Apa sih, yang dimaksud dengan Drama? Jadi, Drama merupakan
Sebuah jenis karya sastra yang menceritakan sebuah kisah, watak, tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang ditujukkan diatas panggung.
Kisah dan cerita dalam drama terkandung konflik dan emosi yang tujuannya buat mempengaruhi orang yang melihat atau mendengar drama tersebut.
Naskah drama diperankan oleh aktor yang mempunyai kemampuan buat menyajikan konflik dan emosi secara utuh.
Pengertian Drama Menurut Para Ahli
1. Menurut KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama mempunyai beberapa pengertian.
Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan bisa menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun buat pertunjukan teater.
Ketiga, kejadian yan menyedihkan.
2. Menurut Balthazar Vallhagen
Menurut Vallhagen, Drama merupakan suatu seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam bentuk gerakkan.
3. Menurut Anne Civardi
Menurut Anne Civardi, Drama merupakan suatu kisah yang diceritakan melalui gerakkan dan juga kata-kata.
4. Menurut Ferdinand Brunetierre
Drama yaitu suatu karya sastra yang disampaikan dengan aksi atau gerakan dan melahirkan keinginan bagi yang melihatnya.
5. Menurut Seni Handayani
Drama yaitu bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, yaitu seni sastra dan seni pertunjukan jadi drama dibagi menjadi 2, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
6. Menurut Budianta dkk
Drama yaitu jenis karya sastra dimana penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog antar tokoh.
7. Menurut Moulton
Drama merupakan kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan langsung dalam tindakan).
8. Tim Matrix Media Literata
Drama yaitu bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.
Sejarah Drama
Banyak sekali orang mengira, kalo drama tersebut berasal dari Yunani Kuno.
Tapi, sebuah buku yang berjudul A History of the Theatre menunjukkan pada kamu kalo pemujaan pada Dionisus, yang kemudian diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno.
Baca juga : Pengertian Novel
Teks Piramid yang bertanggal 4000 SM yaitu naskah Abydos Passion Play yang terkenal.
Tentu aja, para pakar masih meragukan apakah teks tersebut drama atau bukan, sebelum Gaston Maspero menunjukkan kalo dalam teks itu ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.
Fungsi Drama
Berikut dibawah ini, ada beberapa fungsi utama dari drama, diantaranya adalah:
- Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita.
- Mengembangkan plot dan menjelaskan isi cerita kepada pembaca atau penonton.
- Memberikan isyarat peristiwa yang mendahuluinya.
- Memberikan isyarat peristiwa yang akan datang.
- Memberikan komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi dalam drama tersebut.
Ciri-Ciri Drama
Dibawah ini, ada beberapa ciri-ciri atau karakteristik dari sebuah drama, diantaranya yaitu:
- Semua kisah dalam cerita drama digambarkan dalam bentuk dialog, baik dialog antar tokoh atau dialog tokoh dengan dirinya sendiri (monolog).
- Drama wajib mempunyai karakter atau tokoh yang diperankan oleh manusia, wayang, dan boneka.
- Dalam drama wajib ada konflik atau ketegangan yang jadi inti dari cerita drama.
- Durasi waktu pementasan drama bisa berlangsung selama sekitar 3 jam.
- Pementasan drama dilakukan diatas panggung yang udah dilengkapi beberapa perlengkapan dan peralatan buat menghidupkan suasana.
- Pertunjukan drama selalu dilakukan dihadapan penonton, dimana drama itu dibuat sebagai sarana hiburan.
Tujuan dan Manfaat Drama
Berikut ini, ada beberapa tujuan dari sebuah drama yaitu:
- Sebagai media pengembangan bakat mengenai estetika.
- Sebagai sarana hiburan buat masyarakat, baik kalangan pelajar ataupun kalangan umum.
- Memperoleh pengetahuan tentang seni teater.
Sedangkan, drama juga mempunyai beberapa manfaat yang bisa kamu ambil yaitu:
- Dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan meningkatkan nilai sosial seseorang.
- Dapat mengontrol emosi dengan baik.
- Dapat lebih menghargai pendapat orang lain dengan lebih baik.
- Dalam sebuah pendidikan drama bisa dipakai sebagai sarana pokok edukasi yang baik dan menyenangkan.
Struktur Drama
1. Episode atau Babak
Episode atau babak yaitu bagian dari naskah drama yang menyusun peristiwa yang terjadi di sebuah tempat dengan urutan waktu tertentu.
2. Adegan
Adegan yaitu bagian dari drama yang menggambarkan terjadinya perubahan peristiwa yang ditandai dengan terjadinya pergantian setting waktu, tempat, dan tokoh.
3. Dialog
Dialog yaitu percakapan yang dilakukan oleh 2 atau beberapa tokoh dalam sebuah drama.
Dialog merupakan hal paling utama yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya.
4. Prolog
Prolog yaitu kata pengantar saat akan masuk dalam suatu drama yang memberikan gambaran umum tentang drama yang dipentaskan.
5. Epilog
Epilog adalah bagian akhir dari sebuah drama, dimana isinya menjelaskan kesimpulan, makna, dan pesan dari drama yang dipentaskan.
Unsur-Unsur Drama
Ada beberapa unsur-unsur yang bisa membangun sebuah drama, diantaranya yaitu:
1. Tema
Tema merupakan gagasan utama atau ide pokok yang ada pada cerita drama.
2. Alur
Alur merupakan jalan cerita dari suatu drama, mulai dari babak awal sampai babak akhir.
3. Tokoh
Tokoh merupakan karakter dalam drama yang terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu.
4. Watak
Watak merupakan tingkah laku para tokoh yang ada pada drama, seperti watak baik (protagonis) dan watak jahat (antagonis).
5. Latar
Latar merupakan gambaran tentang tempat, waktu, dan kondisi yang terjadi dalam drama.
6. Amanat
Amanat merupakan pesan yang mau digambarkan pengarang drama kepada penonton melalui cerita drama.
Jenis-Jenis Drama
Drama ini dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tempatnya, diantaranya yaitu:
1. Berdasarkan Penyajian Lakon
Berdasarkan penyajian lakon, drama dibagi menjadi 7 jenis yaitu:
- Tragedi
Drama yang menggambarkan kesedihan dari tokoh utama dalam drama. Umumnya, drama berakhir dengan kisah yang menyedihkan.
- Opera
Drama yang dialognya dibuat dengan cara bernyayi dan diiringi musik.
- Komedi
Drama yang mempertunjukkan kelucuan para tokoh dan alur cerita lucu.
- Tragekomedi
Drama yang menggabungkan antara tragedi dan komedi pada waktu yang sama.
- Melodrama
Drama yang dialog dan lakonnya dibuat sambil diiringi oleh musik atau melodi.
- Tablo
Drama yang dibuat yang mana para tokoh gak melakukan dialog, tapi mengutamakan kemampuan melakukan gerakan tanpa suara contohnya pantonim.
- Farce
Drama yang mempertunjukkan bermacam hal lucu lewat tingkah para pelakon. Mirip seperti dagelan tapi gak sepenuhnya sama dengan dagelan.
2. Berdasarkan Sarananya
Berdasarkan sarananya, drama dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
- Drama Panggung
Drama yang digambarkan sepenuhnya di atas panggung yang mana para pemain gak bisa melakukan pengulangan adegan.
- Drama Televisi
Drama yang ditampilkan di Televisi yang mana para pemain bisa melakukan pengulangan adegan sebab gak ditampilkan secara langsung.
- Drama Radio
Drama yang cuma bisa didengarkan tanpa dilihat.
- Drama Film
Drama yang ditampilkan di layar lebar contohnya bioskop. Drama ini bisa juga dilihat di Televis, tapi sesudah diputar di bioskop dulu.
- Drama Wayang
Drama yang diperankan oleh wayang pada semua adegannya.
- Drama Boneka
Drama yang memakai boneka sebagai tokoh di setiap adegannya.
3. Berdasarkan Keberadaan Naskah
- Drama Tradisional
Drama yang dipertunjukkan yang mana para pemeran gak memakai naskah saat ada di panggung.
Dalam hal tersebut, pemeran membaca gambaran cerita secara umum lalu berimprovisasi sesuai terhadap peran masing-masing.
- Drama Modern
Drama yang digambarkan dimana para pemeran memakai naskah saat ada di panggung.
Tapi, para pemeran bisa berimprovisasi pada kejadian-kejadian tertentu.
Kaidah Kebahasaan Drama
Kaidah kebahasaan teks drama yang paling kuat adalah didalamnya hampir semua berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya.
Jadi, kalimat-kalimat yang tersaji didalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya.
Karena, drama banyak memakai tuturan langsung, maka sepeti halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering sekali pakai kosakata percakapan, seperti: oh, ya, aduh, sih, dong.
Selain itu, menurut tim Kemdikbud (2017, hal. 264) teks drama punya kaidah kebahasaan seperti ini:
- Banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Contohnya: Menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
- Memakai kata-kata sifat (Descriptive Language) buat menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Contoh: Misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
- Banyak memakai kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contohnya: Sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
- Banyak memakai kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contohnya: Merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
Tahapan Drama
Dalam perkembangannya drama itu berarti suatu karangan prosa atau puisi yang disusun dalam bentuk percakapan dan bisa dipentaskan.
Dalam mementaskan drama tersebut perlu waktu dan proses yang panjang. Proses tersebut yaitu sebagai berikut ini:
1. Penelitian atau Penyeleksian Naskah
Dalam melakukan penelitian atau penyeleksian naskah drama, ada beberapa cara yaitu:
- Naskah drama tersebut diseleksi apakah layak dan bisa dipentaskan atau gak.
- Penafsiran atau penghayatan naskah drama tersebut.
- Naskah drama itu ditafsirkan mengenai isi, latar, cerita, tokoh, watak tokoh, dan jalan ceritanya.
2. Pemilihan Peran atau Tokoh
Pemilihan peran itu disebut juga dengan casting. Dalam proses itu, para pemain drama ditunjuk jadi salah satu tokoh didalam naskah drama.
Pemain yang udah ditunjuk tersebut harus memahami watak, sifat, tingkah laku, dan gerakan tokoh yang akan diperankannya.
3. Latihan
Para pemain drama tersebut, juga harus benar-benar berlatih dalam memerankan tokoh. Pemain harus bisa mengekspresikan dialog yang udah dipelajari.
4. Memerankan Drama
Berikut ini, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam memerankan naskah drama, yaitu:
- Setiap kata tersebut harus diucapkan dengan jelas.
- Bagus pada Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik).
- Tekanan tinggi rendahnya suatu pengucapan suatu kata didalam kalimat (tekanan nada).
- Tekanan cepat lambatnya suatu pengucapan suatu kata didalam kalimat (tekanan tempo).
- Pengucapan pengembangan tersebut, bisa dicapai denganmelalui cara sebagai berikut, yaitu menaikkan volume suara, menaikkan tinggi pada nada, menaikkan kecepatan pada tempo suara, dan mengurangi volume tinggi nada dan kecepatan tempo suara?
- Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) dan ekspresi wajah (mimik) yang sesuai dengan karakter atau juga watak tokoh yang dimainkan atau diperankan. Melalui mimik dan gerak tubuh pemain yang harus bisa menunjukkan perasaan yang sedang dialami oleh tokoh yang sedang diperankan.
- Watak tokoh didalam sebuah drama terlihat didalam percakapan antar tokoh. Dalam percakapan tersebut tergambar sifat dan tingkah laku setiap tokoh.
Langkah Menulis Naskah Drama
Menulis naskah drama bisa dilakukan melalui 2 cara, yaitu:
Pertama: Menulis naskah dari karya sastra lain yang udah ada. Misalnya adaptasi dari dongeng, cerpen atau novel yang udah ada.
Kedua: Menciptakan naskah dari awal berdasarkan imajinasi, pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
Meskipun kamu memilih cara pertama yang berarti merujuk pada dongeng atau cerpen yang udah ada sebelumnya, kamu akan tetap melakukan transformasi cerita tersebut kedalam naskah.
Pada akhirnya, kamu harus melalukan langkah-langkah yang harus dilakukan pada cara kedua.
Berikut adalah cara membuat naskah drama dari awal tanpa referensi karya sastra yang udah ada:
- Buat daftar pengalaman-pengalaman dan imajinasi menarik yang pernah kamu alami sendiri atau berdasarkan pengamatan terhadap pengalaman orang lain atau fenomena sosial tertentu yang menarik. Kalo perlu, buat mind-map-nya dulu.
- Pilihlah satu dari list atau salah satu daftar yang telah dibuat sebelumnya. Pemilihan bisa didasarkan oleh konflik yang paling kuat atau fenomena yang paling menarik atau punya urgensi tinggi (Misalnya: fenomena perusakan lingkungan di daerah tertentu).
- Mulai catat dan kembangkan nama-nama dan tokoh yang terlibat dalam pengalaman, imajinasi atau fenomena sosial tersebut.
- Catat dan bila perlu gambarkan juga latar, waktu, tempat dan suasana yang bisa menyokong naskah drama.
- Cari, kembangkan dan catat juga topik-topik yang bisa dikembangkan dari drama yang akan dibuat kalo memungkinkan.
- Mulai kembangkan dan gubah berbagai daftar-daftar diatas jadi dialog yang konkret. Kalo merasa diperlukan, buat narasinya dulu dalam bentuk narasi sederhana yang bisa disertai oleh storyboard.
Daftar Pustaka
- Endraswara, Suwardi. (2005). Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka.
- Budianta, Melani. (2002). Membaca sastra: pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi. Yogyakarta: Indonesia Tera.
- Endraswara, Suwardi. (2011). Metode PembelajaranDrama: Apresiasi, Ekspresi, dan Pengkajian. Yogyakarta: KAPS.
- Waluyo, Herman J. (2006). Drama: Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
- Rolf Esser. (2007). Das grosse Arbeitsbuch Literaturunterricht: Lyrick, Epik, Dramatik. Mülheim: Verlag an der Ruhr.
Itulah pembahasan lengkap mengenai Pengertian Drama yang bisa kamu ketahui dan pelajari.
Semoga bisa membantu dan bermanfaat buat kamu dalam belajar 😀