Contoh laporan perusahaan yang akan kita bahas di sini adalah laporan keuangan berisi laporan jasa atau laporan dagang.
Perbedaan jenis laporan keuangan tersebut tergantung pada jenis perusahaan yang membuat laporan.
Apabila bergerak di bidang dagang maka keluarlah laporan dagang, apabila perusahaannya bergerak di bidang jasa maka keluarlah laporan keuangan jasa.
Contoh Laporan Perusahaan Jasa
Sebelum masuk ke pembahasan apa itu laporan keuangan perusahaan jasa, lebih dulu kita definisikan apa yang disebut perusahaan jasa.
Secara garis besar, perusahaan jasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa.
Jasa yang dimaksudkan di berupa keahlian para pekerjanya untuk melayani atau memberikan suatu hal yang bukan barang kepada para konsumen di pasaran.
Agar lebih jelas mengenai definisi di atas, berbagai perusahaan jasa yang bisa kamu temui dalam keseharian adalah bank, asuransi, bengkel, pengiriman barang, dan salon.
Di samping itu masih banyak lagi jenis usaha yang berhubungan dengan jasa.
Semuanya wajib membuat laporan keuangan, meskipun tidak menjual produk atau barang.
Secara garis besar, laporan keuangan menyeluruh mencakup beberapa hal, diantaranya:
- Statement of income and other comprehensive income (laporan laba rugi dan laporan komprehensif lain).
- Statement of change equity (laporan perubahan ekuitas).
- Statement of financial position or balance sheet (laporan posisi keuangan atau neraca).
- Statement of cash flow (laporan arus kas).
- Catatan terhadap laporan keuangan.
- Informasi komparatif.
Menelisik berbagai laporan keuangan di atas, terkait laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan jasa, didapati berbagai tujuan, di antaranya:
- Dibuatnya sajian informasi yang berkenaan dengan posisi keuangan.
- Sebagai pemenuhan atas kebutuhan informasi bersama.
- Laporan keuangan menjadi bukti atas apa yang selama ini dilakukan oleh manajemen.
Sebagai ilustrasi lebih absah, di bawah ini merupakan penjelasan dan contoh laporan keuangan dari perusahaan jasa pada periode Desember 2019:
Laporan Laba/Rugi
Sebelum masuk ke contoh laporannya, kita bahas dulu secara menyeluruh apa itu laporan laba/rugi.
Laporan laba/rugi memiliki dua bentuk, pertama single step dan kedua multiple step atau bertahap.
Untuk pengertian single step adalah laporan keuangan yang mencari laba rugi dari selisih pendapatan dengan beban biaya.
Sementara yang multiple lebih kompleks mengenai penjabaran pendapatan dan beban.
Contoh laporan laba/rugi:
Pendapatan jasa salon: Rp 3.850.000
Beban usaha:
- Beban sewa ruangan : Rp 60.000
- Beban listrik dan air : Rp 200.000
- Beban gaji : Rp 300.000
- Beban telepon : Rp 75.000
- Beban perlengkapan : Rp 150.000
- Beban penyusutan peralatan : Rp 50.000
- Jumlah beban usaha Rp 835.000
- Laba bersih Rp 3,015.000
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal ini, unsur-unsur di dalamnya mudah kamu baca dari laporan di bawah.
Secara terperinci, laporan perubahan modal terdiri atas modal awal, laba dan rugi bersih perusahaan, penarikan oleh pemilik usaha atau prive, serta ekuitas akhir perusahaan.
Contoh laporan perubahan modal:
Modal : Rp 10.500.000
Laba bersih : Rp 3.015.000
Rp 13.515.000
Prive pemilik : Rp 100.000
Modal akhir : Rp 13.415.000
Neraca
Neraca secara gambaran terbagi atas aktiva dan pasiva.
Jika dijabarkan unsur-unsurnya maka didapati bahwa neraca terdiri atas aset, kewajiban, dan ekuitas.
Bentuk neraca atau laporan posisi keuangan sendiri terdiri atas dua bentuk, pertama bentuk skontro dan bentuk staffel.
Penjelasan lebih rinci, kita sama-sama cari tahu bagaimana perbedaan kedua bentuk neraca tersebut.
- Neraca Skontro
Neraca berbentuk skontro ini seperti huruf T, saling bersebelahan.
Neraca bentuk skontro ini menempatkan kelompok aktiva di sebelah kiri dan pasiva di sebelah kanan.
- Neraca Staffel
Berbeda dengan neraca bentuk skontro, neraca yang berbentuk staffel ini dikenal sebagai neraca berbentuk vertikal.
Artinya, neraca staffel menempatkan aktiva di atas, sementara pasiva di bagian bawahnya.
Contoh neraca:
AKTIVA
Kas : Rp 12.615.000
Piutang Usaha : Rp 250.000
Perlengkapan : Rp 250.000
Peralatan : Rp 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan : Rp 50.000
Jumlah aktiva : Rp 14.565.000
PASIVA
Utang usaha : Rp 1.150.000
Modal : Rp 13.415.000
Jumlah pasiva : Rp 14.565.000
Laporan Arus Kas
Terakhir, laporan keuangan perusahaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah laporan arus kas.
Laporan arus kas ini ada dua macam yang dilaporkan, yakni laporan kas dan laporan setara dengan kas.
Untuk kelompok kas, jelas bentuknya adalah uang tunai, sementara kelompok setara dengan kas adalah investasi likuid berjangka pendek yang mudah dicairkan menjadi uang tunai.
Di dalam laporan arus kas, terfdapat tiga pengelompokan seperti di bawah ini:
- Arus kas aktivitas operasi
Untuk arus kas aktivitas operasi ini, terdiri beberapa unsur yang dilaporkan, yaitu:
- Kas dari penjualan.
- Kas dari fee, komisi, dan royalti.
- Bayar kas ke pemasok.
- Gaji karyawan.
- Penerimaan serta pembayaran kas, seperti premi, anuitas, klaim, dan manfaat lainnya dari perusahaan asuransi.
- Penerimaan kembali pajak penghasilan.
- Penerimaan serta pembayaran sejumlah kas dari kontrak dengan tujuan usaha dan dagang.
- Arus kas aktivitas investasi
Arus kas investasi berhubungan dengan pendapatan perusahaan yang berguna untuk masa depan perusahaan itu sendiri.
Lebih jelasnya, beberapa hal yang masuk dalam rincian arus kas aktivitas investasi adalah:
- Uang dari pinjaman uang kepada orang lain, termasuk uang muka serta pelunasannya.
- Kas yang diterima dari berbagai penjualan aktiva, seperti aktiva tetap berupa tanah, bangunan, dan peralatan. Aktiva berjangka panjang, serta aktiva tak berwujud.
- Kas yang dikeluarkan untuk membeli berbagai aktiva di atas. Biaya ini termasuk juga dengan pengembangan aktiva oleh perusahaan.
- Saham yang didapatkan dari perusahaan lain.
- Pembayaran sejumlah kas yang berhubungan dengan beberapa hal, seperti swap contracts, option contract, future contract, dan forward contract.
- Arus kas aktivitas pendanaan
Terakhir, untuk arus kas aktivitas pendanaan ada beberapa unsur yang menjadi perhatian, diantaranya:
- Pendanaan yang dikeluarkan untuk kewajiban seperti halnya sewa bangunan.
- Penerimaan kas dari beberapa sumber, seperti obligasi, wesel, hipotik, pinjaman, dan lainnya.
- Penerimaan kas dari saham.
- Kas yang dikeluarkan untuk menebus saham kepada perusahaan lain.
- Kas untuk pelunasan pinjaman.
- Pembiayaan yang ditanggungjawabi penyewa.
Contoh laporan arus kas:
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan kas dari pelanggan Rp 3.600.000
Pembayaran kas dari pemasok dan karyawan
Beban sewa Rp 60.000
Beban listrik dan air Rp 200.000
Beban gaji Rp 300.000
Beban telepon Rp 75.000
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi Rp 635.000
Rp 2.965.000
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan
Arus kas bersih dari aktivitas operasi Rp 2.965.000
Arus kas dari aktivitas investasi
Pembelian perlengkapan Rp 250.000
Arus kas bersih dari aktivitas investasi Rp 2.715.000
Arus kas dari aktivitas pandanaan
Investasi awal Rp 10.000.000
Prive pemilik Rp 100.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan Rp 9.900.000
Kenaikan bersih kas dan setara kas Rp 12.615.000
Kas dan setara kas pada awal periode
Kas dan setara kas pada akhir periode Rp 12.615.000
Di atas merupakan contoh-contoh paling riil yang dapat kamu pelajari jika membuat laporan keuangan perusahaan jasa.
Laporan keuangan bukan hanya menyoal perusahaan jasa, namun juga dibuat oleh perusahaan dagang serta perusahaan manufaktur.
Pembahasan berikutnya akan mengulas seputar kedua jenis laporan keuangan tersebut.
Contoh Laporan Perusahaan Dagang
Sesuai dengan labelnya, perusahaan dagang adalah perusahaan yang menghasilkan produk, bukan jasa.
Untuk laporan keuangan dari perusahaan dagang ini ada beberapa laporan yang harus kamu lampirkan, diantaranya:
- Laporan laba dan rugi perusahaan
- Neraca
- Laporan arus kas perusahaan
- Laporan piutang perusahaan
- Laporan utang perusahaan
- Laporan persediaan
Agar lebih jelas, di bawah ini berbagai contoh transaksi perusahaan dagang selama satu bulan:
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi perusahaan dagang ini diunsuri oleh 2 hal, yakni penjualan dan beban.
Di samping itu ada juga komponen lain, berupa harga pokok penjualan. Untuk informasi lebih jelas, kamu dapat melihat contoh transaksi di bawah ini:
Penjualan Rp 158.265.000
Potongan penjualan
Retur penjualan
Total penjualan Rp 158.265.000
Pembelian Rp 127.355.000
Potongan pembelian
Retur pembelian Rp 6.951.000
Pembelian bersih Rp 120.404.000
Persediaan motor awal Rp 189.501.000
Rp 309.905.000
Persediaan motor akhir Rp 200.884.000
Harga pokok penjualan Rp 109.021.000
Laba/rugi kotor Rp 49.244.000
Beban-beban
Gaji karyawan Rp 8.500.000
Beban administrasi
Beban air, telepon, dan listrik Rp 534.000
Beban sewa Rp 1.750.000
Beban iklan Rp 500.000
Beban perlengkapan kantor Rp 250.000
Beban penyusutan peralatan kantor Rp 300.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 477.500
Beban servis Rp 322.000
Beban operasional lainnya Rp 140.000
Total beban Rp 12.773.500
Laba/rugi Rp 36.470.500
Pendapatan lain-lain
Bunga bank Rp 1.955.438
Beban lain-lain
Beban bunga
Administrasi bank Rp 623.000
Rp 1.332.438
Laba/rugi selama satu bulan sama dengan Rp 37.802.938
Neraca
Neraca di perusahaan mana pun akan memasukkan dua kelompok besar, yakni aktiva dan pasiva.
Kita kerap menggunakan istilah aktiva, namun tahukah kamu apa itu aktiva?
Aktiva adalah semua harta kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Sementara yang dimaksud dengan pasiva adalah pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang masa depan perusahaan itu sendiri.
Di bawah ini merupakan contoh neraca yang bisa kamu pelajari:
AKTIVA
- Aktiva Lancar
- Kas Rp 194.535.000
- Bank Permata Rp 125.598.208
- Bank Mutiara Rp 74.389.030
- Piutang Rp 22.525.500
- Persediaan barang Rp 200.884.000
- Perlengkapan kantor Rp 4.955.000
- Sewa dibayar di muka Rp 52.500.000
- Iklan dibayar di muka Rp 1.000.000
- Aktiva Tetap
- Peralatan kantor Rp 25.000.000
- Akum peny peralatan kantor Rp (2.100.000)
- Kendaraan Rp 83.000.000
- Akum peny kendaraan Rp (2.465.000)
Total aktiva Rp 779.821.738
PASIVA
- Utang lancar
- Utang usaha Rp 206.977.200
- Uang muka customer
- Ppn masukan (Rp 12.040.400)
- Ppn keluaran Rp 15.826.500
Total utang Rp 210.763.300
- Modal
- Modal usaha Rp 500.000.000
- Laba ditahan Rp 31.255.500
- Laba periode berjalan Rp 37.802.938
Total modal Rp 569.058.438
Total pasiva Rp 779.821.738
- Laporan keuangan arus kas
Laporan keuangan arus kas dari perusahaan dagang, memiliki tiga unsur yang harus dilaporkan, yakni aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Masing-masing aktivitas memiliki turunan transaksi yang berpengaruh terhadap keuangan perusahaan.
Nanti di akhir seluruh jumlah aktivitas arus kas ini dapat menentukan saldo akhir kas.
Contoh laporannya dapat kamu lihat dari ilustrasi laporan keuangan di bawah ini:
Aktivitas Operasi
- Arus kas masuk:
- Penjualan motor Rp 135.060.000
- Piutang
- Bunga bank Rp 1.955.438
Total arus kas masuk Rp 137.015.438
- Arus kas keluar:
- Perlengkapan kantor Rp 205.000
- Iklan dibayar di muka Rp 1.500.000
- Pembelian Rp 16.502.000
- Gaji karyawan Rp 8.500.000
- Beban telepon, listrik, dan air Rp 534.000
- Beban servis Rp 322.000
- Beban operasional lainnya Rp 140.000
- Administrasi bank Rp 623.000
Total arus kas keluar Rp 28.326.000
Arus kas aktivitas operasi Rp 108.689.438
Aktivitas Investasi
- Peralatan kantor
- Kendaraan
Arus kas aktivitas investasi
Aktivitas Pendanaan
- Utang usaha Rp (35.418.000)
- Uang muka customer Rp 3.000.000
- Ppn masukan Rp (1.650.200)
- Ppn keluaran Rp 13.506.000
- Modal usaha
Arus kas aktivitas pendanaan Rp (20.562.200)
Kenaikan atau penurunan kas Rp 88.127.238
Saldo awal kas Rp 306.395.000
Saldo akhir kas Rp 394.522.238
- Laporan Piutang
Kode Cust | Nama Cust | Saldo awal piutang | Penjualan | Uang muka cust | Potongan penjualan | Retur penjualan | Ppn keluaran | Pembayaran piutang | Saldo akhir piutang |
C1-1 | Rafael | Rp | Rp 23.205.000 | Rp 3.000.000 | Rp | Rp | Rp 2.320.500 | Rp 22.525.500 | |
- Laporan Utang
Kode Supplier | Nama Supplier | Saldo awal utang | pembelian | Potongan pembelian | Retur pembelian | Ppn masukan | Pembayaran utang | Saldo akhir utang |
S1 | PT Prima Honda | Rp 20.068.000 | Rp 35.560.000 | Rp 3.556.000 | Rp 20.068.000 | Rp 39.116.000 | ||
S2 | PT Sarijaya Motor | Rp 26.129.000 | Rp 49.171.000 | Rp 4.917.100 | Rp 15.350.000 | Rp 64.867.100 | ||
S3 | Suzuki Indonesia | Rp 28.856.000 | Rp 26.122.000 | Rp 6.951.000 | Rp 1.917.100 | Rp 49.944.100 | ||
S4 | Anugerah Kawasaki | Rp 53.050.000 | Rp 53.050.000 | |||||
Total | Rp 128.103.000 | Rp 110.553.000 | Rp 6.951.000 | Rp 10.390.200 | Rp 35.418.000 | Rp 206.977.200 |
- Laporan Persediaan
Kode produk | Tipe produk | Harga produk | Maksimal | Pembelian | Retur pembelian | Penjualan | Retur penjualan | Maks. akhir | Jumlah harga pokok |
1 Suznex | Suzuki Nex | Rp 8.336.000 | 1 | 1 | Rp 8.336.000 | ||||
2 Nexnez | Nex Fi 110 Nez | Rp 8.352.000 | |||||||
3 Satter | Satria F150 Scal Fighter | Rp 12.883.000 | 1 | 1 | |||||
4 Sat150 | Satria Fu 150 | Rp 12.220.000 | 1 | 1 | Rp 12.220.000 | ||||
5 Sho NR | Shogun Axello 125 NR | Rp 9.685.000 | 1 | 1 | 1 | Rp 9.685.000 | |||
6 SMA110 | Smash 110 | Rp 6.951.000 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | Rp | |
7 Nin0 L | Ninja 150 L | Rp 21.336.000 | 1 | ||||||
8 Nin0 N | Ninja 150 N | Rp 21.300.000 | 1 | 1 | 1 | Rp 21.300.000 | |||
9 Nin0 R | Ninja 150 R | Rp 22.830.000 | 1 | 1 | Rp 22.830.000 | ||||
10 Nin RR | Ninja 150 RR | Rp 30.220.000 | 1 | Rp | |||||
11 RevFit | Revo F1 Fit | Rp 8.251.000 | 3 | Rp 24.753.000 | |||||
12 Revstal0 | Revo F1 Stal | Rp 8.609.000 | 1 | 2 | 1 | 3 | Rp 17.218.000 | ||
13 Blafi | Blade 125 S F1 | Rp 9.977.000 | 1 | 2 | Rp 9.977.000 | ||||
14 Supstal | Supra X 125 F1 Std | Rp 10.091.000 | 1 | 1 | Rp 10.091.000 | ||||
15 JupMX | Jupiter MX | Rp 9.863.000 | 1 | 2 | 1 | 1 | Rp 19.726.000 | ||
16 JupCW | Jupiter MX CW | Rp 11.245.000 | 1 | 2 | Rp 11.245.000 | ||||
17 Jup Z | Jupiter Z | Rp 9.100.000 | 1 | 2 | 1 | 1 | Rp 18.200.000 | ||
18 Mio GT | Mio GT | Rp 8.872.000 | 1 | 1 | 2 | Rp | |||
19 Mio J FI | Mio J F1 | Rp 8.352.000 | 1 | Rp 8.352.000 | |||||
20 Mio Soul | Mio Soul | Rp 8.905.000 | 1 | 1 | Rp | ||||
Total | 14 | 14 | 1 | 8 | 19 | Rp 200.884.000 |
Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah badan usaha yang mengubah barang mentah menjadi barang siap guna.
Untuk perusahaan manufaktur ini ada beberapa laporan keuangan yang harus dibuat, diantaranya:
Laporan Harga Pokok Produksi
Laporan harga pokok produksi menjadi pembeda laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur dan perusahaan lainnya.
Beberapa hal yang dibutuhkan dalam laporan harga pokok produksi atau hpp atau biaya overhead pabrik dan jumlah persediaan dalam proses produksi.
Ditentukannya harga pokok produksi tidak dapat asal-asalan sebab nantinya akan berpengaruh terhadap harga jual produk di pasaran.
Sebagai contoh absahnya, kamu dapat mempelajari laporan dengan ilustrasi di bawah ini:
Persediaan barang dalam proses Rp
Bahan baku
Persediaan bahan baku awal Rp
Pembelian bahan baku Rp
Retur pembelian (Rp )
Total pembelian bahan baku Rp
Persediaan bahan baku tersedia untuk produksi Rp
Persediaan bahan baku akhir (Rp )
Total biaya bahan baku Rp
Biaya tenaga kerja langsung Rp
Biaya overhead pabrik
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp
Biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin Rp
Biaya listrik dan air Rp
Biaya rupa-rupa overhead Rp
Total biaya overhead pabrik Rp
Total biaya produksi Rp
Total biaya barang dalam proses Rp
Persediaan barang dalam proses akhir (Rp )
Harga pokok produksi Rp
Laporan Laba Rugi
Laporan laba dan rugi pasti semua perusahaan memilikinya.
Hal yang membedakan pendapatan laba dan rugi perusahaan adalah sumber pemasukan.
Perusahaan manufaktur sumber pemasukan dari penjualan barang yang terlebih dahulu diolah sebaik mungkin.
Laporan laba dan rugi ini tidak berbeda sama sekali dengan laporan laba rugi perusahaan lain.
Supaya mendapatkan pengetahuan yang jelas, kamu dapat mempelajari contoh laporan dari ilustrasi di bawah ini:
Pendapatan
Penjualan produk a Rp
Penjualan produk b Rp
Penjualan produk lain Rp
Total pendapatan Rp
Biaya atas pendapatan
Biaya produksi
Biaya a Rp
Biaya b Rp
Komisi penjualan Rp
Gaji karyawan Rp
Potongan pembelian Rp
Total biaya produksi Rp
Laba/rugi kotor Rp
Biaya non operasional
Penyusutan bangunan Rp
Penyusutan mesin Rp
Penyusutan kendaraan Rp
Total biaya non operasional Rp
Total pengeluaran operasional Rp
Laba/rugi operasi Rp
Laporan Neraca
Neraca juga merupakan laporan keuangan yang selalu akan kamu temukan di berbagai perusahaan.
Dengan dibuatnya neraca, kamu dapat melihat keseimbangan keuangan perusahaan.
Agar penggambarannya lebih jelas, kamu dapat memeriksa contoh di bawah ini:
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas kecil Rp
Kas Rp
Piutang dagang Rp
Persediaan Rp
Persediaan 1 Rp
Persediaan 2 Rp
Total persediaan Rp
Biaya dibayar di muka Rp
Total aktiva lancar Rp
Aktiva Tetap
Tanah Rp
Bangunan Rp
Akum peny bangunan Rp
Mesin Rp
Akum peny mesin Rp
Total aktiva tetap Rp
Total aktiva Rp
Pasiva
Kewajiban
Utang usaha Rp
Utang bank Rp
Total kewajiban Rp
Modal
Modal a Rp
Modal b Rp
Total modal Rp
Total pasiva Rp
Laporan Perubahan Modal
Terakhir yang harus dilampirkan oleh perusahaan manufaktur adalah laporan perubahan modal.
Laporan ini tidak berbeda sama sekali dengan laporan perubahan modal di perusahaan dagang dan jasa.
Tujuan dibuatnya laporan perubahan modal untuk mencari tahu transaksi apa saja yang memengaruhi modal.
Supaya lebih jelas, kamu dapat menyimak laporan di bawah ini:
Laba ditahan awal Rp
Laba bersih Rp
Total laba Rp
Dividen yang diumumkan
Saham preferen Rp
Saham biasa Rp
Total dividen yang diumumkan Rp
Laba ditahan akhir Rp
Masing-masing perusahaan harus membuat laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan.
Tidak mungkin perusahaan jasa menggunakan format laporan keuangan perusahaan manufaktur.
Begitu juga dengan contoh laporan perusahaan dagang dan manufaktur. Sebab isi yang dipertanggungjawabkan berbeda.
Datar Pustaka
Subramanyam, K.R. 2017. Ekonomi. Analisis Laporan Keuangan Edisi 11. Jakarta: Salemba
Ane, La. 2011. Ekonomi. Analisa Laporan Keuangan. Medan: Universitas Negeri Medan