalahan sendiri dan memperbaikinya.
- Tanggap terhadap perasaan dan permasalahan yang dihadapi oleh anak.
- Keteladanan dalam pengendalian diri dan bersikap sabar dalam segala situasi.
- Keteladanan dalam menumbuhkembangkan sikap peduli dan setia kawan anak dengan lingkungan sekitar.
- Komunikasi yang intens antara orang tua dan anak.
Di sini, seorang anak bercermin pada tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya saat melindungi dirinya dari hal-hal yang membahayakan.
Maka, seorang anak belajar buat punya kepribadian sebagai seorang pemimpin yang adil, amanah, dan bertanggung jawab terhadap keluarga, memberi rasa aman, pemaaf, pribadi yang tanggap, tabah, peduli.
6. Keluarga Sebagai Tempat Menumbuhkan Rasa Kasih Sayang
Kasih sayang diantara anggota keluarga sangat dibutuhkan dalam rangka mempererat ikatan anggota keluarga.
Rasa kasih sayang bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak jadi pribadi yang bisa menghargai dan menghormati orang lain dan makhluk hidup lainnya.
Sikap ini akan membuat seseorang gak akan berlaku sewenang-wenangnya sendiri.
Berikut ini, ada beberapa peran keluarga sebagai tempat menumbuhkembangkan rasa kasih sayang melalui:
- Keteladanan buat berempati pada orang lain.
- Pelatihan emosional anak.
- Dibangunnya rasa kepedulian diantara anggota keluarga.
- Pemahaman supaya memperlakukan orang lain sesuai dengan kapasitasnya.
- Pelatihan supaya gak bersikap egois.
- Bimbingan dan pengembangan sikap loyal pada keluarga, teman sebaya, dan orang lain.
- Keteladanan buat selalu membantu orang lain.
- Keteladanan, bimbingan, dan pembiasaan buat bersikap penuh rasa tanggung jawab.
Rasa kasih sayang yang dikembangkan oleh keluarga akan membuat anak punya kepribadian yang penuh rasa empati, supel, adil, pemaaf, setia, suka menolong, bertanggung jawab, santun, hormat dan penuh kasih sayang.
7. Keluarga Sebagai Pondasi Pendidikan Reproduksi
Terkait dengan berbagai ancaman yang mengintai tumbuh kembang anak, satu hal yang tak kalah penting adalah pendidikan seks pada anak.
Tujuannya, supaya anak bisa mengetahui dan memahami tentang kesehatan reproduksi dan menjaga organ reproduksi berdasar nilai dan norma yang dianut.
Nah buat menjalankan fungsi reproduksi, maka keluarga punya peran sebagai pondasi pendidikan reproduksi melalui:
- Pendidikan seks sejak dini, supaya anak bisa bertanggungjawab terhadap fungsi reproduksi.
- Bimbingan dan penjelasan tentang kesehatan reproduksi melalui diskusi, pemberian kepercayaan, dan rasa tanggungjawab.
- Bimbingan tentang akibat pergaulan bebas, larangan seks pra nikah, dan norma-norma yang mengatur.
Jadi, hal tersebut bisa menuntun anak buat mempunyai kepribadian yang mampu bertanggung jawab, sehat, dan juga teguh pendirian.
8. Keluarga Sebagai Pondasi Pendidikan Ekonomi
Keluarga adalah salah satu tempat pembinaan, penanaman nilai-nilai, dan perencanaan keuangan keluarga agar terwujud keluarga sejahtera.
Nah makanya dalam menjalankan fungsi ekonomi, keluarga mempunyai peran dalam:
- Keteladanan dan bimbingan agar cermat, dan hati-hati dalam membelanjakan uang.
- Keteladanan dan bimbingan agar taat waktu dan taat aturan.
- Keteladanan dan bimbingan buat membantu orang yang membutuhkan.
- Keteladanan buat terus berusaha tanpa putus asa.
Jadi, hal tersebut bisa menuntun anak buat mempunyai kepribadian yang hemat, teliti, disiplin, peduli, dan juga ulet.
9. Motivator Utama Bagi Seorang Anak
Seorang anak pasti punya ketertarikan akan hal tertentu dan cita-cita dalam hidupnya.
Kalo seorang anak mengalami kegagalan dalam perjalanan meraih cita-citanya, orang tua jadi pihak pertama yang harus bisa memberikan motivasi dan dukungan.
Motivasi dan dorongan dukungan ini sangat penting, agar seorang anak gak terpuruk dan bisa bangkit lagi buat berjalan meraih cita-citanya.
Saat seorang anak merasa jenuh dengan sekolahnya, orang tua wajib membantu dengan memberikan motivasi kalo sekolah penting masa depan.
Kalo anak mulai malas belajar, orang tua dulu mengindentifikasi hal yang jadi penyebab anak sekolah menjadi malas belajar.
Selanjutnya, mengingatkan dan memberi semangat belajar pada anaknya tanpa kekerasan. Hal ini sangat penting, supaya anak menemukan kembali semangat belajarnya demi meraih cita-citanya.
10. Tempat Memenuhi Kebutuhan Fisik atau Emosional
Disini, keluarga mempunyai peran dalam usaha pemenuhan hidup seorang anak baik fisik ataupun emosionalnya.
Kemajuan teknologi gak dipungkiri sangat mempengaruhi hubungan emosional ini. Anak lebih tertarik bermain gawai dibanding ada di tengah-tengah keluarga.
Begitu juga sebaliknya, gak jarang walaupun ada di satu ruangan tapi sibuk dengan dunianya masing-masing. Anak jadi gak peka dan gak peduli.
Nah cara buat mensiasatinya yaitu orang tua harus meluangkan waktu dan berkomunikasi dengan baik-baik sama anak.
Itulah penjelasan lengkap mengenai Peran Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian Anak yang bisa kalian para orang tua lakukan.
Semoga bisa membantu dan bermanfaat buat kalian semua 😀