Apa sih, yang dimaksud dengan pantun? Jadi,
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri atas empat (4) baris.
Asal dari kata pantun yaitu “Patuntun” didalam Bahasa Minangkabau yang artinya “Penuntun“.
Sedangkan didalam Bahasa Jawa, pantun dikenal dengan “Parikan”. Lalu, dalam bahasa Sunda dikenal dengan “Sisindiran”. Dan, didalam bahasa Batak dikenal dengan “Umpasa”.
Pantun memiliki banyak sekali jenisnya, contohnya seperti pantun nasehat, agama, jenaka, dan lain sebagainya.
Tapi, masing-masing jenis pantun tersebut memiliki fungsi, pesan, dan ciri khasnya sendirinya.
Nah kali ini, akan membahas salah satu jenis pantun yaitu pantun jenaka dan contohnya. Yuk, langsung simak!
Pengertian Pantun Jenaka
Pantun jenaka sendiri memiliki tujuan buat menghibur orang yang mendengarnya (lucu-lucuan), dan sering dijadikan sebagai sarana buat saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban.
Jadi, tidak akan memunculkan rasa tersinggung, dan juga diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.
Fungsi Pantun Jenaka
Berikut dibawah ini, ada beberapa fungsi utama dari pantun jenaka, diantaranya yaitu:
- Mencairkan suasana saat sedang berkumpul bersama.
- Sindiran lucu-lucuan yang tidak menyinggung perasaan.
- Menjadi media hiburan buat orang lain yang tengah dirundung kesedihan.
- Sebagai media buat membangun keakraban diantara dua orang yang belum saling mengenal.
- Sebagai sarana buat memberikan pesan moral, jadi bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.
Ciri-Ciri Pantun Jenaka
Setiap jenis pantun mempunyai akhiran sama didalam setiap baitnya. Tidak cuma rima, tapi ada juga sampiran dan isi.
Sampiran ini tidak menunjukkan pesan. Sedangkan, buat isinya itulah yang mengandung pesan.
Berikut dibawah ini, ada beberapa ciri dari pantun jenaka yang harus kamu ketahui, diantaranya yaitu:
1. Terdiri dari 4 Baris
Bait yang ada didalam pantun jenaka yaitu berisi untaian kata-kata.
Pada masing-masing barisnya, terkandung gagasan yang sama dan menonjolkan kelucuan.
2. Setiap Baris Terdiri dari 8-12 Suku Kata
Setiap baris mempunyai jumlah kata mulai dari 8-12 kata.
Hal itu, yang membuat setiap baris pantun jenaka menjadi singkat. Maksudnya, isi yang padat dan memiliki makna didalamnya.
3. Bersajak a-b-a-b
Rima merupakan ciri-ciri pantun yang sangat menonjol dari pada jenis puisi yang lainnya.
Rima yaitu kesamaan bunyi yang ada didalam puisi pada akhir kalimatnya. Ciri yang kuat dari pantun jenaka yaitu berima a-b-a-b.
4. Mempunyai Sampiran dan Isi
Dua baris pertama disebut sebagai sampiran. Sedangkan, baris ketiga dan keempat disebut sebagai isi. Karena, berisi makna utama pada susunan pantun.
Contoh Pantun Jenaka
1. Contoh Satu
Makan pagi sepiring berdua
Rasanya enak tiada tara
Awas cowok pintar menggoda
Diam-diam punya watak buaya
2. Contoh Dua
Jalan-jalan ke beberapa tempat
Dengan cuaca terlihat cerah
Usiamu sudah berkepala empat
Tingkahmu seperti bayi merah
3. Contoh Tiga
Tanam pete di pinggir kali
Petenya lari tak tahu diri
Jangan miscall saja bila berani
Telpon saya jika punya nyali
4. Contoh Empat
Seribu tangga sanggup ku naiki
Meski penat tetap di daki
Apabila lain waktu bertemu kembali
Masih bisakah kasih lama kita ukir lagi
5. Contoh Lima
Jika makan buah semangka
Jangan lupa untuk buang bijinya
Jika dijalan bertemu tetangga
Sebaiknya saling bertegur sapa
6. Contoh Enam
Jalan sore naik delman
Tidak terasa telah senja
Banyak teman yang mengaku teman
Apabila dikira ada perlunya saja
7. Contoh Tujuh
Pagi sarapan dengan nasi uduk
Siangnya makan dengan nasi padang
Itu kakak yang tengah duduk
Manis sekali untuk dipandang
8. Contoh Delapan
Beli ketan
Beli juga kain songket
Biar sudah mantan
Tapi kita tetap lengket
9. Contoh Sembilan
Kotak amal
Digoyang-goyang
Kemarin aku diramal
Katanya jodohnya abang
10. Contoh Sepuluh
Orang ganteng
Suka sama si Rini
Gak seneng
Maju lo sini
11. Contoh Sebelas
Buah semangka
Buah duren
Nggak nyangka
Gue keren
12. Contoh Dua Belas
Masak ayam masak tumis
Iris tipis hingga habis
Kamis malam hujan gerimis
Dompet tipis semakin kritis
13. Contoh Tiga Belas
Naik delman ke Malaya
Jangan lupa membawa pengukur
Siapa yang tak tertawa
Melihat si botak ingin dicukur
14. Contoh Lima Belas
Memasak ikan di dalam peti
Paling enak di campur dengan terasi
Gayanya bak selebriti
Tapi dompetnya tidak ada isi
15. Contoh Lima Belas
Hari minggu telah menjelang siang
Selepas siang menuju petang
Ditunggu tunggu tidak juga datang
Sekali datang kok palah nagih utang
16. Contoh Enam Belas
Dari mampang ketemu kaca
Daun kelor rasa ketan
Liat saja tampang yang baca
Udah kayak kolor setan
17. Contoh Tujuh Belas
Anak petani bermain padi
Naik ke atas ke arah bukit
Temanku bernama Budi
Artinya budek sedikit
18. Contoh Delapan Belas
Jalan jalan ke Tanjung Baru
Tak lupa membawa buah tangan
Lihat saja muka si Adudu
Seperti orang tidak dikasih makan
19. Contoh Sembilan Belas
Menggunakan batik bawa teropong
Melihat rumah atapnya bolong
Gadis cantik yang main di kolong
Cantik-cantik sayang giginya ompong
20. Contoh Duapuluh
Pak Agus pergi ke Bali
Melihat bule tengah menari
Aduh pantas kau bau sekali
Kau belum mandi sepuluh hari
21. Contoh Dua Puluh Satu
Burung perkutut
Burung kutilang
Kamu kentut
Nggak bilang-bilang
22. Contoh Dua Puluh Dua
Nemu gelang di pekarangan
Tapi gelang telah karatan
Siapa yang nyampah sembarangan
Pasti pacarnya orang utan
23. Contoh Dua Puluh Tiga
Meler-meler ingus keteter
Hingga sakit di kepala
Hati-hati sering teler
Bisa bikin meninggal dunia
24. Contoh Dua Puluh Empat
Burung kutilang terbang di udara
Mengelilingi langit tak ada batasnya
Melihat mantan nampak bahagia
Bergandengan dengan pacar barunya
25. Contoh Dua Puluh Lima
Lebar sangat daun talas
Untuk menaikkan daun talam
Makanya jangan kau suka malas
Sikat gigi pagi dan juga malam
26. Contoh Dua Puluh Enam
Di mana kuang ingin bertelur
Di atas lata di rongga batu
Di mana tuan ingin tidur
Di atas dada di rongga susu
Nah, itulah pembahasan tentang Pantun Jenaka dan beberapa contohnya yang bisa kamu ketahui dan pelajari.
Semoga pembahasan diatas bisa membantu dan bermanfaat buat kalian semua sobat cerdika.com 😀