Salah satu sifat dasar manusia yaitu tidak pernah puas. Walau terdengar negatif, dorongan tersebut adalah salah satu faktor yang membuat kehidupan semakin baik.
Bagaimana tidak, kalo kamu tidak puas dengan nilai ujian yang diperoleh, maka akan berusaha lebih giat buat mendapatkan nilai yang lebih besar.
Kalo kamu tidak puas dengan pekerjaan yang dimiliki, maka kamu akan berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik.
Nah dalam ilmu sosial, perubahan yang terjadi dalam masyarakat bisa disebut sebagai mobilitas sosial.
Ingin tahu lebih lengkap mengenai Mobilitas Sosial? Yuk, langsung simak ulasannya dibawah ini!
Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa Latin, yaitu “Mobilis” yang berarti mudah buat dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Jadi,
Mobilitas sosial yaitu perpindahan posisi atau kedudukan seseorang atau kelompok orang dari satu lapisan ke lapisan lainnya.
Kata sosial dalam mobilitas sosial mengandung makna individu atau kelompok masyarakat dalam kelompok sosial.
Sedangkan, ada beberapa pengertian mobilitas sosial menurut para ahli, yaitu:
1. Menurut Henry Clay Smith (1968)
Mobilitas sosial yaitu gerakan dalam struktur sosial (gerakan antar individu dengan kelompoknya).
2. Menurut Jary dan Julia Jary (1991)
Mobilitas sosial yaitu bisa dijelaskan kalo pergerakan individu, kadang-kadang kelompok antara posisi berbeda dalam hierarki stratifikasi sosial pada masyarakat.
3. Menurut Haditono (1991)
Mobilitas sosial yaitu perpindahan seseorang atau kelompok dari kedudukan yang satu ke kedudukan yang lain, tapi sejajar.
4. Menurut B. Horton dan Chester L. Hunt (1992)
Mobilitas sosial merupakan suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain.
5. Menurut Robert M.Z. Lawang
Mobilitas sosial yaitu perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lainnya atau dari satu dimensi kedimensi lainnya.
6. Menurut Seorjono Sekanto
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yakni pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
7. Menurut H. Edward Ransford
Mobilitas sosial merupakan suatu perpindahan ke atas atau kebawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
8. Menurut Horton dan Hunt
Mobilitas sosial merupakan suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial yang lainnya.
9. Menurut Wiliam Kornblum
Mobilitas sosial yaitu sebuah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosial serta satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
10. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack
Mobilitas sosial yaitu suatu mobilitas dalam struktur sosial, diantaranya pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok.
Jenis Mobilitas Sosial
Jenis mobilitas sosial ini dibagi menjadi 2 bagian, yang diantaranya sebagai berikut ini:
1. Berdasarkan Tipenya
Mobilitas sosial berdasarkan tipenya dibagi menjadi 3 jenis, diantaranya yaitu:
A. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal yaitu perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Mobilitas sosial vertikal ini, dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
- Mobilitas sosial vertikal naik/social climbing mobility/upward mobility
Mobilitas sosial vertikal naik terjadi apabila seseorang mengalami peningkatan kedudukan menuju tingkatan yang lebih tinggi.
- Mobilitas sosial vertikal turun/social sinking
Mobilitas sosial vertikal turun terjadi apabila seseorang mengalami penurunan kedudukan.
B. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal yaitu perpindahan individu atau obyek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang sederajat.
C. Mobilitas Sosial Lateral
Mobilitas geografis yaitu perpindahan individu atau obyek dari suatu tempat ke tempat lain yang berpengaruh pada kedudukan sosialnya.
D. Mobilitas Sosial Struktural
Meliputi kesatuan yang luas dan kompleks yang disebabkan oleh hal-hal yang positif ataupun negatif.
2. Berdasarkan Ruang Lingkupnya
Mobilitas sosial berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi 2 jenis, diantaranya yaitu:
A. Mobilitas Sosial Intra Generasi
Mobilitas sosial intragenerasi yaitu perpindahan kedudukan sosial seseorang atau anggota masyarakat yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
Mobilitas intragenerasi terbagi menjadi 2 bentuk umum, yaitu mobilitas intragenerasi naik dan intragenerasi turun.
B. Mobilitas Sosial Antar Generasi
Mobilitas sosial intergenerasi yaitu perpindahan kedudukan sosial yang terjadi di antara beberapa generasi dalam satu garis keturunan.
Mobilitas sosial intergenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas sosial intergenerasi naik dan mobilitas sosial intergenerasi turun.
Faktor Penyebab Mobilitas Sosial
Faktor penyebab mobilitas sosial ini dibedakan menjadi 2 hal, diantaranya yaitu:
1. Faktor Struktur
Faktor struktur yaitu faktor yang menentukan jumlah refatif dari kedudukan tinggi yang harus diisi dan kemudahan buat memperolehnya.
Faktor struktur ini meliputi, struktur pekerjaan, ekonomi ganda, dan faktor penunjang dan penghambat mobilitas itu sendiri.
2. Faktor Individu
Faktor individu, dalam hal ini termasuk didalamnya yaitu perbedaan kemampuan, orientasi sikap terhadap mobilitas, dan faktor kemujuran.
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Faktor pendorong mobilitas sosial dibagi menjadi 4 jenis, diantaranya seperti berikut ini:
1. Status Sosial
Individu yang memiliki status sosial rendah akan cenderung merasa kurang puas dan akan melakukan proses mobilitas sosial, guna mendapatkan status sosial yang lebih tinggi.
2. Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi yang baik, bisa mendorong individu buat melakukan mobilitas sosial, misalnya membuka bisnis, dan lain sebagainya.
3. Situasi Politik
Keadaan politik yang baik, maka akan memberikan masyarakat kesempatan buat melakukan mobilitas.
Misal dalam negara demokrasi, individu diberi banyak kebebasan dalam kehidupan dan menentukan nasibnya sendiri.
4. Situasi Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya pada suatu wilayah bisa terlihat dari karakteristik penduduknya.
Apabila karakteristik penduduk terbuka terhadap perubahan, maka akan memudahkan individu buat melakukan kegiatan mobilitas sosial.
5. Kondisi Geografis
Secara geografis, wilayah perkotaan akan menarik lebih banyak individu buat melakukan mobilitas sosial, karena dianggap lebih banyak menyediakan lapangan pekerjaan.
6. Latar Belakang Etnisitas
Pada beberapa etnis tertentu, seorang anak diharuskan buat pergi merantau ke wilayah lain dan melakukan mobilitas sosial.
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
1. Perbedaan Kepentingan
Kompetisi atau persaingan dalam melakukan mobilitas sosial vertikal antar satu individu dengan yang lainnya, menunjukkan adanya perbedaan kepentingan.
Apabila perbedaan kepentingan yang gak bisa dikelola, maka akan menghambat individu buat melakukan perpindahan posisi sosial menjadi lebih baik.
2. Diskriminasi Suku, Etnisitas, Ras dan Agama
Adanya diskriminasi atau pembatasan sosial, bisa membuat individu dengan latar belakang suku, etnisitas, ras dan agama minoritas mengalami kesulitan buat melakukan mobilitas sosial vertikal naik.
3. Diskriminasi Gender
Pada masyarakat tertentu yang kental dengan budaya patriarki (didominasi oleh laki-laki), akan cenderung merugikan perempuan dalam melakukan mobilitas sosial.
Dalam hal ini, ada lebih sedikit kesempatan buat perempuan dalam mencari pekerjaan atau menduduki posisi tinggi dalam suatu organisasi yang menyebabkan perempuan sulit melakukan perpindahan status sosial.
4. Kemiskinan
Keterbatasan ekonomi seorang individu, bisa menghambat dirinya buat mencapai status sosial tertentu yang lebih dihormati oleh masyarakat luas.
Peran Mobilitas Sosial
Peran sosial yaitu seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial.
Menurut Levinson, kalo peranan tersebut mencakup 3 hal, diantaranya yaitu:
- Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
- Peranan adalah konsep tentang apa yang bisa dilakukan oleh individu dalam masyarakat.
- Peranan juga bisa dikatakan sebagai perilaku individu yang penting buat struktur sosial masyarakat.
Saluran Mobilitas Sosial
Ada beberapa saluran yang memungkinkan individu buat melakukan mobilitas sosial, diantaranya yaitu:
1. Institusi Pendidikan
Tingkat pendidikan dianggap sebagai faktor penting yang bisa meningkatkan status sosial seseorang.
Institusi pendidikan dimaksud bukan cum pendidikan formal, tapi juga informal dan non-formal.
Contohnya:
Sekolah dan universitas adalah institusi pendidikan yang berperan sebagai saluran mobilitas vertikal buat seseorang yang ingin mendapatkan pekerjaan yang mapan dan meningkatkan taraf kehidupannya.
2. Institusi Keagamaan
Tempat-tempat keagamaan memungkinkan orang untuk melakukan mobilisasi sosial.
Seorang pemuka agama seperti seorang Ustad atau Pastor dipandang sebagai orang yang berkedudukan tinggi dan dihormati oleh masyarakat.
3. Organisasi Politik
Organisasi politik seperti partai politik yaitu saluran yang memungkinkan individu buat melakukan mobilitas sosial vertikal.
Para tokoh-tokoh politik, cenderung dipandang memiliki status sosial yang tinggi dimata para pendukungnya dan masyarakat luas.
4. Organisasi Ekonomi
Dalam hal ini organisasi ekonomi sebagai saluran mobilitas sosial dapat merujuk pada suatu perusahaan.
Individu yang bekerja pada perusahaan bisa melakukan mobilitas sosial.
Karena, perusahaan memungkinkan orang buat saling berkompetisi menduduki jabatan tertentu dan merubah status sosialnya.
5. Organisasi Keahlian
Hampir sama dengan institusi pendidikan, organisasi keahlian seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memungkinkan orang buat mendapatkan status sosial tertentu dan mendapat pengakuan dari masyarakat.
6. Akademi Militer
Akademi militer yaitu saluran mobilitas yang dapat mendorong individu buat melakukan perpindahan posisi sosial dengan cara mencapai pangkat kemiliteran tertentu.
7. Ikatan Pernikahan
Seorang individu bisa merubah nasib dirinya dan memperoleh status sosial tertentu dengan menjalin ikatan pernikahan dengan pasangan yang memiliki status sosial tinggi dari dirinya.
8. Konsumsi Budaya
Dengan mengkonsumsi produk seperti pakaian rancangan desainer ternama dan barang-barang mewah, seseorang bisa memperoleh status sosial yang tinggi dimata masyarakat.
Karakteristik Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial bisa terjadi secara berkesinambungan. Nah, berikut ini ada beberapa karakteristiknya:
- Gerakan sosial melibatkan individu atau kelompok orang dalam masyarakat.
- Gerakan sosial bisa dilakukan secara individual, tapi sering sekali melibatkan banyak pihak. Misalnya perkembangan suatu negara secara umum yang mempengaruhi standar hidup banyak warganya.
- Struktur sosial suatu masyarakat akan memengaruhi apakah sulit buat seseorang atau sekelompok orang untuk mempraktikkan mobilitas sosial atau tidak.
- Gerakan sosial bisa memicu ketegangan dan ketakutan di antara individu atau kelompok orang yang kehilangan haknya saat statusnya menurun.
- Mobilitas sosial ditandai oleh perubahan struktur sosial yang sering memengaruhi hubungan antara individu dan kelompok.
Dampak Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial akan menyebabkan terjadinya berbagai penyesuaian yang menimbulkan konflik.
Berikut ini, ada beberapa dampak mobilitas sosial diantaranya yaitu:
1. Dampak Positif
Dibawah ini, ada beberapa dampak positif dari adanya mobilitas sosial, yaitu:
- Mendorong individu untuk berusaha memperbaiki kehidupan.
- Mempercepat perubahan sosial masyarakat menjadi lebih maju.
- Mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat.
2. Dampak Negatif
Selain ada dampak positif, ada juga beberapa dampak negatif dari adanya mobilitas sosial, yaitu:
- Menimbulkan konflik sosial antar individu yang berbeda kelas, antar kelompok yang berbeda latar belakang suku, etnisitas, ras dan agama serta konflik antar generasi.
- Berkurangnya solidaritas dan ikatan sosial antar kelompok masyarakat.
- Menimbulkan kompetisi yang timpang.
- Menimbulkan gejala psikologis seperti kecemasan dan ketakutan.
Selamat belajar dan semoga bisa membantu. Jangan lupa buat selalu mengunjungi cerdika.com 😀