Dalam kehidupan sehari-hari dan lingkup masyarakat, kamu pasti pernah kan mendengar ceramah?
Teks ceramah biasa ditemui dengan mudah di berbagai acara seperti upacara bendera, upacara hari kemerdekaan, khotbah sholat Jumat dan khotbah sholat hari raya.
Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan teks ceramah itu? Penasaran? Yuk simak ulasan berikut ini!
Pengertian Teks Ceramah
Karangan yang berisi sekumpulan paragraf yang mengandung informasi, suatu hal, atau pengetahuan buat disampaikan pada khalayak ramai.
Sedangkan, menurut KBBI pengertian ceramah merupakan
Pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan lainnya.
Orang yang memberikan Ceramah itu disebut penceramah. Penceramah harus orang dengan ilmu pengetahuan dan wawasan luas atau pakar yang menguasai bidang dan informasi terkait.
Ceramah ditujukan buat didengarkan oleh banyak orang. Dalam teks ceramah, biasanya mengandung pesan yang berisi petunjuk, nasihat atau petuah.
Baca juga : Teks Berita
Ciri-Ciri Teks Ceramah
Berikut dibawah ini, ada beberapa ciri-ciri teks ceramah yang dipaparkan, diantaranya yaitu:
- Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan buat memperluas pengetahuan para pendengar.
- Disampaikan oleh seseorang yang punya keahlian atau dianggap pakar dalam bidang atau disiplin ilmu yang diceramahkan.
- Terdapat ajakan atau persuasi buat mengubah sikap atau melakukan tindakan terhadap materi yang dibicarakan.
- Berisi argumen yang menguatkan topik yang dibicarakan.
- Mempunyai fakta dan data yang memperkuat argumen dalam teks.
- Ada komunikasi dua atau banyak arah antara pembicara dan pendengar, berupa dialog, tanya jawab.
Tujuan Teks Ceramah
Secara singkat, tujuan teks ceramah ini terdiri atas empat hal, diantaranya seperti berikut ini:
- Informatif atau instruktif
Yaitu teks ceramah berusaha menyampaikan informasi pada pembaca atau pendengar dengan jelas dan benar.
- Persuasif
Yaitu pembaca atau pendengar diharapkan melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang disampaikan.
- Argumentatif
Yaitu ada argumen dalam teks ceramah yang fungsinya buat menumbuhkan keyakinan pembaca atau pendengar agar melakukan sesuatu yang lebih baik lagi.
- Deskriptif
Yaitu menggambarkan atau melukiskan sesuatu keadaan atau peristiwa atas isu yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
- Rekreatif
Merupakan teks ceramah yang sifatnya menghibur pada pembaca atau pendengar.
- Naratif
Merupakan teks ceramah yang berusaha buat menceritakan sesuatu hal kepada pembaca atau pendengar.
Struktur Teks Ceramah
Teks ceramah mempunyai struktur yang membangun teks ini melalui beberapa bagian pembangunnya, diantaranya yaitu:
1. Pembuka
Pembuka berisi pengenalan isu, masalah, pengetahuan sampai pandangan penceramah tentang topik yang akan dibahas. Bagian ini sama dengan tesis dalam teks eksposisi.
2. Isi (Rangkaian Argumen)
Berupa rangkaian argumen-argumen penceramah yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan pada pembuka atau tesis.
Bagian ini biasanya mengemukakan juga berbagai fakta dan data yang memperkuat argumen-argumen penceramah.
3. Penutup (Penegasan Kembali)
Merupakan penegasan kembali mengenai apa yang disampaikan dalam ceramah.
Tujuannya buat memastikan penceramah gak memberikan pemahaman yang keliru dari yang dimaksudkan, sampai agar diingat oleh pendengarnya.
Selain itu, agar ceramah terkenang dan pendengarnya terpengaruh buat melakukan sesuatu, bagian ini juga biasa diisi oleh rekomendasi atau saran mengenai topik yang disampaikan.
Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
Teks ceramah mempunyai karakteristik dan ciri khas kebahasaan tersendiri, diantaranya seperti berikut ini:
- Memakai kata-kata yang menunjukan hubungan sebab akibat atau argumentasi. Contohnya: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab, karena.
- Banyak memakai kata kerja mental. Contohnya: memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, diharapkan, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat.
- Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan.
- Banyak memakai kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang dibahas.
- Memakai kata-kata persuasif. Contohnya: diharapkan, sebaiknya, hendaklah, perlu, harus.
- Teks ceramah juga banyak menggunakan kalimat majemuk bertingkat.
Langkah Menulis Teks Ceramah
Langkah-langkah penyusunan teks ceramah menurut Tim KEMDIKBUD (2017, hlm. 96), yaitu seperti ini:
1. Menetukan Topik
Menentukan topik tentunya menjadi hal pertama yang harus ditentukan.
Tentunya, terkadang topik ceramah juga dapat didapatkan dengan gak sengaja misalnya saat kamu membaca teks berita dan mendapatkan kabar yang sedang hangat dibicarakan.
Tapi, topik tersebut harus tetap ditentukan dan diolah melalui langkah selanjutnya, gak cuma asal mengambil tren terbaru aja.
Topik yang diambil bisa meliputi keterampilan, keahlian, pengalaman pribadi, hobi, pelajaran, pendapat pribadi, minat khalayak, biografi tokoh terkenal, dan lainnya.
2. Menentukan Tujuan Ceramah
Tujuan ceramah yaitu hal yang harus diperhatikan saat udah menemukan topik yang akan dibawakan.
Buat apa memberikan ceramah? Apakah buat berbagi ilmu? Mengajak pendengar buat melakukan sesuatu?
Tapi dalam gambaran luasnya, tujuan ceramah ini meliputi:
- Tujuan umum : Meliputi ceramah informatif, ceramah persuasif, ceramah rekreatif (hiburan).
- Tujuan khusus : Yaitu rincian dari tujuan umum, seperti: Kebahasaan Indonesia buat tujuan umum pelajaran, cara melukis buat tujuan umum keahlian atau hobi, biografi Soekarno buta tujuan umum biografi tokoh.
3. Menyusun Kerangka Ceramah
Kerangka teks ceramah merupakan rencana yang memuat pokok-pokok bahasan struktur teks ceramah.
Setiap bagian struktur yaitu pembuka, isi, dan penutup dibuat kalimat pokok atau ide pokoknya dulu tanpa penjelasan detail.
Pembuatan kerangka teks ceramah yang baik harus memperhatikan, yaitu:
- Ketiga struktur harus dibuat seperti pembuka, isi, dan penutup.
- Maksud ceramah harus diungkapkan dengan jelas.
- Pastikan setiap bagian kerangka cuma mempunyai satu gagasan pokok.
- Bagian setiap kerangka harus tersusun secara logis.
- Menyusun ceramah berdasarkan Kerangka.
4. Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka
Setelah kerangka telah selesai dibuat, maka kembangkan setiap kalimat pokok jadi paragraf-paragraf yang diberi kalimat penjelas, baik secara deduktif (kalimat pokok di awal paragraf) atau induktif (kalimat pokok di akhir paragraf).
Selain itu, penulisan teks ceramah juga harus dibarengi dengan penghayatan terhadap bahan-bahan yang akan disampaikan.
Caranya yaitu seperti berikut ini:
- Mengkaji bahan secara kritis.
- Meninjau kelayakan materi terhadap khalayak ramai atau pendengar ceramah.
- Meninjau kembali berbagai bahan yang kemungkinan mendapatkan pro kontra.
- Menyusun sistematika bahan teks ceramah.
- Menguasai materi ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.
Cara Menyunting Teks Ceramah
Penyuntingan tujuannya buat menyempurnakan atau buat mengurangi kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi dalam suatu teks.
Makanya, seorang penyunting setidaknya harus:
- Mengetahui gimana cara penulisan teks yang baik.
- Benar-benar memahami topik yang akan dibahas dalam teks tersebut, dan memahami aturan-aturan kebahasaan, seperti masalah ejaan dan tanda baca.
Kegiatan penyuntingan bisa kamu lakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
- Mengonstruksi, menyusun, atau menulis teks ceramah yang akan disunting.
- Penyediaan bahan-bahan pemandu penyuntingan, seperti pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan kamus. Keduanya bisa ditemukan secara daring. Selain itu, bahan-bahan itu harus disesuaikan dengan teks yang akan disunting (teks ceramah).
- Memperhatikan bahan suntingan secara cermat, baik itu berkenaan dengan cara penyajian isi atau kaidah.
- Memperbaiki kesalahan yang ada dalam bahan suntingan secara benar dengan berpedoman pada sumber-sumber yang bisa dipercaya (PUEBI dan KBBI).
Contoh Teks Ceramah
Judul : Pentingnya Berbahasa Santun
1. Pembuka (Pendahuluan)
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini, cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dulu saat kanak-kanak.
Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya.
Seperti saat berdemonstrasi atau rapatrapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu aja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.
2. Isi (Rangkaian Argumen)
Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu.
Ketidaksantunan berkaitan juga dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya.
Karena, kesantunan berbahasa itu gak cuma berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata atau kalimat.
Kesantunan tersebut, berkaitan juga dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.
3. Penutup (Penegasan Ulang)
Berbahasa santun seharusnya udah jadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun.
Kalo dibiarkan, gak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang jadi anak itu menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama.
Tentu aja, kondisi tersebut gak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.
Gimana penjelasan tentang Teks Ceramah diatas tadi? Sangat mudah dipahami kan?
Semoga bisa membantu dan bermanfaat buat kalian semua sobat-sobat cerdika 😀