Pakaian Adat Papua

ranggaku 20 Juni 2023

Keuntungan Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat luas, menjadikannya memiliki tradisi, budaya, dan etnis yang beragam.

Salah satunya yaitu Papua, yang merupakan provinsi paling timur di Indonesia dan berbatasan langsung dengan Papua Nugini.

Pulau Irian atau Papua memiliki kultur yang sangat unik, lho.

Baik dari segi tradisi, kebiasaan, bahasa, makanan, rumah adat, sampai pakaian adat yang dikenakan.

Ingin tahu? Apa aja sih, pakaian adat Papua yang unik itu? Yuk, langsung simak aja ulasannya berikut ini!


Pakaian Adat Pria Papua

Pakaian adat untuk laki-laki Papua sangat sederhana, gak banyak aksesoris yang digunakan.

Pakaian adat atau aksesorisnya, terbuat dari bahan-bahan yang bisa didapat dari alam sekitar, baik berasal dari flora atau fauna.

Nah, berikut ini ada beberapa pakaian adat laki-laki Papua, diantaranya yaitu:

1. Pakaian Adat Suku Holim

Pakaian Adat Suku Holim

Setidaknya ada 255 suku asli yang bermukim di provinsi Papua dan Papua Barat. Salah satunya adalah Suku Dani.

Para pria Suku Dani sering menggunakan Pakaian Holim atau sering disebut dengan Koteka.

Fungsi Koteka adalah buat menutupi area kemaluan pria dan pakaian ini normal digunakan.

Suku di Papua lainnya, juga ada yang memakai Koteka walau bentuknya berbeda-beda dan penyebutannya juga bisa berbeda di tiap suku.

Buat beberapa suku, pakaian tradisional ini disebut juga sebagai hilon, bobbe, dan harim.

Terbuat dari kulit labu air, Koteka bisa dikenakan sehari-hari atau saat diselenggarakannya upacara adat.

Cara mengenakan pakaian adat Koteka ini, yaitu dengan diikat ke pinggang dengan tali.

Koteka yang dikenakan sehari-hari ukurannya pendek dan tanpa ukiran.

Sedangkan buat upacara adat, Koteka yang dikenakan biasanya dilengkapi dengan ukiran etnik khas Papua dan ukurannya lebih panjang.

Seiring dengan berjalannya waktu, Koteka mulai jarang dikenakan. Bahkan, penggunaan Koreka dilarang di tempat umum seperti di kendaraan umum atau sekolah.

Pelarangan penggunaan Koteka ini, awalnya menuai pro dan kontra karena gak disertai dengan penjelasan yang tepat dan menyeluruh.

Saat ini, kaum pria lebih banyak mengenakan celana biasa dalam kegiatan sehari-hari.

2. Rok Rumbai Pria

Rok Rumbai Pria

Biasanya, laki-laki di Papua bertelanjang dada dan mengenakan celana yang terbuat dari daun sagu yang dinamakan Rok Rumbai.

Panjang Rok Rumpai Pria ini, umumnya cuma sebatas lutut aja.

Nah, buat melengkapi penampilannya, pria Papua mengenakan aksesoris lain berupa gelang dan kalung yang terbuat dari taring babi atau gigi anjing.

Selain itu, ada juga yang memakai bulu burung cendrawasih. Aksesoris ini, melambangkan kejantanan pria sejati Papua.

Saat ini, sebelum mengenakan Rok Rumbai, pria Papua biasanya memakai celana pendek dulu, lalu bagian luarnya memakai celana Rumbai.

3. Rumbai Kepala

Rumbai Kepala

Kemudian, buat hiasan kepala, kaum laki-laki Papua juga mengenakan aksesoris yang terbuat dari bulu burung kasuari berwarna coklat dan bulu kelinci berwarna putih.

Bulu kelinci ada di bagian bawah, sedangkan bulu kasuari yang panjang di bagian atas.

Bentuk dari pakaian adat Rumbai Kepala ini, menyerupai mahkota yang sangat indah.

4. Tas Noken

Tas Noken

Tas Noken merupakan tas yang terbuat dari kulit kayu yang dianyam.

Tas Noken ini, dikenakan masyarakat Papua di belakang punggung, seperti tas ransel. Tas ini, bisa dikenakan oleh pria atau wanita.

Fungsi dari Tas Noken, yaitu buat menyimpan hasil berkebun, seperti sayur-mayur, umbi-umbian, dan juga buah-buahan.

Selain itu, Tas Noken juga bisa digunakan buat menyimpan hasil buruan, seperti burung, kelinci, dan tikus.


Pakaian Adat Wanita Papua

Berikut dibawah ini, ada beberapa pakaian adat wanita Papua yang perlu diketahui, yaitu:

1. Pakaian Sali

Pakaian Sali

Pakaian adat Wanita Papua Sali ini, dikhususkan untuk kaum wanita Papua yang masih lajang.

Pakaian unik ini, terbuat dari bahan kulit pohon. Nah, buat menghasilkan Pakaian Sali yang sempurna, cuma dipilih kulit pohon yang berwarna coklat.

2. Rok Rumbai

Rok Rumbai

Sama seperti Rok Rumbai yang dikenakan kaum laki-laki Papua, Rok Rumbai Wanita juga terbuat dari daun sagu yang udah dikeringkan.

Biasanya, Rok Rumbai ini berukuran lebih panjang, yaitu mencapai lutut atau bahkan dibawah lutut.

Jadi, dulu Rok Rumbai ini cuma dikenakan buat menutupi tubuh bagian bawah.

Tapi, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini dibuat juga atasan buat wanita dari bahan yang sama.

3. Yokai

Yokai

Jadi, kalo wanita lajang Papua memakai Pakaian Sali, maka buat wanita Papua yang udah berkeluarga bisa mengenakan Yokai.

Pakaian adat Yokai ini, khususnya dikenakan di daerah pedalaman Papua Barat.

Yokai tidak diperjualbelikan di toko souvenir atau dimanapun juga, karena pakaian adat Yokai adalah simbol masyarakat Papua.

Makna pakaian adat Yokai ini, adalah kedekatan masyarakat Papua dengan alam.

Pakaian adat Yokai berwarna coklat agak kemerahan dan dikenakan sebagai atasan yang dikombinasikan dengan Rok Rumbai.


Pakaian Adat Papua Modern

Dengan berjalannya waktu, Suku Papua juga memiliki beberapa pakaian adat yang mengikuti perkembangan norma dan aturan.

Biasanya, pakaian adat Papua yang lebih modern cuma dikenakan pada saat Upacara Adat.

NOTE: Pakaian adat Papua ini, bisa diperjualbelikan, tapi ada juga yang tidak diperjualbelikan.

Berikut ini, ada beberapa jenis pakaian adat Papua modern, diantaranya yaitu:

1. Baju Kani Rumput

Baju Kani Rumput

Pakaian Kani Rumput merupakan salah satu pakaian adat Papua modern.

Baju Kani Rumput berasal dari wilayah Sorong Selatan. Baju Kani Rumput bisa dikenakan oleh pria atau wanita.

Sama seperti Rok Rumbia, Baju Kani Rumput juga terbuat dari daun sagu yang udah dikeringkan.

Penggunaan daun sagu juga gak sembarangan, yaitu harus diambil saat air laut sedang pasang. Daun sagu yang dipilih adalah bagian pucuknya.

Setelah dikeringkan, daun sagu kemudian dianyam dengan tangan. Penganyaman ini, memakai kayu sepanjang 1 meter buat mengaitkan ujung tali.

Karena memakai bahan pilihan dan proses pembuatan yang gak mudah, harga Baju Kani Rumput juga cukup tinggi.

Buat rok harganya mencapai Rp 500 ribu. Sedangkan, buat 1 set dengan atasan, harganya mencapai 2 kali lipatnya.

Baju Kani Rumput cuma dikenakan saat upacara adat, misalnya saat pesta mengantar mas kawin.

Baju Kani Rumput tersebut, juga biasa diperjualbelikan buat souvenir atau oleh-oleh khas Papua.

2. Baju Kurung Papua

Baju Kurung Papua

Baju Kurung yaitu baju adat yang mendapat pengaruh dari budaya di luar Papua, dan sekaligus jadi pakaian adat modern Papua.

Baju Kurung khususnya dipakai oleh kaum wanita, terutama yang menetap di sekitar kita Manokwari.

Baju Kurung khas Papua ini terbuat dari kain beludru. Biasanya dilengkapi dengan hiasan berupa rumbai bulu di bagian leher, lengan, atau pinggang.

Baju Kurung biasa dikombinasikan dengan Rok Rumbia dan dikenakan pada acara adat.

Nah, buat mempercantik penampilan, kaum wanita Papua biasa menambahkan aksesoris berupa gelang dan kalung.

Aksesorisnya juga spesial, karena terbuat dari bahan alam, yaitu biji-bijian yang dirangkai dengan benang.

Sedangkan buat melengkapi penampilan, dikenakan juga penutup kepala yang terbuat dari bulu burung kasuari.


Aksesoris Pakaian Adat Papua

Aksesoris Pakaian Adat Papua

Nah, buat melengkapi saat mengenakan pakaian adat Papua, maka dikenakan juga aksesoris yang diperoleh dari alam sekitar, yaitu:

  • Gigi Anjing dan Taring Babi

Gigi anjing dikenakan oleh orang-orang Papua sebagai kalung. Dan, Taring bai dikenakan sabagai tindik pada lubang hidung.

  • Hiasan Rumbai Kepala

Umumnya, kepala suku-suku di Papua dihiasi dengan rumbai-rumbai yang dibentuk seperti mahkota.

Rumbai tersebut, umumnya terbuat dari bulu kelinci dan juga bulu burung kasuari.

  • Tas Noken

Tas noken merupakan tas yang terbuat dari anyamat tumbuhan, yaitu kulit kayu.

Tas Noken ini, bisa dipakai buat berbagai keperluan, seperti menyimpan buah, umbi-umbian, sayur, dan hasil buruan di hutan.

Tas ini biasa dipakai dengan cara diikat di kepala atau diselempangkan. Tas noken populer digunakan oleh suku Asma dengan sebutan Esse.

Baca juga : Keunikan Rumah Adat Papua


Senjata Tradisional Papua

Senjata Tradisional Papua

Penggunakan senjata tradisional di masyarakat Papua sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Senjata tradisional ini, juga digunakan buat melengkapi pakaian adat Papua, diantaranya yaitu:

1. Tombak

Tombak

Tombak yaitu senjata tradisional Papua yang dipakai buat berburu hewan secara jarak jauh.

Senjata ini terbuat dari kayu dan batu yang ujungnya diruncingkan, selain itu ujung tombak juga biasa dibuat dari tulang.

Seiring perkembangan zaman, mata tombak saat ini terbuat dari bahan logam.

Gak jarang, saat berburu mereka memberikan racun di mata tombak untuk membuat hewan buruan lumpuh atau mati.

2. Busur dan Anak Panah

Busur dan Anak Panah

Selain tombak, banyak suku Papua yang memakai busur atau panah buat berburu dan berperang antar suku.

Sama seperti ujung tombang, ujung mata panah sering sekali juga diberi racun supaya memberikan efek lumpuh dan mematikan.

Bahan pembuatan busur yaitu kayu, bambu, dan juga tulang yang diruncingkan.

3. Belati

Belati

Umumnya, Pisau atau Belati Papua terbuat dari tulang burung kasuari yang diasah yang menjadi sangat tajam.

Saat membuat Belati, diberi aksesoris dari bulu burung kasuari dan racun pada ujung belati supaya efektif dipakai saat berburu.

4. Kapak

Kapak

Kapan yaitu senjata tradisional Papua, yang biasanya digunakan untuk bertani, berladang, dan juga berkebun.

Kapak juga digunakan untuk menebas lebatnya hutan Papua, supaya suku-suku di Papua bisa berpindah.

Biasanya, kapak Papua terbuat dari rotan dan mata kapan terbuat dari batu yang ditajamkan.


Itulah pembahasan lengkap mengenai beberapa Pakaian Adat Papua. Gimana? Mudah dipahami kan?

Semoga ulasan diatas, menjadi penyemangat buat kamu untuk mencintai budaya tanah air, salah satunya Papua ini.

Selamat belajar dan semoga bermanfaat 😀

Aditya Rangga

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Artikel Terkait

Negara Maju


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
3 Agustus 2023

Negara Berkembang


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
2 Agustus 2023

Komposisi Penduduk


Warning: Undefined variable $url in /www/wwwroot/cerdika.com/wp-content/themes/gpblogpro/single.php on line 74
Arli
26 Juli 2023