Sulawesi Tengah, menjadi salah satju provinsi yang memiliki wilayah cukup luas dibandingkan provinsi lainnya yang ada di Pulau Sulawesi.
Dengan luas tersebut, kamu bisa menemukan berbagai suku yang cukup beragam sampai budaya yang berbeda juga.
Dari keberagaman budaya itulah, bisa ditemukan juga beberapa pakaian adat dan ciri khasnya masing masing.
Penasaran? Apa aja pakaian adat Sulawesi Tengah itu? Yuk, simak langsung ulasan berikut ini!
1. Pakaian Adat Sulawesi Tengah Suku Kaili
Sebagai suku dengan jumlah mayoritas, Suku Kaili mendiami beberapa daerah yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah.
Suku Kaili tersebut, diketahui mendiami wilayah Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kota Palu.
Jumlahnya yang melebihi dari 20%, menjadikannya sebagai suku yang mampu mewakili provinsi Sulawesi Tengah di kancah nasional.
Salah satu perwakilan yang dimilikinya, yaitu dari segi pakaian adatnya. Pakaian adatnya dibagi menjadi 2 jenis, yaitu buat wanita dan laki laki.
Baju Nggembe, menjadi pakaian adat yang dibuat khusus buat para wanita atau remaja putri.
Pakaian adat tersebut, biasa dikenakan saat menghadiri acara pesta ataupun upacara adat lainnya.
Bentuk baju adatnya tampak unik, dengan bentuk segi empat dan kerah berbentuk bulat.
Pakaian adat dari Suku Kaili ini, bisa dikatakan sebagai blus longgar berlengan panjang sampai ke pinggang.
Pengunaan baju Nggembe tidak akan lengkap, tanpa adanya aksesoris yang mendukungnya.
Aksesoris yang bisa digunakan berupa:
- Anting Panjang (Dali Taroe)
- Kalung Berunyai (Gemo)
- Penutup Dada (Sampo Dada)
- Pending (Pende)
- Gelang Panjang (Ponto Date).
Buat melengkapi pakaian atasannya, masyarakat menggunakan sarung tenun donggala (Bya Sabe Kumbaja).
Nantinya sarung ini akan dikepit di bagian pinggangnya, sedangkan bagian ujungnya dibiarkan terjuntai.
Proses pembuatan kain untuk pakaian adat, membutuhkan berbagai proses dulu. Tahapan pertama, kamu bisa menguliti kayu nunu dan merebusnya di air yang udah mendidih.
Setelah kayu udah masak, silahkan bungkus sampai 3 hari lamanya. Lalu cuci bersih, dan abu dapur buat membersihkan getah yang membandel.
Lalu, pukul kayu pakai alat bernama pola sampai melebar. Kemudian, bahan tersebut disambung satu persatu sampai jadi kain.
2. Pakaian Adat Sulawesi Tengah Suku Mori
Suku Mori merupakan salah satu suku asli dari Sulawesi Tengah yang sekarang mendiami wilayah Kabupaten Morowali Utara.
Masyarakat Suku Mori juga memiliki pakaian adatnya sendiri, dengan dominasi warna merah di seluruh pakaian adatnya.
Nama pakaian adat Sulawesi Tengah dari Suku Mori ini dikenal dengan “Lambu”.
Buat laki-laki Suku Mori, pakaian adat Lambu yang digunakan berupa blus panjang warna merah.
Pakaian adat Lambu tersebut, dihiasi dengan motif rantai warna kuning jadi terlihat begitu indah.
Pada bagian bawahannya, laki-laki Suku Mori menggunakan celana panjang atau salura yang berwarna merah juga.
Sedangkan, aksesoris yang digunakan di pakaian adat Lambu para laki-laki, yaitu:
- Penutup Kepala atau Melpa Bate
- Selempang atau Sambengko
- Metampi Ponal atau Sarung dan Pedang.
Buat perempuan Suku Mori, pakaian adat Lambu yang digunakan juga berupa blus tangan panjang yang berwarna merah.
Pada bagian bawahannya, berupa rok panjang atau hawu yang berwarna sama dan bermotifkan rantai emas.
Sedangkan, aksesoris yang digunakan di pakaian adat Lambu para wanita, yaitu:
- Enu-Enu (Kalung)
- Sinsi (Cincin)
- Pewutu Kusoki (Konde)
- Tole (Anting-Anting)
- Langsonggilo (Tusuk Konde)
- Pasapu (Mahkota).
Pemilihan warna merah, baik pada pakaian adat perempuan dan laki-laki tersebut sebagai simbol keberanian dan kekuatan Suku Mori.
Sebenarnya, selain warna merah ada juga pilihan warna lain yaitu hitam, yang mana memberikan kesan yang elegan dan dipercaya bisa menyerap energi negatif.
3. Pakaian Adat Sulawesi Tengah Suku Toli-Toli
Bermukim di sekitar Kabupaten Toli Toli, Suku ini juga mempunyai pakaian adatnya sendiri seperti Suku lain di Sulawesi Tengah.
Wilayah yang mereka atau Suku Toli-Toli tinggali, menjadi kawasan yang memiliki iklim tropis.
Sehingga, pakaian adat yang dimiliki Suku Toli-Toli ini, memiliki keunikannya tersendiri.
Untuk membuat pakaiannya, masyarakat memanfaatkan dari kulilt kayu ivo (sejenis pohon beringin), dan kulit kayu nunu (pohon beringin).
Dalam pembuatan pakaian adat, masyarakat akan mengambil dari kulit kayu ivo pilihan terbaik. Dengan memakai kulit kayu ivo, pakaian terasa lebih halus dan memiliki kualitas jempolan.
Sedangkan kulit kayu nunu, biasa dipakai sebagai bahan dasar pembuatan pakaian buat dikenakan keseharian. Pembuatan pakaian itu, akan melewati beberapa tahapan yang harus dilalui.
Karena bermukim di daerah tropis, pakaian yang dikenakan akan mengikuti cuaca di lingkunganya.
Pada pakaian adat perempuan, menggunakan blus (badu) yang memiliki lengan pendek dengan tambahan aksen lipatan kecil kecil.
Lipatan itu, akan dihiasi menggunakan manik-manik dan pita berwarna emas.
Blus tersebut akan semakin menarik, dengan dipadukan dengan bawahan berupa celana panjang yang dihiasi pita emas.
Pakaian atasannya, akan ditambahkan dengan ban pinggang yang memiliki warna kuning dan sarung sampai selutut.
Lalu masih ada aksesoris lainnya, yang berupa selendang atau selempang yang nantinya disampirkan di bagian bahu.
Gak sampai disana, masih ada beberapa aksesoris yang dianggap bisa memaksimalkan penampilan wanita suku Toli Toli.
Aksesoris pendukung tersebut terdiri dari kalung, anting antingan, dan gelang yang dibuat menggunakan manik-manik.
Sedangkan,
Buat kaum laki-laki Suku Toli-Toli, akan mengenakan blus yang memiliki lengan panjang.
Pakiannya tersebut memiliki leher tegak, yang dihiasi memakai pita berwarna emas dan juga manik-manik berwarna kuning.
Nantinya, pakaian adat tersebut akan dibadu padankan menggunakan bawahan, berupa celana panjang (puyuka).
Supaya penampilan lebih maksimal, pakaian adat ini akan ditambahkan sarung yang berukuran sampai selutut dan penutup kepala.
Selama upacara adat berlangsung, ada beberapa perhiasan yang biasa digunakan. Perhiasan itu, meliputi daun enau (daun kelapa), yang dikeluarkan lidinya dulu.
Baca juga : Rumah Adat Sulawesi Tengah
Bagian yang tersisa tersebut, akan dianyam buat membentuk seusai keinginan. Masyarakat juga biasa menambahkan kain kulit kayu, dilengkapi denan hiasan yang dibuat secara khusus.
Kedua perhiasan tersebut, nantinya akan digunakan sebagai dekorasi saat upacara adat tertentu berlangsung di Sulawesi Tengah.
4. Pakaian Adat Sulawesi Tengah Suku Saluan
Suku Saluan yaitu suku yang tinggal di wilayah Kabupaten Banggai. Masyarakat Suku Saluan, memiliki julukan khusus yaitu orang “Loinang”.
Dalam hal pakaian adatnya, masyarakat suku Saluan memiliki pakaian khusus yang dipakai buat upacara adat baik berupa upacara adat penyambutan, upacara adat pernikahan, atau upacara adat lainnya.
Buat laki-laki, nama pakaian adat Sulawesi Tengah dari suku Saluan tersebut disebut dengan pakean nu’moane.
Pakaian ini berupa kemeja, lalu buat bawahannya berupa celana yang disebut Koja.
Kemudian, sebagai aksesorisnya para laki-laki Suku Saluan mengenakan sungkup nu’ubak atau penutup kepala dan sarung atau lipa.
Sedangkan,
Nama pakaian adat Sulawesi Tengah dari Suku Saluan buat wanita disebut dengan pakean nu’buone.
Pakean nu’buone merupakan blus yang umumnya berwarna kuning dan dihiasi dengan motif bintang.
Sebagai paduan yang pas, menggunakan bawahan berupa rok panjang yang panjangnya hingga mata kaki yang dikenal dengan manhantan.
Lalu, buat mempercantik tampilan para wanita Saluan, maka digunakan aksesoris seperti kalong atau kalung, salandoeng atau selendang, potto atau gelang, dan sunting atau anting-anting.
Itulah pembahasan lengkap mengenai beberapa Pakaian Adat Sulawesi Tengah. Gimana? Mudah dipahami kan?
Semoga ulasan diatas, menjadi penyemangat buat kamu untuk mencintai budaya tanah air, salah satunya Sulawesi Tengah ini.
Selamat belajar dan semoga bermanfaat 😀