Jambi adalah provinsi di Indonesia yang ada di Pulau Sumatera. Dimana, terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera.
Di Provinsi Jambi, memiliki rumah adat yang menjadi ciri khas dengan nama Rumah Kajang Lako. Rumah Kajang Lako atau Rumah Lamo.
Ingin tahu lebih lengkap? Makanya, simak ulasannya dibawah ini yuk!
Nama Rumah Adat Jambi
1. Rumah Kajang Leko
Rumah tradisional milik suku asli Jambi dikenal dengan sebutan Rumah Panggung.
Walaupun memiliki nama lain seperti Kajang Leko, tapi masyarakat sekitar lebih sering menyebutnya sebagai Rumah Panggung.
Bangunan ini dinamakan begitu karena struktur rumah yang berbentuk panggung. Gaya arsitektur ini sangat umum dalam gaya desain rumah adat Sumatera.
Struktur ruma panggung sangat cocok digunakan di daerah Sumatera, sebab kawasan ini termasuk area yang sering dilanda gempa.
Rumah panggung dinilai paling efisien buat menghindari bencana gempa.
Fungsinya buat berlindung dari serangan hewan buas dan serangan musuh. Umumnya, rumah Kajang Leko terbuat dari kayu.
Rumah ini dibangun dengan ketinggian yang cukup, supaya pemilik rumah Kajang Leko ini terlindungi juga dari banjir.
Selain Rumah Panggung atau Kajang Leko yang diakui sebagai rumah adat resmi Jambi, suku Jambi masih memiliki 2 rumah adat lainnya.
Kedua rumah itu adalah Rumah Batu Pangeran Wirokusumo dan Rumah Adat Merangin. Kedua rumah adat ini memiliki gaya, fungsi dan nilai filosofi yang berbeda-beda.
2. Rumah Tuo Rantau Panjang
Bangunan tradisional ini ada di Desa Rantau Panjang, Kabupaten Merangin dan menjadi tempat tinggal Suku Batin.
Di kawasan ini, ada sekitar 80 rumah tradisional yang berdiri kokoh.
Serupa dengan rumah adat melayu pada umumnya, konstruksi Rumah Tuo Rantau Panjang adalah rumah panggung yang terbuat dari material kayu.
Bahkan, ada rumah yang tiang penyangganya udah berdiri selama 500 tahun.
Ciri dari Rumah Tuo Rantau Panjang yaitu bentuknya yang memanjang ke samping lengkap dengan tangga, pintu, dan beberapa jendela berukuran besar.
Atap rumah adat Jambi tersebut, berbentuk segitiga memanjang dengan rangka menyilang.
Sedangkan,bagian atapnya tertutupi oleh ijuk, tapi beberapa bagian yang udah direnovasi memakai atap seng karena dianggap lebih praktis.
Rumah ini punya pintu masuk utama yang pendek setinggi kurang dari 90 cm dan menjadi ciri khas tersendiri.
Para tamu yang akan masuk harus menunduk. Hal tersebut sekaligus jadi simbol tata krama dan kesopanan masyarakat Jambi.
Setidaknya, ada 11 pintu dengan ukuran berbeda-beda. Di bagian selatan ada 4 pintu, yaitu pintuk kamar, ruang baliak mendalam, pintu gedang, dan dapur.
Sedangkan, posisi utara rumah terdapat 5 pintu, yaitu 1 pintu masuk utama dan 4 pintu gedang.
Lalu, pada bagian barat terdapat 1 pintu dapur dan 1 bagian pintu yang terletak didalam dapur.
Rumah adat Jambi ini, memiliki ruang pertemuan yang terbagi jadi 3 bagian dengan sekat pemisah berukuran 10 cm.
Salah satu ruangan memiliki lantai agak tinggi yang disebut Balai Melintang buat ninik mamak, cerdik pandai, dan ulama.
Sedangkan, lantai tengah dimanfaatkan buat ruang keluarga serta lorong menuju ruangan bagi pekerja.
Rumah tradisional Jambi ini, terbuat dari kayu sendi sebagai bantalan tiang penyangga. Rumah Tuo Rantau Panjang yaitu rumah tahan gempa.
Hal tersebut, dibuktikan dengan masih berdirinya bangunan sampai beratus-ratus tahun lamanya.
Selain itu, keawetan kayu rumah juga dijaga dengan mengoleskan getah pohon ipuh setiap 5 tahun sekali.
Rumah Tuo Rantau Panjang adalah rumah tinggal sekaligus rumah adat yang jadi museum.
Disini, ada koleksi benda-benda tradisional, seperti ornamen hiasan dinding dengan motif khas Jambi yang kaya makna dan filosofi.
Kontruksi Rumah Kajang Leko
Rumah adat Kajang Leko ini, bentuk bangunannya yaitu persegi panjang memanjang ke belakang.
Biasanya, ukuran pada rumah adat Kajang Leko ini sama yaitu 12 x 9 meter.
Bentuk rumah panggung Jambi Kajang Leko ini, dilengkapi juga dengan tiang-tiang penyangga.
Setidaknya, ada 30 tiang peyangga yang berukuran besar, jadi rumah adat Kajang Leko sangat kokoh.
Sebanyak 24 tiang merupakan tiang utama, dan 6 tiang lainnya adalah tiang pelamban.
Seperti rumah panggung pada umumnya, rumah adat Kajang Leko ini dilengkapi dengan tangga sebagai akses memasuki rumah.
Rumah adat Kajang Leko memiliki 2 tangga, yaitu:
- Tangga pertama ada di sebelah kanan, tangga ini merupakan tangga utama.
- Tangga kedua ada di sebelah kiri, yaitu tangga penteh yang lebih sering digunakan oleh penghuni rumah.
Atap rumah Kajang Leko oleh masyarakat Jambi disebut sebagai Gajah Mabuk.
Bentuknya menyerupai perahu dengan bagian atas melengkung dan disebut sebagai Lipat Kajang atau Potong Jerambah. Bagian atapnya terbuat dari anyaman ijuk.
Fungsi Rumah Kajang Leko
Rumah Kajang Leko terbagi menjadi beberapa bagian ruangan yang memiliki fungsi sendiri-sendiri.
Hal tersebut, udah diatur sesuai dengan adat istiadat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jambi.
1. Ruang Pelamban
Ruangan pertama yaitu ruang pelamban, dimana ruang ini ada dibagian sebelah kiri bangunan utama.
Material utama yang digunakan pada lantai ruangan ini yaitu bambu yang sudah dibelah dan diawetkan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Bambu tersebut, kemudian disusun dengan jarak tertentu dengan tujuan supaya air bisa mengalir kebawah.
Masyarakat Jambi biasa memakai ruangan ini, sebagai tempat buat menerima tamu yang berkunjung sebelum diizinkan buat masuk kedalam rumah.
2. Ruang Gaho
Posisi ruang Gaho tersebut, berada di sebelah kiri dengan bentuk bangunan yang memanjang.
Ruang Gaho fungsinya sebagai tempat buat menyimpan berbagai macam barang dan persediaan makanan.
Biasanya, dinding pada ruangan Gaho ini mempunyai motif ukiran ikan.
3. Ruang Masinding
Ruang Masinding merupakan ruangan yang berada di bagian depan rumah.
Biasanya, masyarakat Jambi menyebut ruang masinding tersebut sebagai serambi depan.
Ruang Masinding fungsinya buat menerima tamu, musyawarah, dan juga menggelar ritual adat kenduri.
Tamu yang biasa ada di ruangan ini yaitu tamu laki-laki, sedangkan tamu perempuan biasanya di ruangan lain.
Pada umumnya, ruangan ini memiliki ukuran yang cukup luas jadi mampu menampung banyak orang.
Desain dinding ruangan masinding tersebut, memiliki motif ukiran yang sangat beragam.
Beberapa motif ukiran tersebut diantaranya yaitu seperti:
- Bungo Jeruk : Biasanya motif ukiran ini berada di luar atas pintu.
- Tampuk Manggis : Biasanya motif ukiran ini berada di bagian atas pintu masuk.
- Bungo Tanjung : Biasanya motif ukiran ini berada di bagian depan masinding.
4. Ruang Tengah
Ruang tengah fungsinya buat ditempati oleh perempuan, khususnya saat sedang berlangsung kegiatan atau upacara adat.
Ruang yang berada di tengah bangunan adat yang juga bersampingan dengan ruang masinding.
Dimana, antara ruang tengah dan ruang masinding gak dibatasi dengan sekat dinding, tapi cuma dibatasi dengan kain atau gorden aja.
5. Ruang Menalam
Buat masyarakat Jambi, ruang dalam atau menalam adalah salah satu ruangan yang cukup privat.
Dimana, gak sembarangan orang bisa masuk kedalam ruangan tersebut.
Bisa dikatakan, kalo ruang dalam adalah salah satu ruangan penting yang ada di rumah adat Kajang Leko.
Setiap orang yang bertamu ke rumah tersebut, tidak diperbolehkan masuk ke ruangan ini tanpa mendapat izin dari pemilik rumah.
Didalam ruang dalam atau menalam tersebut, terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Kamar tidur orang tua
- Kamar tidur anak perempuan
- Ruang makan.
6 .Ruang Penteh
Ruang penteh adalah ruangan yang berada diatas bangunan, atau bisa disebut juga dengan loteng.
Ruangan Penteh tersebut, dibatasi menggunakan plafon dengan bahan yang cukup kuat.
Ruang penteh fungsinya sebagai tempat buat menyimpan berbagai barang yang udah gak terlalu sering digunakan.
7. Ruang Balik Malintang
Ruang balik malintang ini, memiliki ukuran 2 meter x 9 meter, dimana lantai ruangan ini dibuat lebih tinggi kalo dibandingkan dengan ruangan lainnya.
Gak sembarangan orang bisa memakai ruang ini, mengingat ruang balik malintang yaitu ruang utama yang ada pada rumah adat Kajang Leko.
Ruangan balik malintang ini, ada di bagian ujung kanan bangunan dan menghadap langsung ke arah ruang tengah dan ruang masinding.
8. Ruang Bauman
Berbanding terbalik dengan ruangan penteh, ruangan bauman ini ada di bagian bawah bangunan, yang umumnya gak memiliki dinding dan lantai.
Ruang bauman fungsinya sebagai tempat buat menyimpan barang kebutuhan sehari-hari, buat memasak, dan mengadakan acara tertentu.
Motif Ukiran Rumah Kajang Leko
Ukiran-ukiran yang ada pada rumah adat Jambi Kajang Leko tersebut, dikenal sangat indah.
Jenis ukiran ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu ukiran motif flora dan ukiran motif fauna. Keduanya memiliki makna dan filosofi yang berbeda.
Motif flora berupa tumbuh-tumbuhan atau bunga, artinya masyarakat Jambi sangat mengagungkan tumbuh-tumbuhan, khususnya peranan hutan dalam kehidupan mereka.
Hutan sangat penting buat masyarakat Jambi. Warna yang dipakai buat motif ukiran ini berwarna-warni dan dibuat dengan paduan yang sangat menarik.
Sedangkan, motif ukiran fauna yang sering digunakan adalah bentuk ikan.
Motif ikan melambangkan mata pencaharian masyarakat Jambi pada masa itu yang mayoritas adalah nelayan.
Ukiran tersebut, dibuat berbeda dengan motif flora, karena tidak memiliki warna.
Pembangunan Rumah Kajang Leko
Umumnya, rumah adat Kajang Leko ini dibangun di dalam sebuah kompleks, khususnya di Rantau Panjang.
Rumah-rumah dibangun secara berderet dan memanjang.
Selain itu, rumah Kajang Leko juga dibangun saling berhadapan. Jarak antar rumah juga diatur, yaitu sekitar 2 meter.
Di bagian belakang rumah dibangun sebuah bangunan lainnya. Fungsinya khusus buat menyimpan padi. Bangunan ini disebut Lumbung atau Bilik.
Rumah Kajang Leko masih bisa ditemukan sampai saat ini dan digunakan sebagai rumah tinggal.
Biasanya, rumah tradisional Jambi bisa kamu temukan di pedesaan, tepatnya ada di Jambi Seberang, jalan menuju jembatan Gentala Arasy.
Rumah Kajang Leko juga bisa ditemukan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Karena, rumah adat Jambi Kajang Leko ini udah diresmikan sebagai rumah adat resmi dari provinsi Jambi.
Semoga bisa membantu dan bermanfaat 😀