Pakaian Adat Kalimantan Selatan

ranggaku 23 Juni 2023

Kalimantan Selatan adalah provinsi yang mempunyai jumlah penduduk sekitar 4 juta jiwa didalamnya.

Suku Banjar, yang menjadi meyoritas penduduk di Kalimantan Selatan dengan jumlah 74% dari total keseluruhan.

Dengan begitu, menjadikan kebudayaan Banjar sebagai ikon utama yang dikenalkan oleh Kalimantan Selatan.

Salah satunya yaitu kebudayaan yang mendapat sentuhan Suku Banjar adalah pakaian adatnya.

Ingin tahu? Apa aja, pakaian adat Kalimantan Selatan ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini!


1. Pakaian Adat Babaju Kubaya Panjang

Pakaian Adat Babaju Kubaya Panjang

Babaju Kubaya Panjang yaitu pakaian adat dari Kalimantan Selatan yang merupakan modifikasi dari semua pakaian adat pengantin dari Kalimantan Selatan.

Yang paling mendominasi dari pakaian adat Babaju Kubaya Panjang yaitu pakaian adat Baamur Galung Pancaran Matahari.

Babaju Kubaya Panjang ini, sangat populer di Kalimantan Selatan karena adanya perpaduan dari ketiga busana diatas.

Buat wanita, pakaian adat ini menggunakan kebaya panjang seperti pakaian adat babaju kun galung pacinan.

Sedangkan,

Buat laki-laki, pakaian adat ini menggunakan baju baamur galung pancaran matahari.


2. Pakaian Adat Babaju Kun Galung Pacinan

Pakaian Adat Babaju Kun Galung Pacinan

Babaju Kun Galung Pacinan yaitu pakaian adat dari Kalimantan Selatan yang berasal dari perpaduan antara budaya Banjar dengan budaya Tiongkok.

Hal tersebut menggambarkan, pada saat masuknya pedagang Gujarat dan pedagang China di Kalimantan Selatan.

Babaju Kun Galung Pacinan juga biasa disebut sebagai “Hwa Kun Gulung Pacinan”.

Pakaian adat ini juga dipakai pada saat acara pernikahan. Bentuk dari pakaian adat ini hampir mirip dengan bentuk pakaian adat Betawi.

Buat kaum wanita, pakaian adat ini terdiri dari kebaya lengan panjang bermodelkan Cheong Sam.

Kebaya tersebut di jahit dengan indah pada payetnya memakai benang emas dengan motif bunga teratai.

Buat bawahannya, bisa memakai rok panjang yang dihiasi dengan manik-manik cantik dan disulam dengan bentuk motif dari tirai bambu.

Gak lupa juga, para wanita memakai aksesoris sebagai pendukung penampilannya, seperti mahkota dengan hiasan permata yang sangat mengkilau, kembang goyang, dan tusuk konde.

Tusuk konde yang dipakai memiliki bentuk huruf arab yaitu “Lam dan Burung Hong”. Dengan aksesoris-aksesoris itu, maka wanita ini bisa tampil memukau.

Sedangkan,

Buat kaum laki-laki, bisa mengenakan pakaian gamis dan jubah panjang tanpa kancing yang berasal dari dampak dari pedagang Gujarat.

Para laki-laki, biasanya memakai penutup kepala yaitu “Kopiah Alpe” yang berlilitkan surban atau juga bisa mengenakan “Tanjak Laksamana”.

Selain itu, para laki-laki juga memakai rentengan atau roncean yang terbuat dari bunga melati. Dan, buat alas kakinya bisa memakai selop.


3. Pakaian Adat Baamur Galung Pancaran Matahari

Pakaian Adat Baamur Galung Pancaran Matahari

Baamar Galung Pancaran Matahari yaitu pakaian adat Kalimantan Selatan yang digunakan sebagai pakaian pengantin.

Pakaian adat buat pengantin ini udah ada sejak abad ke-17. Saat itu, pakaian pengantin ini sangat populer dikalangan masyarakat Banjar.

Baamar Galung Pancaran Matahari ini, memiliki perpadanan antara budaya Jawa dengan budaya Hindu yang sangat mangkus.

Pada budaya Jawa, pakaian buat pengantin ini memiliki kesan atau pengaruh dalam penggunaan rentengan kembang melati dan mawar.

Penggunaan rentengan kembang melati dan mawar ini, bisa mebuat aura dari pengantin lebih memancar.

Sedangkan, pada budaya Hindu bisa kamu lihat dari dekorasi mahkota dan kainnya yang ada naga dan kelabang atau biasa masyarakat banjar menyebutnya dengan halilipan.

Baamar Galung Pancaran Matahari buat wanita yaitu mengenakan Baju Poko yang lengannya pendek.

Ada hiasan manik-manik yang dibentuk rumbai pada lengan tersebut. Hal ini, bisa mempercantik tampilan dari pengantin wanita.

Gak lupa juga, para wanita memakai aksesoris buat menunjang penampilannya. Aksesoris yang digunakan yaitu kida-kida.

Kida-kida yaitu aksesoris pengantin wanita yang memiliki bentuk segi lima yang berfungsi sebagai penutup dada dan hiasan yang sangat menawan.

Sedangkan,

Buat laki-laki, bisa memakai kemeja lengan panjang dengan kerenda yang ada di dada yang dipadukan dengan jas tanpa kancing dan celana panjang.

Pengantin laki-laki, juga memakai kain yang di pasang pada area pinggang dengan motif halilipan dan tali wenang yang fungsinya sebagai ikat pinggang.


4. Pakaian Adat Bagajah Gamuling Baular Lulut

Pakaian Adat Bagajah Gamuling Baular Lulut

Bagajah Gamuling Baular Lulut yaitu pakaian pengantin adat Kalimantan Selatan tepatnya di Banjar.

Bagajah Gamuling Baular Lulut adalah pakaian adat yang dipengaruhi oleh budaya Hindu pada jaman dulu dan jadi pakaian ciri khas dari Kalimantan Selatan.

Pakaian adat Bagajah Gamuling Baular Lulut yaitu salah satu pakaian pengantin yang kaya akan rentengan bunga melati dan mawar yang menghiasi pengantin sehingga jadi lebih cantik dan tampan.

Buat wanita, pakaian adat ini berbentuk kain yang membalut tubuh si wanita itu sampai menutupi dada seperti gaun.

Para wanita juga memakai beberapa aksesoris, seperti:

  • Kemban sebagai penutup dada
  • Selendang
  • Ikat pinggang
  • Konde yang berhiaskan mahkota
  • Kembang goyang
  • Kuncup bunga melati.

Dengan bagian bawahannya, memakai kain panjang yang bermotif halilipan yang memiliki fungsi sebagai rok.

Sedangkan,

Buat kaum laki-laki, pakaian adat ini juga berbentuk kain sasirangan yang dililitkan menjadi bawahan.

Baju atasan yang dipakai laki-laki gak memiliki kerah. Dan, buat bawahannya bisa memakai celana panjang.

Gak lupa juga, disertai dengan aksesoris seperti:

  • Kalung samban
  • Ikat pinggang
  • Kain yang bermotif kelabang atau halilipan
  • Penutup kepalanya yaitu mahkota yang melingkar berbentuk ular lidi.

Baca juga : Rumah Adat Kalimantan Selatan


Selamat belajar dan semoga bisa membantu kalian semua sobat cerdika 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Artikel Terkait

Negara Maju


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
3 Agustus 2023

Negara Berkembang


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Komposisi Penduduk


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
26 Juli 2023