Rumah Adat Bali

ranggaku 15 Juni 2023

Rumah adat Bali sendiri, menjadi salah satu budaya warisan Indonesia yang harus kamu ketahui, lho.

Selain terkenal dengan pemandangan alam dan tarian adatnya yang memikat, Bali juga mempunyai rumah adat yang gak kalah keren dan cantik, lho!

Arsitektur tradisional Bali dipengaruhi keberadaan manuskrip Hindu bernama “Lontar Asta Kosala Kosali”.

Yang memuat tentang aturan-aturan pembuatan rumah atau puri,  sampai aturan tempat pembuatan ibadah atau pura.

Arsitektur Bali juga sangat dipengaruhi oleh tradisi Hindu Bali dan unsur Jawa kuno.

Bahan yang biasa digunakan di rumah-rumah dan bangunan Bali yaitu atap jerami, kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu, dan batu bata.

Penasaran? Yuk simak ulasan tentang macam-macam rumah adat Bali berikut ini.


Nama dan Fungsi Rumah Adat Bali

Berikut dibawah ini, ada beberapa nama dan fungsi dari rumah adat Bali, diantaranya yaitu:

1. Angkul-Angkul

Angkul-Angkul

Angkul-angkul merupakan bagian dari rumah adat Bali yang fungsinya sebagai pintu masuk.

Bangunan angkul-angkul ini, mirip sekali dengan gapura dan ditempatkan di bagian depan rumah adat Bali.

Ciri khas dari angkul-angkul ini adalah atapnya yang diukir dengan ukiran tradisional.

2. Aling-Aling

Aling-Aling

Aling-aling yaitu bangunan rumah yang fungsinya sebagai pembatas antara pekarangan luar dan angkul-angkul.

Biasanya, bangunan aling-aling ini membatasi angkul-angkul dengan tempat beribadah atau area suci.

Aling-aling ini artinya adalah energi positif, baik sekali untuk keharmonisan rumah adat Bali.

3. Pura Keluarga

Pura Keluarga

Pura keluarga merupakan bagian dari rumah adat Bali yang digunakan sebagai tempat beribadah.

Menurut hukum adat setempat, setiap warga Bali wajib memiliki bagunan satu ini, baik itu berukuran kecil ataupun besar.

Selain Pura Keluarga, bangunan ini juga dikenal sebagai pamerajan atau sanggah. Letak sanggah dibangun di area timur laut rumah.

4. Bale Manten

Bale Manten

Rumah adat Bale Manten yaitu bangunan tradisional Bali yang dikhususkan buat kepala keluarga dan anak perempuan.

Bangunan rumah adat Bale Manten ini, berbentuk persegi panjang dan di bangun disebelah timur.

Isi dari rumah adat Bali Bale Manten ini, yaitu ada dua ruangan (bale), lainnya yang dinamakan Bale Kanan dan Bale Kiri.

5. Bale Dauh

Bale Dauh

Setiap rumah adat di Bali, pasti dilengkapi dengan Bale Dauh. Apa itu Bale Dauh? Jadi,

Bale dauh merupakan ruang tamu dari rumah adat tradisional Bali.

Pada beberapa rumah, ruangan ini dikhususkan buat menerima tamu. Tapi, gak banyak juga yang memakai ruangan ini sebagai kamar tidur anak laki-laki.

Bale Dauh ini diposisikan di sisi barat rumah, dan lantainya harus lebih rendah dari Bale Manten.

6. Bale Sepakat

Bale Sepakat

Rumah tradisional di Bali juga memiliki gazebo khusus, lho. Nama gazebo tersebut adalah Bale Sepakat.

Ciri khas dari bangunan Bale Sepakat yaitu empat tiang yang menyanggah atap megah.

Fungsi dari Bale Sepakat adalah sebagai tempat keluarga berkumpul dan bersantai ria.

7. Bale Gede

Bale Gede

Bale Gede yaitu tempat diselenggarakannya beragam upacara adat, membakar sesaji, atau berkumpul buat menyantap makanan khas Bali.

Makanya, bangunan Bale Gede tersebut harus lebih tinggi dari bangunan lain yang ada disekitarnya.

8. Jineng atau Klumpu

Jineng atau Klumpu

Apabila lumbung dipakai sebagai tempat penyimpanan bahan pokok, Jineng fungsinya sebagai bangunan penyimpan gabah setelah dijemur.

Ukurannya sedang dan terbuat dari kayu dan atap jerami kering. Kini, Klumpu atau Jineng cuma bisa ditemui di beberapa daerah aja.

Beberapa Klumpu bahkan udah dimodernisasi dengan material batu bata, semen, dan juga pasir.

9. Pawaregen

Pawaregen

Pawaregen merupakan bagian rumah tradisional Bali yang mempunyai fungsi sebagai dapur.

Ukurannya gak lebih besar dari Bale Gede, dan gak lebih kecil dari bale lainnya. Biasanya, posisi Pawaregen dibangun di sebelah selatan atau barat laut rumah.

Dalam bangunan Pawaregen ini, ada area penyimpanan alat-alat memasak dan dapur kotor, atau area tempat memasak.

10. Lumbung

Lumbung

Lumbung yaitu rumah adat asal Bali yang dipakai buat menyimpan bahan makanan pokok seperti beras, jagung, dan lainnya.

Rumah adat Bali Lumbung ini, ukurannya lebih kecil dari bale dan terpisah dari bangunan utama.


Unsur Penting Desain Rumah Adat Bali

Unsur Penting Desain Rumah Adat Bali

Berikut dibawah ini, ada beberapa unsur penting dalam desain rumah adat Bali, diantaranya yaitu:

1. Patokan Pembagian Ruang

Sejarah menuturkan, kalo aturan penempatan lahan di Bali diatur dalam kitab suci Weda yang dikenal dengan Asta Kosala Kosali.

Rumah khas Bali dipandang sebagai miniatur alam semesta (bhuana agung) yang jadi tempat aktivitas manusia (bhuana alit).

Rumah adat Bali terbagi menjadi 2 bagian yaitu, Gapura Candi Bentar sebagai rumah adat dan rumah biasa sebagai hunian.

Selain itu, letak bangunan, arah, desain, dimensi pekarangan, konstruksi, dan struktur harus dibuat berdasarkan aturan khusus yang udah ditetapkan.

Seperti halnya rumah Gadang, dalam pembangunan rumah Bali juga mempunyai panduan pembagian sudut.

Sudut utara dan timur dianggap sebagai tempat yang lebih suci, dibandingkan dengan sudut barat dan selatan.

Itulah alasan, kenapa tempat sembahyang buat orang Bali didirikan di sudut utara dan timur rumah.

Tapi kamar mandi, tempat menjemur, dan ruang-ruang lainnya ditempatkan di sudut barat dan selatan.

2. Bangunan Gapura Candi Bentar

Gapura Candi Bentar yaitu bagian dari rumah adat yang menjadi ciri khas dari bangunan Bali.

Bangunan bernilai sejarah ini, dicirikan dengan dua bangunan candi yang berdiri sejajar dan dipakai sebagai pintu masuk utama.

Meski bangunan terpisah satu sama lain, gapura masih terhubung dengan pagar besi dan anak tangga pada bagian bawah.

Sebagaimana rumah adat di Indonesia yang lainnya, Gapura Candi Bentar tersebut mempunyai nilai filosofi yang tinggi.

3. Aturan Bangunan Rumah

Selain Gapura Candi Bentar, ada rumah adat berupa kawasan berbentuk segi empat. Didalamnya, ada beberapa bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda.

Bangunan tersebut, dikelilingi oleh tembok besar yang memisahkan lingkungan dalam dengan lingkungan luar rumah.

Bangunan rumah tradisional terbuat dari material yang beragam, tergantung keadaan sosial dan ekonomi pemiliknya, mirip dengan pendirian rumah adat Betawi.

Umumnya, masyarakat biasa memiliki rumah dari material tanah liat, sedangkan golongan bangsawan menggunakan bata.


Material Pembangunan Rumah Adat Bali

Material Pembangunan Rumah Adat Bali

Buat membangun rumah adat Gapura Candi Bentar, emang gak bisa disamakan dengan membangun rumah lainnya.

Kenapa begitu? Karena, pengaruh dari status sosial pemilik dan keadaan ekonomi pemilik rumah.

Buat masyarakat biasa, bagian dinding rumah Gapura Candi Bentar umumnya dibangun dari bahan bangunan tanah liat. Sedangkan, buat golongan bangsawan digunakan tumpukan bata.

Untuk atap dari rumah adat Bali sendiri dibuat dai bahan genting tanah, ijuk, alang-alang atau sejenisnya. Tergantung kemampuan finansial dari pemilik rumah.

Ragam Ukiran dan Hiasan Rumah Adat Bali

Ragam Ukiran dan Hiasan Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali ini, emang dipenuhi dengan hiasan dan ukiran, seperti pahatan dan ukiran yang berbentuk manusia, tumbuhan, ataupun hewan.

Nah, berikut ini ada beberapa ukiran dan hiasan yang ada di rumah adat Bali, diantaranya yaitu:

1. Keketusan

Keketusan yaitu motif tumbuhan dengan daun lebar dan bunga yang lebar. Hiasan tersebut, biasanya ditempatkan di tempat yang luas.

Jenis dari keketusan cukup beragam, seperti keketusan wangsa, bun-bun, bunga tuwung, dan lain sebagainya.

2. Kekarangan

Kekarangan adalah pahatan yang mempunyai motif karangan, seperti tumbuhan lebat dengan daun yang terurai.

Hiasan tersebut, biasanya dipahatkan di bagian sudut batasan sebelah atas yang juga disebut dengan karang simbar.

3. Pepatran

Pepatran merupakan sebuah hiasan yang mempunyai motif bunga-bungaan.

Contohnya patra sari yang ditempatkan pada bidang sempit laiknya tiang-tiang dan blandar.

Jenis patra lainnya meliputi patra pid-pid, patra pal, patra samblung, patra sulur, dan juga patra ganggong.

Semuanya berbentuk deret memanjang dan dibuat berulang-ulang.


Filosofi Rumah Adat Bali

Filosofi Rumah Adat Bali

Masyarakat Bali mempunyai filosofi tersendiri dalam mendirikan rumah adat Bali.

Filosofi itu, adalah sebuah dinamika didalam kehidupan yang akan tercapai saat ada sebuah hubungan harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan.

  • Pawongan : Merupakan hubungan antar manusia.
  • Palemahan : Merupakan hubungan antara penghuni dan alam.
  • Parahyangan : Merupakan hubungan antara pemilik rumah dengan roh suci atau dewa.

Karena itulah, didalam membuat rumah tradisional Bali harus mempunyai ketiga aspek tersebut yang juga dikenal dengan “Tri Hita Karana”.

Selain itu, rumah adat Bali juga harus penuh dengan dekorasi seperti ukiran, peralatan, dan elemen warna.

Dekorasi tersebut buat masyarakat Bali, mempunyai filosofi khusus yaitu buat mengekspresikan keindahan dan wujud komunikasi dengan alam.


Itulah pembahasan lengkap mengenai beberapa jenis Rumah Adat Bali diatas.

Gimana? Mudah dipahami kan? Semoga bisa membantu dan bermanfaat 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Artikel Terkait

Negara Maju


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
3 Agustus 2023

Negara Berkembang


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Komposisi Penduduk


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
26 Juli 2023