Berbicara tentang kebudayaan di Indonesia, emang tidak ada habisnya.
Salah satunya kebudayaan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu rumah adat Sulawesi Tengah.
Ingin tahu? Apa saja rumah adat Sulawesi Tengah itu? Yuk, simak pembahasannya berikut ini.
1. Rumah Adat Sulawesi Tengah Tambi
Rumah adat Tambi Sulawesi Tengah ini, adalah rumah panggung dan rumah tinggal buat suku Kaili dan suku Lore.
Masyarakat suku Kaili dan Lore, banyak yang menjadikan rumah Tambi sebagai rumah tinggal buat kepala adat yang ada di daerahnya masing-masing.
Secara struktural, rumah adat Tambi dibuat berupa sebuah rumah panggung yang memiliki tiang penyangga struktur yang pendek dan memiliki tinggi gak lebih dari satu meter.
Sengaja dibuat gak menyentuh dengan tanah, agar permukaan didalam rumah gak terlalu lembab dan tetap nyaman pada setiap cuaca yang berbeda.
Tiang penyangga struktur dari rumah Tambi, terbuat dari kayu bonati yang merupakan salah satu jenis dari kayu hutan yang memiliki tekstur kuat dan gak mudah lapuk.
Rumah Adat Sulawesi Tengah Tambi ini, juga memiliki lantai yang terbuat dari papan yang disusun dengan rapat.
Keunikan dari rumah adat Tambi adalah rumah tersebut cuma memiliki satu ruangan aja, yaitu ruang utama.
Meski begitu, ruangan tersebut bisa memiliki fungsi yang beragam dan akan dipakai sesuai dengan fungsi yang ada pada saat itu.
Atap dari rumah Tambi ini, memiliki bentuk seperti prisma dengan sudut kecil pada bagian paling atas jadi rumah akan terlihat tinggi dan seolah menjadikan rumah terlihat lebih besar.
2. Rumah Adat Sulawesi Tengah Souraja
Rumah adat Souraja atau Banua Oge yaitu rumah adat yang berasal dari Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat.
Rumah adat ini pertama kali dibangun pada awal abad ke-19 masehi, atas perintah dari Raja Yodjokodi dan dimanfaatkan sebagai tempat tinggal dari keluarga raja.
Rumah adat Souraja, juga akan dimiliki oleh keluarga yang silih berganti, seiring dengan bergantinya dari Raja di Palu.
Rumah adat ini, adalah bangunan panggung yang memanfaatkan kayu sebagai konstruksi utamanya, lengkap juga dengan paduan arsitektur Bugis dan Kaili.
Rumah adat Souraja, memiliki luas keseluruhan sebesar 32 x 11.5 meter dan memiliki tiang sebanyak 28 buah pada bangunan induknya.
Bangunan induk dari rumah adat Souraja ini juga terbagi menjadi 4 bagian, diantaranya seperti berikut ini:
- Gandaria atau Serambi
Yaitu memiliki fungsi sebagai ruang tunggu buat tamu. Pada bagian depannya, ada anjungan yang dipakai buat tangga.
- Lonta Karavana atau Ruang Depan
Yaitu memiliki fungsi sebagai tempat menerima tamu buat kaum laki-laki dalam pelaksanaan upacara adat.
Tempat tersebut, juga bisa digunakan untuk tempat tidur buat kaum laki-laki.
- Lonta Tatangana atau Ruang Tengah
Ruang ini, dimanfaatkan sebagai tempat musyawarah buat Raja dan tokoh adat lainnya. Ada juga sebuah kamar tidur buat Raja.
- Lonta Rarana atau Ruang Belakang
Yaitu ruangan yang dimanfaatkan sebagai tempat makan bagi Raja dan keluarganya.
Pada ruang belakang ini, juga ada kamar buat wanita dan para gadis, dan bisa jadi tempat buat menerima kehadiran dari kerabat dekat.
Rumah adat Souraja memiliki keunikan, yaitu atapnya yang berbentuk seperti piramida segitiga.
Pada bagian depan dan belakang dari atap tersebut akan ditutup dengan papan yang dihiasi dengan ukiran yang disebut sebagai Panapiri.
Lalu, pada ujung bubungan bagian depan dan belakang juga akan diletakkan mahkota yang mempunyai ukiran atau disebut sebagai Bangko.
3. Rumah Adat Sulawesi Tengah Lobo
Rumah adat Lobo ini, terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Rumah adat tersebut, biasanya dimanfaatkan sebagai tempat buat beristirahat dan bermalam.
Atau, menjadi tempat buat dijalankannya pengadilan seperti sidang adat, upacara dan berbagai bentuk perayaan lainnya.
Struktur dan pembagian bangunan dari rumah adat Lobo, diatur semaksimal mungkin agar bisa menyesuaikan dengan fungsinya yang serbaguna.
Bangunan tersebut, dibuat memiliki zonasi vertikal yang dibagi menjadi tiga bagian berbeda.
Bagian bawah atau dalika pada posisi tengah bangunan dipakai buat masyarakat umum duduk dan mengatur makan dan minum.
Lalu, diatas dalika ada tempat yang disebut sebagai kanavari atau tempat bagi para bangsawan buat duduk.
Pada bagian terakhir, yang ada pada rumah adat Lobo yaitu sebuah dapur mini atau puavhua.
Rumah adat Lobo, juga dibangun dengan memakai tumpuan yang terbuat dari kayu bolanoa yang bundar dan ditumpuk secara melintang.
Susunan kayu tersebut, nantinya buat menentukan keseimbangan dari bangunan.
Lalu, pada setiap pertemuan antara kayu akan diikat kuat memakai tali rotan buat memastikan agar bangunan gak bergerak.
Rumah adat Lobo, sering sekali digunakan sebagai tempat untuk melakukan balai rapat dari tetua adat.
Tapi, rumah Lobo juga masih bisa dipakai sebagai rumah singgah kalo ada warga desa lain yang sedang berkunjung tapi udah terlalu malam buat pulang kembali.
Itulah pembahasan lengkap mengenai beberapa Rumah Adat Sulawesi Tengah. Gimana? Mudah dipahami kan?
Semoga ulasan diatas, menjadi penyemangat buat kamu untuk mencintai budaya tanah air.
Selamat belajar dan semoga bermanfaat 😀